01/03/12

Etiket Pergaulan

Mengapa Bergaul Penting?
Pergaulan pada setiap individu manusia adalah merupakan bagian dari tuntutan kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari dalam masyarakat dari yang kelompok kecil sampai dengan kelompok yang lebih luas. Pergaulan manusia itu sendiri berkembang seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang secara dinamis sesuai perubahan jaman.

Pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain agar di kenal dan mengenal banyak orang. Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya manusia selalu butuh berinteraksi dengan manusia lain dalam kehidupannya, kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan cara bergaul.

Dewasa ini, kata pergaulan seringkali diganti dengan istilah sebutan “gaul” yang kemudian berkembang menjadi warung gaul, cafĂ© gaul. Istilah kata gaul lebih populer dibandingkan dengan kata bergaul atau pergaulan. Gaul tidak hanya mencari kesempatan menemukan orang yang menarik tetapi juga untuk membina hubungan baik yang lebih luas dalam rangka mendapatkan keuntungan apa saja pada semua pihak.

Dalam budaya global saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan seseorang dalam kegiatan kerja dan bisnisnya baik formal maupun informal banyak memanfaatkan hubungan pertemanan yang pastinya berlandaskan kepercayaan. Bahkan hubungan diplomatik juga mengandalkan hubungan pribadi yang tulus dan intensif.

Semua orang, tua-muda, anak-anak, remaja, laki-laki atau perempuan dari berbagai macam latar belakang perlu bergaul. Dengan demikian dibutuhkan keterampilan-keterampilan pergaulan dalam menghadapi berbagai karakter orang dengan berbagai latar belakang. Akan tetapi, satu rahasia kecil terpenting untuk bisa sukses dalam pergaulan yaitu mau membuka diri untuk memasuki setiap kesempatan dan melakukan kontak dengan orang lain. Sekali kita membuka diri, dunia luas terbentang di depan mata untuk bersiap merengkuh banyak kesempatan.


Maanfaat dan Kekuatan Bergaul
  • Bergaul itu salah satu kegiatan penting untuk membina jejaring (network)
  • Hanya dengan bergaul, orang bisa memelihara hubungan
  • Tidak ada pekerjaan yang tidak butuh pergaulan; tidak selamanya harus ada tatap muka, bergaul juga bisa melalui dunia maya.
  • Orang-orang sukses adalah yang jejaringnya sudah matang dan bekerja, terlepas dia tua atau muda.
  • Basa-basi tidak terlalu buruk. Ini bisa menjadi awal untuk memulai hubungan persahabatan.
  • Efek jejaring memang tidak langsung. Semakin lama dan luas semakin besar kemungkinan keuntungan yang kita raih.
  • Lewat gaul, pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman akan terjadi. Ini penting untuk memperkaya wawasan dan memperbaiki penampilan dalam karir.
  • Kartu nama adalah alat yang murah meriah untuk bergaul.
  • Bergaul memang membutuhkan bakat, tetapi membina jejaring bisa dipelajari dan dilakukan dengan teknik dan taktik yang benar.
  • Bergaul memakan waktu, tapi hasil yang akan diperoleh mungkin lebih dari yang diduga.

Hambatan Bergaul
Ada kalanya kita merasa tidak membutuhkan orang lain, misalnya pada saat-saat kita ingin menyendiri, merenung, atau menikmati waktu untuk diri sendiri. Apabila kita merasa tidak membutuhkan orang lain karena kita merasa tidak nyaman melakukan kontak dengan orang, enggan menyapa karena takut ditolak, merasa malu, merasa lega bila orang yang harus disapa menjauh, kita harus waspada bahwa ktia telah masuk dalam ‘zona nyaman’.

Zona nyaman atau confort zone tidak selalu menguntungkan, tetapi merupakan hambatan bagi kelangsungan pergaulan kita. Kita akan jalan di tempat, tidak berani membuka hubungan baru karena kita telah merasa nyaman dalam lingkungan kita yang berakibat kerugian bagi diri kita sendiri.

Menemukan kontak yang sesuai harapan tidak selalu mudah, risiko ditolak, tidak dikenali, tidak diminati memang harus dihadapi. Namun, ingatlah prinsip dalam berinteraksi dengan orang lain. Bila ingin memperoleh sesuatu, kita harus memberi terlebih dahulu. Pergaulan dimulai dengan kondisi saling memberi dan menerima (take and give) selanjutnya, akan tumbuh rasa saling percaya (trust). Jadi keluarlah dari Zona Nyaman Kita dan mulailah dengan menyapa sehingga kita akan mendapat imbalannya.


Memulai Langkah
Terdapat 2 tipe kepribadian dalam pergaulan seperti yang diungkapkan oleh Myers-Briggs (1985) dan Yul Iskandar (2000).
  1. Ekstrovert: orang yang senang bersama orang lain, mudah bergaul, tidak kaku dan canggung dalam pergaulan, senang dalam kegiatan sosial.
  2. Introvert: orang yang cenderung kurang menyenangi bersama orang lain, suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.
Biasanya orang-orang tipe introvert lebih banyak berada dalam comfort zone-nya. Hal ini bukan berarti orang introvert adalah orang-orang yang salah, tetapi akan lebih menguntungkan bila dia bisa membuka diri pada dunia luar. Untuk mengatasi rasa canggung dalam melakukan kontak dengan orang baru, kita bisa mencoba mengikuti tips berikut:
  • Buat sasaran yang lebih konkret. Misalnya pada setiap pertemuan, kita lebih dulu menegur 2 orang yang tak dikenal.
  • Buatlah langkah-langkah kecil. Langkah kecil dapat berupa senyum dan melakukan kontak mata. Ini akan menarik simpati. Orang yang tertarik akan menghampiri dan menegur kita.
  • Mulailah dengan pertanyaan terbuka dan pujian yang tulus.
  • Hafalkan skrip tertentu. Dengan skrip yang khas dan diucapkan dengan lancar, menghindarkan kita dari salah tingkah.
  • Hindari kelompok besar yang sedang berkerumun. Lebih baik memulai percakapan satu lawan satu.

Etiket
Esensi pergaulan adalah membina hubungan baik. Dalam membina hubungan baik tentu ada tata caranya yang dikenal dengan istilah Etiket. Kata Etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette yang berarti aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket mengajarkan kita untuk memelihara hubungan baik, bahkan memikirkan kepentingan dan keinginan orang lain. Pemahaman tentang etiket bisa jadi pengendali langkah yang ampuh, dan membuat kita disegani, dihormati, disenangi, percaya diri, mampu memelihara suasana yang baik di segala lingkungan.

Sebagai manusia, apa pun profesinya, mahasiswa, karyawan, pedagang, pelajar, perlu mempelajari dan memahami tata cara pergaulan atau etiket.

Etiket dalam Berkomunikasi
1. Basa-Basi
Basa-basi digunakan sebagai pembuka percakapan untuk tune in ke dalam pokok permasalahan. Bayangkan bila kita memulai percakapan langsung pada inti persoalan, pasti lawan bicara kita akan mengerutkan kening atau tatapan bingung.
Resep basa-basi
  • Bicarakan apa yang disenangi oleh lawan bicara
  • Cukup dimulai dengan sapaan “hal” atau “selamat pagi” dan sebagainya, dan jangan lupa senyum di bibir
  • Jangan berlebih-lebihan, bisa-bisa kita terkesan cerewet dan bertele-tele.
2. Berkenalan
Yang wajib dilakukan saat berkenalan:
  • Ucapakan nama dengan jelas
  • Lakukan kontak mata, sorot mata menunjukkan niat baik kita
  • Jabatan tangan yang erat menandakan hangatnya pribadi seseorang dan menunjukkan kepercayaan diri yang kuat.
3. Membuat Janji
Bila kita perlu bertemu dengan orang-orang yang sibuk dan banyak kegiatan, kita perlu membuat janji terlebih dahulu. Cara membuat janji melalui telepon, sms atau e-mail dapat dilakukan bila ingin bertemu dengan orang-orang dekat, seperti teman, sahabat, keluarga dan orang yang sudah akrab, termasuk guru dan dosen.

Bila kita ingin menemui seorang pejabat di suatu kantor, biasanya kita dapat membuat janji melalui sekretarisnya dengan konfirmasi kedatangan melalui telepon, atau bentuk tertulis.
Informasi yagn harus ditentukan dalam membuat janji:
  • Waktu pertemuan
  • Tempat pertemuan
4. Membatalkan janji
Janji dapat dibatalkan karena hal-hal yang sangat memaksa. Batalkan janji minimal 1 hari sebelumnya dan sampaikan permintaan maaf serta sebutkan alasan yang masuk akal. Jangan membatalkan janji bila tidak sangat terpaksa. Janji menyangkut masalah kepercayaan dan keseriusan, jangan sampai kepercayaan pada kita luntur.
5. Memakai Ponsel
Ponsel sudah menjadi piranti wajib yang harus dimiliki semua orang saat ini. Kecanggihan teknologi, membuat ponsel bukan saja merupakan alat komunikasi, tetapi juga merupakan agenda yang memuat segala catatan penting kita. Berikut aturan main menggunakan ponsel:
Yang boleh dilakukan:
  • Terapkan sopan santun yang sama seperti menggunakan telepon biasa
  • Perhatikan tempat dan waktu yang sesuai, jangan menggunakan ponsel saat di dalam bioskop atau ketika sedang kuliah atau rapat.
  • Gunakan seperlunya saat di depan umum
  • Gunakan SMS bila kita perlu berkomunikasi tanpa diketahui orang di sekitar kita
  • Manfaatkan fitur ponsel semaksimal mungkin. Banyak waktu yang dapat dihemat dengan menggunakan layanan-layanan yagn didukung oleh penyedia jasa telekomunikasi
  • Cantumkan nama dan identitas kita saat mengirim sms kepada orang yang jarang berhubungan dengan kita
Yang tidak boleh dilakukan:
  • Ngobrol dan bergosip melalui ponsel di depan umum
  • Menghidupkan ponsel saat acara-acara formal. Aktifkan mode getar dan menyingkir dari ruangan bila ada panggilan telepon
  • Pinjam ponsel atau ‘numpang’ terima telepon di ponsel orang lain, kecuali dalam keadaan yang benar-benar darurat.


Etiket dalam Gaya Hidup

Bersikap di Depan Umum
1. Berjalan di trotoar atau tempat yang ramai
  • Saat menyeberang pria menjadi pembuka jalan dan melindungi wanita
  • Biasanya pria berjalan disisi yang melindungi wanita
2. Etika naik turun tangga
Pria naik lebih dulu atau sejajar dengan wanita. Pria juga turun tangga di belakang wanita.
3. Etika keluar masuk lift
  • Tunggu di samping lift, jangan menghalangi orang yang akan keluar dari lift
  • Beri kesempatan orang yang keluar dari lift dahulu sebelum masuk lift
  • Saat masuk lift, wanita terlebih dahulu, pria memegangi pintu lift
  • Segera bergerak merapat ke dinding atau ke belakang saat memasuki lift
  • Bila dekat dengan tombol untuk menentukan tujuan, tanyakan dengan sopan lantai yang akan dituju penumpang lain dan tekankan tombolnya
  • Bila sudah mendekati lantai yang dituju, mendekatlah ke pintu
  • Saat keluar dari lift, wanita keluar lebih dulu, pria memegangi pintu lift
4. Etika berkendaraan di jalan raya
  • Jangan membuang sampat sembarangan
  • Jangan melanggar rambu-rambu lalu lintas
5. Merias Diri di Depan Umum
  • Situasi 1: kesiangan bangun pada hari kerja. Boleh berdandan di dalam kendaraan pribadi, asal jangan saat mengemudi. Boleh berdandan di taksi tetapi hindari berdandan di kendaraan umum.
  • Situasi 2: bepergian jarak jauh dengan kendaraan umum. Saat berada di kereta api, pesawat atau bus antarkonta, kita bisa minta izin pada penumpang di samping kita untuk merapikan diri agar tampil segar, lakukan dengan cepat.
  • Situasi 3: lipstik luntur setelah makan. Pergilah ke toilet atau ke powder room untuk merapikan dandangan kita setelah makan.
6. Antri
Budaya antri di negara ini susah-susah gampang diterapkan. Biasanya antrian dijumpai di tempat-tempat umum, seperti ATM, membayar kasir dan seterusnya. Sekalipun demikian masih saja ada orang yang tidak mau antri dan dengan seenaknya menyerobot antrian. Dalam kondisi ini kita boleh menegur dengan sopan. Risikonya mungkin orang itu lebih galak dari anda dan mengomel atau menganggap kata-kata anda angin lalu. Kalau sudah begitu laporkan saja pada petugas keamanan yang ada, agar petugas yang menangani orang-orang seperti itu. Tunjukkan kalau kita peduli, dahulukan orang sudah tua, atau orang yang benar-benar sakit.
7. Jam Karet
Jam Karet adalah istilah untuk kata terlambat. Masih banyak orang yang punya kebiasaan jam karet. Hilangkan kebiasaan ini pada diri kita agar tidak merugikan diri sendiri.
8. Pinjam-Meminjam
Aturan meminjam
  • Pinjamlah sepengatuan pemiliknya
  • Hindari meminjam barang-barang seperti: ponsel dan mobil kecuali sangat terpaksa
  • Barang yang tidak dipinjamkan adalah: sikat gigi, alat cukur, sisir, bedak, pakaian dalam
9. Merokok
Selain mengganggu lingkungan, pemerintah juga sudah mengeluarkan peraturan anti rokok. Perhatikan aturan-aturan dalam merokok sebagai berikut:
  • Jangan merokok kalau ada tanda dilarang merokok.
  • Berada di ruang ber AC
  • Berada di ruang tunggu
  • Di dalam kendaraan umum, menghargai orang lain
  • Dalam lift
  • Saat hendak bertamu dan memasuki rumah orang lain
  • Ketika ada anak-anak di sekitar kita.
10. Etiket Berbusana
  1. Memadukan Busana. Penuhi 3 syarat utama: sederhana, serasi, sopan.
  2. Aksesori. Aksesori berguna untuk melengkapi dan menghias.
  3. Jeans. Jeans selalu diterima kapan saja kecuali saat semi formal atau formal. Umumnya jeans dikenakan pada saat santai. Kantor-kantor yang bergerak di bidang kreatif, perkebunan, peternakan atau jurnalistik biasanya memperkenankan karyawannya mengenakan jeans. Walau tetap saja ada aturan-aturan pada masing-masing kantor yang harus dipatuhi oleh karyawannya. Dalam acara-acara formal, biasanya jeans tidak menjadi pakaian yang tepat. Acara-acara itu antara lain pesta perkawinan, wisuda, pelantikan seseorang, dan lain-lain.
11. Busana Kerja
Busana kerja harus disesuaikan dengan peraturan dan suasana kantor. Secara umum jenis-jenis busan kerja antara lain:
  • Formal
  • Semi formal
  • Kasual
Dalam menghadapi wawancara pekerjaan pertama kali, sebaiknya tetaplah berpakaian kerja formal. Karena kita belum menjadi bagian dari mereka, sesantai apa pun kantor tersebut.
12. Etika Melamar Pekerjaan
Setelah menyelesaikan sekolah, berarti kita memulai langkah ke dunia baru. Dunia kerja. Agar berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai keinginan kita, berikut seluk beluk melamar pekerjaan.
13. Promosikan Diri
Promosikan diri kita melalui surat lamaran dan CV. Buat Surat Lamaran dan CV yang mengesankan, jujur, dan mencakup semua data diri. Paparkan semua kemampuan dan prestasi kita, tapi jangan berbohong. Cetak surat lamaran dan CV di kertas berkualitas baik, usahakan agar menarik perhatian.
14. Menghadapi Wawancara Kerja
Berikut tips menghadapi wawancara:
  • Datanglah kira-kira 15 menit sebelum waktunya.
  • Kesan pertama penting. Pastikan penampilan kita rapi, bersih dan segar.
  • Masuklah ke ruangan wawancara dengan tenang, bersikap wajar. Tersenyum dan mengucap salam. Jangan duduk sebelum dipersilakan.
  • Perhatikan bahasa tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, posisi dukuk tegak, cara berjalan dengan percaya diri.
  • Cari keterangan mengenai perusahaan, posisi yang ditawarkan dan sebagainya.
  • Jangan malu bertanya bila tidak mengerti pertanyaannya.
  • Saat wawancara selesai, ucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan, dan sampaikan bahwa kita menunggu jawaban mereka. Jabat tangan pewawancara dengan erat sebelum meninggalkan ruangan.
15. Kata-kata yang harus diucapkan dalam pergaulan sehari-hari
  1. Memberi Salam
  2. Meminta maaf
  3. Mengucapkan Terima kasih
  4. Mengucapkan Permisi

Komunikasi Efektif

Mengapa Perlu Komunikasi
Komunikasi efektif sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak bisa dihindari oleh siapapun individu atau kelompok ataupun jumlah yang lebih besar lagi masyarakat dan bahkan negara (pemerintah) antar negara (pemerintah). Hal ini suatu bukti bahwa pada dasarnya semua manusia membutuhkan komunikasi, yaitu proses berbagi makna melalui perilaku verbal (kata-kata) dan nonverbal (non kata-kata) yang melibatkan dua orang atau lebih.
Komunikasi yang dibahas dalam bahan ajaran ini adalah komunikasi efektif sebagai sarana interaksi dinamika untuk tumbuh dan berkembang dalam mencapai suatu tujuan yang dihasilkan secara efektif sehingga tercapai sasaran dan keinginan yang diharapkan kedua belah pihak yang sering dikenal dengan komunikasi efektif dua arah.

Keterampilan komunikasi efektif merupakan dasar utama yang harus dimiliki oleh setiap penyelenggara tugas institusi atau pihak-pihak individu di dalam masyarakat dimanapun dia berada. Mereka dituntut supaya menggunakan kompetensi atau keterampilan berkomunikasi sebagai sarana untuk dapat berinteraksi yang dapat menciptakan saling pengertian yang baik diantara pihak-pihak yang terkait. Sehingga masing-masing pihak memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya serta dapat mencapai apa yang menjadi tujuan masing-masing secara optimal.

Komunikasi efektif memiliki unsur-unsur sebagai berikut, meliputi:
  • adanya ide
  • penyampaian pesan
  • penerima pesan
  • pengertian terhadap isi pesan dari seseorang kepada orang lain
  • tindak lanjut langkah sebagai hasil penerima pesan.

Bila suatu pesan yang dikirimkan seseorang namun tidak dapat diterima atau dimengerti oleh yang lain, maka berarti komunikasi belum terjadi. Berbagai metode komunikasi dengan cara berbicara/verbal, non verbal, tertulis, audiovisual dan sarana elektronik lainnya, dapat digunakan dalam berkomunikasi.

Demikian juga metode ditentukan oleh pertimbangan pesan yang akan disampaikan, seperti sasaran yang akan dituju, bilamana, dimana, kepada siapa dan bagaimana, secara umum, pesan yang faktual, opini atau emosi yang dimunculkan. Adapun lalu lintas komunikasi terjadi dalam interaksi yang tidak hanya satu arah. Saluran komunikasi yang dipakai bisa formal atau non formal, namun pesan tetap harus disampaikan. Makin meningkatnya komunikasi formal makin harus meningkat pula komunikasi informal.

Pada komunikasi efektif, proses penyampaian pesan harus dimengerti oleh pihak yang dikirimi pesan serta ditindaklanjuti, selanjutnya bentuk pesan yang disampaikan secara formal tentang pernyataan dan fakta serta alasan didukung oleh penjelasan dan interpretasi informal.
Menurut Albert Mahrabiyan dari Universitas California Los Angeles (UCLA), ada 3 unsur dalam pesan:
  1. Pelafalan: berhubungan dengan kata-kata dan kalimat
  2. Fonetik: aksen suara dan cara mengucapkan kata-kata tanpa ada hubungannya dengan makna kata
  3. Visi: apa yang dilihat seseorang pada pembicara
Pada kondisi normal, apabila pesan datang dengan jelas dan tidak kontradiktif, maka tingkat kredibilitasnya atau kepercayaannya akan naik. Tetapi jika pesan datang dengan kacau dan kontradiktif diantara ketiga unsur diatas, maka tingkat kredibilitasnya sebagai berikut: Pelafalan 7%; fonetik 38%; dan visi 55%. Hal ini menunjukkan manusia lebih mempercayai apa yang dia lihat daripada yang dia dengar.


Cara-cara Berkomunikasi
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi, antara lain:

1. Bahasa Tubuh (Gesture)
Gerak tubuh dapat mengirimkan pesan kepada orang lain. Bahasa tubuh yang mencakup: ekspresi wajah, cara berjalan, cara duduk, cara berdiri, posisi tangan, kaki, kepala dan lain-lain, adalah salah satu bentuk komunikasi sehari-hari yang berperan besar dalam proses interaksi manusia dengan lingkunga. Orang lebih memperhatikan bagaimana kita menyampaikan informasi melalui bahasa tubuh, dibandingkan sekedar kata-kata yang kita ucapkan. Mengingat bahasa tubuh berperan besar dalam proses interaksi dan komunikasi, kita harus menampilkan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi, agar tidak terjadi mis-komunikasi.

2. Cara Bicara
Cara bicara mempengaruhi bagaimana orang menerima isi pembicaraan kita. Cara bicara menyangkut masalah teknis, seperti:
  • Volume suara: usahakan bicara dengan volume yang nyaman untuk telinga orang lain. Bila terlalu keras orang akan terganggu, (bisa-bisa marah karena merasa dianggap tuli), bila terlalu kecil orang sulit menangkap (mendengar) apa yang kita bicarakan).
  • Tempo bicara. Tempo bicara yang terlalu cepat menyebabkan orang sulit mengikuti, sedangkan tempo yang terlalu lambat membuat orang tidak sabar. Tempo yang stabil membuat pendengar bosan. Atur tempo sedemikian rupa sesuai dengan isi pembicaraan. Variasi tempo membantu menjelaskan isi cerita. Jangan lupa ‘eye contact’, tatap lawan bicara.
  • Nada bicara atau intonasi. Intonasi berpengaruh sebesar 40% terhadap komunikasi. Salah intonasi dapat menyebabkan salah interpretasi. Nada bicara yang tinggi menandakan orang yang sedang marah, nada yang rendah dapat diinterpretasikan sebagai pemalu atau penakut. Atur nada dan variasikan intonasi secara proporsional. Kontrol emosi saat bicara karena emosi mempengaruhi intonasi. Intonasi dapat membantu memberi penekanan-penekanan pada isi pembicaraan yang penting.

3. Gaya Bicara

Setiap orang memiliki gaya bicara yang berbeda-beda. Gaya bicara orang dewasa berbeda dengan gaya bicara anak muda. Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa kita berbicara. Berbicara dengan teman sebaya tidak perlu terlalu formal, sedangkan berbicara dengan orang yang lebih tua perlu menggunakan gaya yang lebih formal dan sopan. Hindari gaya bicara yang menggurui, berbelit-belit, membosankan karena selalu mengulang topik yang sama, tidak membumi (sok cool), kekanak-kanakan, menguasai pembicaraan. Perlu dikenali posisi kita sebagai komunikator, apakah sedang dalam posisi sebagai pembawa atau penerima pesan. Oleh karena itu berbicara sebaiknya bergantian, jangan memotong pembicaraan atau tidak memperhatikan isi pembicaraan. Terakhir jadilah diri sendiri.

4. Bahasa Lisan
Bahasa lisan adalah alat komunikasi verbal yang paling mudah dan banyak digunakan. Terdapat beragam bahasa di dunia ini sama dengan beragamnya bangsa-bangsa di dunia. Menyesuaikan bahasa yang digunakan dengna lingkungan tempat kita berada akan memudahkan terjalinnya komunikasi dengan orang-orang di tempat tersebut.


Komunikasi Efektif
Untuk mencapai komunikasi efektif, berikut ini terdapat beberap tehnik yang harus diperhatikan:

Komunikasi dua arah

Dalam komunikasi dua arah terdapat dua peran, yaitu pembawa pesan dan penerima pesan. Ada pihak yang berbicara dan ada pihak yang mendengar. Berikut tip bagaimana berbicara dan bagaimana mendengar dengan efektif.

Berbicara
Berbicara adalah sarana terpenting untuk berhubungan dengan orang lain dan memberi pengaruh kepada mereka. Berbicara adalah keahlian yang sangat mahal, membutuhkan latihan utnuk mahir berbicara.
Berikut kiat-kiat yang harus diperhatikan saat berbicara:
  1. Tujuan pembicaraan yang terfokus
  2. Jiwai tujuan
  3. Memperhatikan latar belakang pendengar
  4. Penggunaan ungkapan atau istilah sesuai dengan situasi
  5. Penggunaan contoh-contoh, kisah-kisah atau peristiwa-peristiwa
  6. Memperhatikan waktu dalam berbicara
  7. Memperhatikan pengaturan volume suara, intonasi, gerak tubuh
  8. Lengkapi informasi
  9. Peka terhadap pendengar
  10. Selipkan humor.

Memulai Percakapan
Percakapan adalah cara komunikasi verbal yang paling umum dan mudah dilaksanakan oleh dua orang atau lebih. Sebagai manusia kita membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi. Bahkan di tempat umum yang asing pun kita tidak bisa menghindari percakapan dengan orang lain, entah itu hanya menanyakan waktu, arah ataupun berbicara dengan penjaga toko. Dalam berinteraksi dengan orang lain, perlu diingat bahwa tindakan kita terhadap orang lain akan membawa reaksi yang sama pada kita. Jika kita baik pada mereka, mereka akan baik pada kita. Jika kita santun pada orang lain, mereka akan santun pada kita. Kesimpulannya, jika kita ingin memperoleh, maka kita harus terlebih dulu memberi. Untuk memulai percakapan dengan orang asing kita harus membuat lawan bicara menjadi orang yang paling di seluruh dunia.

Mendengar
Menurut Olliver Wendell Holmes, mampu mendengarkan orang lain dengan sikap simpatik dan penuh pengertian mungkin merupakan mekanisme paling efektif untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain dan menjalin persahabatan abadi.
Mendengarkan ternyata tidak mudah. Banyak dari kita yang tidak tahu bagaimana mendengarkan. Berikut ini akan dibahas gaya mendengarkan yang buruk, manfaat mendengarkan dan seni mendengarkan.

Gaya mendengarkan yang buruk
  • Mengawang-ngawang. Bila seseorang berbicara kepada kita tetapi kita tidak menggubrisnya karena pikiran kita sedang melamun.
  • Pura-pura mendengarkan. Kita tetap tidak memperhatikan lawan bicara kita, tetapi setidaknya pura-pura mendengarkan dengan melontarkan komentar-komentar seperti “ya sih”, “hebat”, “kedengarannya boleh jugaa”.
  • Mendengarkan secara selektif. Kita memperhatikan hanya bagian percakapan yang menarik bagi kita saja.
  • Mendengarkan kata per kata. Kita sungguh-sungguh mendengarkan tetapi hanya kata-katanya saja, bukan bahasa tubuhnya, perasaannya, atau makna sesungguhnya di balik kata-kata tersebut.
  • Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri. Bila kita bicara hanya memandang dari sudut pandang diri sendiri. Kita tidak berusaha memahami perasaan lawan bicara, tetapi menuntut mereka untuk menyelami perasaan kita. Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri ibarat persaingan. Contoh: “Menurutmu harimu sial ya? Itu sih belum apa-apa. Kamu belum tahu sih apa yang terjadi padaku”.

Bila kita mendengarkan dari sudut pandang kita sendiri, biasanya kita menanggapi dengan gaya menghakimi, menasehati atau menggali.
  • Menghakimi. Kita mendengarkan tetapi kita menghakiminya (di dalam hati). Orang tidak suka dihakimi, orang ingin didengarkan.
  • Menasihati. Kadang orang tidak membutuhkan nasihat, tetapi hanya ingin didengar.
  • Menggali. Orang tua sering melakukan gaya komunikasi ‘menggali’ ini kepada anaknya. Biasanya ibu berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada hidup anak remajanya. Tak seorangpun suka diinterogasi. Kalau kita terlalu banyak bertanya dan tidak ditanggapi, mungkin kita terlalu menggali.

Manfaat mendengarkan
  1. Mendengarkan membuat kita pandai. Memberi tempat cukup penting untuk mendengarkan apa yang lawan bicara kita bicarakan dengan penuh perhatian, meyakinkan mereka bahwa kita adalah orang yang cukup cerdas.
  2. Orang akan mengatakan kepada kita apa yang mereka inginkan kalau kita bersedia mendengarkan. Komunikasi yang baik harus terjadi dua arah, ada yang memberi dan ada yang menerima, ada tindakan ada respons. Jika kita tidak tahu apa yang orang lain inginkan, bagaimana perasaan mereka, apa kebutuhan mereka, kita tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Untuk itu kita perlu menjadi pendengar.
  3. Terhindar dari banyak bicara yang mengakibatkan membuka rahasia kita sendiri. Ada situasi dimana sebaiknya kita tidak mengungkapkan maksud kita terlalu dini, kita perlu mengetahui pendapat orang lain terlebih dahulu. Strategi terbaik pertama-tama mengetahui apa yang diketahui orang lain, apa yang mereka terima sebelum kita mengungkapkan maksud kita.
  4. Membantu mengatasi fokus berlebihan terhadap diri sendiri. Saat kita mendengarkan, fokuskan perhatian pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Kita akan banyak menerima informasi tentang pendapat mereka. Bila kita terlalu berfokus pada diri sendiri, menandakan kita tidak memberi perhatian yang cukup pada lawan bicara dan pembicara merasa sia-sia karena pesannya tidak tersampaikan. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.
  5. Mengetahui dan memahami apa yang diinginkan orang, apa yang mereka butuhkan, dan siapa diri mereka, supaya kita bisa berkomunikasi dengan mereka secara efektif.
  6. Menyenangkan orang karena mereka mendapat perhatian. Dalam mendengarkan kita harus memberi perhatian dengan seksama, simpatik, sabar, karena dengan demikian kita meningkatkan harga diri mereka. Setiap orang merasa mereka memiliki sesuatu yang layak dibicarakan.

Seni mendengarkan
  • Tatap mata orang yang berbicara
  • Tunjukkan minat pada apa yang mereka bicarakan
  • Condongkan badan ke arah orang itu
  • Gunakan umpan balik agar ia tetap bicara
  • Ajukan pertanyaan bila perlu
  • Cobalah bersikap seperti cermin

Mendengar yang tidak terucapkan
Pembicara tidak selalu mengungkapkan semua pikirannya dalam kata-kata kepada kita. Perhatikan perubahan nada dan volume suaranya. Kadang-kadang kita menemukan arti yang bertentangan dengan kata-kata yang diucapkannya. Perhatikan juga ekspresi wajah, sopan santun, gerak gerik, gerakan mata dan tubuhnya. Untuk menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan sepenuh hati kita harus menggunakan lebih dari sekedar telinga.

Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan kita pada orang lain, tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Artinya kita dapat mengungkapkan keinginan secara langsung, to the point tetapi dengan cara yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Perhatikan bahasa tubuh, cara, gaya dan nada bicara saat menyampaikan keinginanmu. Mampu menyampaikan pesan secara tepat dengan cara yang enak, menjaga hubungan harmonis kita dengan lingkungan.

Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain, tanpa iku terhanyut di dalamnya. Dengan empati, kita melihat sudut pandang orang lain secara lebih obyektif. Jadi kita bisa lebih peka untuk memahami kebutuhan, pikiran, perasaan orang lain. Kita juga tidak seenaknya menghakimi orang.

Mengembangkan Kepemimpinan

Setiap Kita Adalah Pemimpin
Kata kepimpinan dalam teori-teori kepemimpinan biasa juga disebut dengan leadership. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan organ tubuh dan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti keinginan dalam mencapai tujuan organisasi. Jadi Kepemimpinan adalah cara menggerakan bagian diri kita dan orang lain untuk mencapai tujuan denga penuh pengertian, dan kesadaran dan senang hati. Menjadi pemimpin harus selalu berusaha dan berbuat yang baik dan menghindarkan kejahatan dan kejelekan.

Boleh jadi bahwa setiap diri kita adalah pemimpin, minimal pemimpin untuk diri kita sendiri. Sebagai wujud nyata bahwa kita adalah sebagai pemimpin adalah ketika kita menjadi kepala keluarga dalam rumah tangga yaitu seorang ayah atau suami yang memegang tanggung jawab dalam memimpin istri dan anak-anaknya bila dilihat secara mikro. Bagi seorang pemimpin agama di sebutnya sebagai Imam yang merupakan pemimpin buat umatnya.

Pemimpin dalam skala yang lebih luas dalam dunia bisnis perusahaan disebutnya sebagai Supervisor sampai dengan tingkat lebih tinggi lagi yaitu Manager, Direktur dan Direktur Utama. Pemimpin dalam birokrasi mulai dari tingkat paling bawah yaitu Lurah/Kepala Desa sampai tingkat menengah Camat, Bupati/Walikota hingga tingkat yang lebih tinggi yaitu Gubernur sampai dengan Presiden dan sebagainya.

Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa mengembangkan kepemimpinan harus pula mengembangkan manajemen kepemimpinan. Seorang pemimpin akan mampu melaksanakan tugasnya secara baik bila menerapkan dan mengembangkan kepemimpinannya yang berprinsip.

Kepemimpinan berprinsip adalah suatu gagasan alternatif yang ditawarkan kepada para pemimpin untuk mengatasi problem-problem manajerial. Dalam hal ini lebih menitik beratkan pada perbaikan perilaku manusia yang berada di belakang kemudi organisasi.
Kepemimpinan berprinsip mempunyai ciri-ciri yang berorientasi kepada pembangunan dan kebersamaan. Orientasi pembangunan diterapkan ke dalam pembangunan diri dan kelompok yang lebih luas lagi yaitu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk selalu belajar, memperbaiki karakter dan mengarahkan visi dan misi ke depan. Sementara orientasi kebersamaan diwujudkan dalam sikap toleransi, sinergi dan pelibatan staf dan karyawan maupun mitra kerja di dalam pemecahan masalah-masalah yang ada. Orientasi pengembangan kepemimpinan merupakan hal yang amat positif sebagai landasan perjuangan suatu organisasi apapun.


Sifat Seorang Pemimpin
Menjadi pemimpin tidak dapat dengan tiba-tiba tetapi harus melalui proses, dimulai dengan belajar, adalah cara menjadi pemimpin yang baik. Kita harus mempelajari apa saja sifat kepemimpinan dan tanggung jawab pemimpin, dan cara memperoleh kepemimpinan yang baik.

Berikut adalah sifat-sifat yang secara umum berguna bagi pemimpin agar kita bisa belajar memahami dan mulai mempraktekkan diri sebagai pemimpin untuk bekal sebagai calon pemimpin di masa depan.

1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Seorang pemimpin harus menerima tanggung jawab. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang dipunyai dan mengetahui setiap risiko dari setiap pekerjaan. Seorang mahasiswa harus menerima tanggung jawabnya dengan mengikuti kuliah dengan baik, tidak bolos dan mengerjakan tugas dan ujian dan mengikuti peraturan lainnya. Seorang pemimpin perusahaan dan pemerintahan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya. Apabila berhasil, kehormatan diperoleh. Tapi bila gagal kita tidak perlu mencari kambing hitam. Kegagalan harus dijadikan evaluasi. Kita harus belajar menjadi pemimpin yang tidak pernah mengulang kesalahan yang sama.

2. Mencapai tujuan yang realistis
Seorang pemimpin dalam menetapkan tujuan harus wajar dan dapat dilaksanakan, yaitu keinginan tersebut masih dalam kemampuan untuk dilaksanakan. Keinginan yang muluk dan terlalu tinggi akan sulit dicapai dan dapat menimbulkan stress dan frustasi. Kita harus membuat tujuan yang realistis, dapat dicapai dan terus ditingkatkan.

3. Bekerja keras dan bekerja cerdas
Seorang pemimpin harus bekerja keras dan rajin. Pemimpin menjadi contoh, apabila dia malas, sering telat, maka anak buahnya akan mengikuti. Bagi pemimpin, bekerja keras tidak cukup. Seorang pemimpin juga harus bekerja dengan cerdas yaitu bekerja dengan strategi dan otak bukan dengan otot saja. Untuk dapat bekerja dengan cerdas, seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan penguasaan teknologi yang cukup atau di atas rata-rata.

4. Bersikap obyektif
Seorang pemimpin harus bersikap obyektif yaitu mengambil keputusan berdasarkan fakta, dan data serta rasional dan bukan emosional dan bias. Seorang pemimpin tidak boleh gampang marah dan pilih kasih, memihak salah satu dan lain-lain. Hal ini penting bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus mengayomi seluruh anak buahnya, dan harus menempatkan setiap anak buahnya dalan kedudukan yang sama. Pemimpin harus mempunyai alat ukur yang sama untuk menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap anak buahnya dan tidak menggunakan standar ganda.

5. Dapat menentukan skala prioritas
Kita mengetahui bahwa apa yang kita miliki sangat terbatas, dan keinginan kita tidak terbatas. Oleh sebab itu, kita harus menentukan prioritas. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua keinginan dapat dilaksanakan. Yang terpenting dari seorang pemimpin adalah dapat membuat keputusan yang dapat diterima semua pihak. Bagaimana membuat skala prioritas, yaitu yang terpenting bagi organisasi dalam jangka panjang.

6. Kemampuan untuk komunikasi
Seorang pemimpin mencapai tujuan melalui orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemberian informasi, perintah atau permintaan harus dapat dimengerti dengan baik oleh orang lain. Seorang pemimpin harus dapat menyampaikan gagasannya kepada orang lain dengan jelas baik lewat tulisan, ucapan atau perbuatan. Ada beberapa hal yang dapat diusahakan seorang pemimpin agar dapat berkomunikasi dengan efektif, yaitu: memahami pesan yang akan disampaikan, mencoba berpikir dari sudut penerima, menyampaikan informasi bertahap, menyampaikan konfirmasi apakah yang dipahami sama denga yang disampaikan.

7. Berorientasi ke masa depan
Seorang pemimpin tidak boleh hanya berorientasi jangka pendek tetapi harus berpikir jangka panjang, berpikir bagaimana kondisi untuk 5-10 tahun mendatang. Seorang pemimpin dengan menggunakan data dan fakta dapat memprediksi keadaan masa mendatang, dan untuk menang, seorang pemimpin harus mempersiapkannya dari sekarang.

8. Mampu membimbing
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat untuk membimbing dan mengarahkan anak buah. Keterampilan ini sangat dibutuhkan karena kemampuan anak buah dan masalah yang dihadapi berbeda-beda. Kemampuan membimbing dan mengarahkan perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga setiap anak buah mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai. Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan motivasi kepada anak buahnya sehingga anak buahnya ingin bekerja keras setiap hari.

9. Berlaku secara bijak dengan kekuasaan
Banyak pemimpin besar yang akhirnya jatuh karena tidak bijak menggunakan kekuasaan. Kekuasaan yang besar cenderung sewenang-wenang dan korup. Inilah awal keruntuhan dari kepemimpinan Apabila kita ingin menjadi orang sukses, sudah sepantasnya, kita mengendalikan nafsu untuk tidak sewenang-wenang dan korup dengan cara memulai belajar dengan bijak terhadap kekuasaan pada diri sendiri dan organisasi.

10. Mempunyai kepribadian yang kuat, jujur dan kompeten
Seorang pemimpin tidak boleh lemah dan sakit-sakitan. Seorang pemimpin juga harus jujur dan mempunyai kompetensi yang mumpuni. Seorang pemimpin yang lemah, tidak kompeten, tidak jujur akan hancur dan dipandang sebelah mata oleh anak buah. Seorang pemimpin harus mempunyai kehormatan di mata anak buah dengan menjadi pemimpin yang kompeten, jujur dan kuat.


Tanggungjawab Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, setiap pemimpin harus mengetahui apa tanggung jawabnya. Berikut ini beberapa tanggung jawab seorang pemimpin:
1. Membuat keputusan
Tanggung jawab seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan pada umumnya berjenjang, keputusan yang bersifat operasional pada manajemen tingkat bawah, keputusan untuk menentukan cara mencapai tujuan pada manjemen tingkat menengah dan keputusan yang bersifat strategis pada manajemen tingkat atas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus berdasarkan fakta dan data. Keputusan juta didasarkan pertimbangan yang logis dan rasional serta tidak emosional dan bias. Keputusan juga bersifat realistis sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai.

2. Membagi pekerjaan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk membagi pekerjaan kepada setiap orang yang berprinsip pada keadilan, tidak ada yang berat atau terlalu ringan. Pembagian pekerjaan harus jelas antara satu orang dan orang lain, jangan sampai tumpang tindih berdasarkan kemampuan pendidikan seseorang maupun kompetensinya.

3. Memastikan pencapaian tujuan
Pemimpin harus memastikan bahwa pekerjaan setiap orang sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk itu, seorang pemimpin harus memberikan pengawasan terhadap setiap anak buahnya yang berbentuk laporan kegiatan atau inspeksi ke setiap orang atau bagian. Setelah melakukan pengawasan, maka hasilnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan, apabila ada hal-hal yang belum berhasil.

4. Memberikan kepuasaan terhadap bawahannya
Setiap pemimpin harus memberikan kepuasaan kepada bawahan. Bawahan yang tidak puas, tidak akan bekerja dengan tenang, dan hasilnya tidak akan memuaskan ataus maksimal. Untuk itu, seorang pemimpin harus melakukan pengukuran terhadap kepuasan bawahan. Apa saja yang belum puas terus dilakukan perbaikan secara berkelanjutan dan bertahap.

5. Memberikan prasarana dan sarana
Untuk mencapai tujuan, bawahan membutuhkan sarana dan prasarana dalam bekerja. Sarana dan prasarana merupakan hal penting dalam menyelesaikan pekerjaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab pemimpin menyediakan fasilitas yang cukup kepada bawahan supaya dapat bekerja optimal.

6. Mengkomunikasikan harapan kepada bawahan
Seringkali antara bawahan dan atasan ada celah informasi. Seorang bawahan hanya bekerja tanpa mengetahui untuk apa mereka bekerja. Informasi ini penting bagi bawahan. Dengan mengetahui tujuan dan pekerjaan, setiap bawahan akan mengetahui perannya dalam organisasi. Karena mengetahui perannya, ada dorongan dan motivasi bekerja karena mereka tahu pentingnya mereka bagi perusahaan. Oleh sebab itu, komunikasi tentang harapan ini perlu dikembangkan.

7. Mengembangkan partisipasi karyawan
Faktor motivasi dan peran serta seluruh anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan organisasi. Organisasi yang berhasil biasanya mempunyai partisipasi anggota yang tinggi. Organisasi yang aktif anggotanya akan lebih berhasil dibandingkan yang pasif. Oleh sebab itu, peran penting dari pemimpin adalah membangun partisipasi setiap anggota.

8. Menilai hasil pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
Orang bekerja membutuhkan penghargaan. Penilaian pekerjaan adalah penting, agar orang yang bekerja keras diberikan penghormatan dan orang yang malas bekerja mendapatkan sanksi. Apabila dalam pekerjaan orang malas dan rajin disamakan, orang yang rajin akan cenderung menjadi malas. Penilaian pekerjaan dapat diberikan berkala, tahunan-semesteran bahkan bulanan kemudian hasilnya dikomunikasikan. Bagi yang berhasil diberikan penghargaan seperti promosi jabatan, kenaikan gaji dan sebagainya. Bagi yang tidak berhasil diberikan motivasi untuk bekerja lebih keras, diberikan bimbingan, diberikan pelatihan. Dengan demikian setiap orang akan bekerja dengan maksimal.

9. Menunjukkan perhatian kepada para bawahan
Seorang pemimpin sepantasnya memberikan perhatian kepada bawahannya. Bawahan tidak hanya menuntut gaji dan upah, tetapi juga perhatian dari atasan sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dengan baik.

10. Memberikan kompensasi sesuai dengan hasilnya
Setiap orang bekerja tentunya mengharapkan kompensasi upah. Seorang pemimpin mempunyai tugas untuk memastikan bahwa upah bawahan dibayar tepat waktu dan sesuai dengan prestasi kerja masing-masing. Seorang pemimpin harus memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan ketentuan undang-undang yang berlaku seperti UMP (upa minimum propinsi). Upah yang terlalu kecil atau di bawah kebutuhan akan menyebabkan rasa tidak tenang dan menganggu produktivitas. Memberikan gaji yang cukup merupakan salah satu kunci pemimpin yang sukses dalam menggerakkan anak buah. ***

Kemampuan Adaptasi

Kenapa Kita Mengikuti Perubahan
Hidup manusia akan selalu berubah. Dalam perjalanannya pasti ada sesuatu yang berubah, baik lingkungan maupun diri kita. Setiap detik kita berubah. Banyak perubahan yang terjadi di dunia ini. Semua hal berubah; semua masalah berkembang. Zaman berubah, pemikiran berubah, teknologi berubah. Cara orang berbicara berubah, sarana komunikasi berubah, makanan berubah, model mobil berubah, rumah berubah, furniture berubah, cara berdandan berubah, hiburan berubah, transportasi berubah, dan model berubah. Apakah yang pasti? Perubahan itu sendiri.

Teknologi mengubah segalanya, mengubah mobilitas manusia, jangkauan, wawasan, cara berkomunikasi. Kalau perubahan dapat dikelola dengan baik, ia akan memberikan kesejahteraan. Karakteristik perubahan itu dapat dibedakan menjadi:
  • Perubahan begitu misterius karena tidak dapat dipegang. Ia bahkan dapat memukul balik seakan tak tahu balas budi. Banyak tokoh nasional yang berkuasa karena perubahan, tapi juga diturunkan karena perubahan.
  • Perubahan terjadi setiap saat. Oleh karena itu, perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil dilakukan seseorang maka akan terjadi pula perubahan-perubahan lainnya.

Menyiapkan Diri dalam Perubahan: Dunia Kerja Berubah
Dalam pidatonya, miliarder Microsoft Bill Gates, mengatakan bahwa kita sedang berada di era the economic of speed. Siapa yang cepat, dialah yang akan mendapatkan kesempatan yang pertama. Namun, kesempatan ini pun harus dipergunakan dengan bijak karena jika tidak, akan ada banyak orang berbaris siap untuk menggantikan. Inilah bisnis masa sekarang. Kondisi ini membuat bisnis sekarang ditantang untuk lebih fleksibel, lebih gampang beradaptasi serta menjadi organisasi pembelajar yang selalu siap untuk belajar terhadap hal-hal yang baru.

Di era 80-an, dunia kerja masih menitik beratkan pada loyalitas, salah satu upaya untuk menjaga dan mempertahankan karyawan-karyawannya. Secara tidak sadar, perusahaan hingga era tersebut memiliki semboyan: sebagai perusahaan, kita harus menghargai karyawan yang telah setia dan loyal pada perusahaan. Oleh karena itu, kita akan menjaga dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya bagi karyawan yang loyal. Pada masa tersebut karyawan masih “ tanpa syarat”, apalagi jika karyawannya telah mengabdi lama dan setia.

Di era 2000-an, dunia kerja telah berubah sejalan dengan tuntuntan bisnis yang berubah dengan cepat. Akhirnya kredo perusahaan yang dulunya seakan-akan tanpa syarat, berubah menjadi perusahaan yang tidak lagi melihat loyalitas sebagai sesuatu yang perlu dibanggakan. Mereka lebih membanggakan karyawan yang selalu berkontribusi. Cinta yang dulu tanpa syarat, sekarang menjadi bersyarat.

Berbagai suasana dinamis seperti di atas harus ditambah lagi dengan ketidakpastian yang harus dihadapi perusahaan di masa depan. Apa yang mereka rencanakan walau dengan perhitungan yang matang, belum tentu akan sesuai harapan. Ketidakpastian ini muncul dari dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi misalnya peraturan yang dikeluarkan pemerintah, dahulu ada proteksi yang diberikan kepada produksi tertentu, sekarang tidak ada lagi; ada penemuan teknologi tertentu yang membuat proses peniruan produk menjadi mudah sehingga produk perusahaan itu tidak lagi eksklusif, dan seterusnya.

Hal-hal tersebut menuntut perusahaan untuk memiliki penyesuaian yang tinggi di saat yang sama tetap bertindak efisien; artinya banyak aspek internal yang terpaksa menyesuaikan. Mereka dipaksa untuk melakukan perampingan, penyesuaian ukuran organisasi, menghapuskan jenjang-jenjang yang tidak perlu, mengubah pendekatan tim pada karyawannya, dan terus memperbaharui proses kerja. Mereka juga harus jeli dalam penggunaan teknologi dan model bisnis yang baru, baik itu urusan produksinya, pemasarannya, hubungan dengan berbagai pihak, sampai perkara administrasi.

Semua tuntutan di atas, baik tuntutan eksternal dan perubahan-perubahan internal organisasi berdampak pada tuntutan yang mereka ajukan kepada para mahasiswa saat mereka lulus. Mahasiswa harus siap bergelut dengan dinamika tersebut dan berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkannya. Perusahaan tidak menginginkan karyawan yang setiap saat harus dituntun dan dibimbing. Perusahaan menuntut orang yang berinisiatif untuk belajar dan mampu dengan cepat mempelajari hal-hal baru dan mampu berpartisipas sesuai dengan perannya sendiri-sendiri. Perusahaan punya harapan yang tinggi pada lulusan perguruan tinggi, sebagai calon karyawan, dapat berperan menghadapi tantangan perusahaan.


Mengelola Perubahan: Ubah Tujuan dan Sikap Anda
Banyak masyarakat kita yang menganut paham “berubah kalau sudah kritis”, dimana mereka baru mau berubah jika situasi yang dihadapinya sudah sangat buruk, parah atau krisis. Contohnya, banjir yang berulang-ulang terjadi setiap tahun dengan pola yang sama tetapi masyarakat belum mau berubah dengan membenahi hal-hal yang menyebabkan banjir. Kita baru akan mau berubah kalau krisis sudah melanda. Berikut hal-hal yang patut anda lakukan untuk mencapai kondisi yang lebih baik:

1. Jangan Mau menjadi orang biasa

Sekarang saatnya kita mengubah pikiran yang terlalu sederhana dan umum agar menjadi pikiran yang kreatif. Mulailah dengan menyikapi kehidupan kita saat ini yang sedang menempuh pendidikan, berilah makna pada perkuliahan kita dan nikmatilah perkuliahan, bukan sekedar menjalankannya. Kita bisa merasakan betapa kekuatan hadir bila kita menyenangi pekerjaan kita (termasuk kuliah). Dengan demikian pekerjaan sesulit apapun rasanya dapat terselesaikan atau paling tidak mendapatkan hasil yang optimal.

Dalam banyak hal, kita memang harus menjalankannya dengan tekun, penuh tantangan, dan semua itu tidak mudah. Dengan pemahaman seperti ini, kita tidak akan terjebak pada perkuliahan yang berorientasi pada nilai akademik saja atau ‘asal isi absen’ saja yang akhirnya menghalalkan segala cara termasuk cara ilegal dan memalukan, seperti menyontek. Ketika kita melamar pekerjaan, nilai akademis kita menjadi kuncinya ketika lamaran kita mulai diproses. Tetapi, agar sukses dalam pekerjaan dan kehidupan lainnya yang kita butuhkan tidak sekedar nilai akademis dan selembar ijazah saja, tapi kecakapan-kecakapan tertentu yang kita bangun ketika kita masih duduk di bangku kuliah.

2. Menyerah itu Bukan Pilihan

Untuk mampu menyesuaikan dengan dinamika hidup, kita harus siap berubah untuk menjadi lebih baik dari yang sekarang kita miliki, kita lakukan, dan kita yakini. Saatnya meningkatkan semua itu hingga kesuksesan benar-benar dalam pelukan sesuai dengan nilai-nilai yang kita beriku:
  • Kedisiplinan. Walaupun kedisiplinan terkesan kaku dan tidak diinginkan serta dapat mengurangi kreativitas, tetapi disiplin tetap harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Keterlambatan kita masuk kelas, menganggu dosen dan teman kita yang sudah serius mengikuti perkuliahan; begitu pula tentang pemenuhan jadwal belajar, tugas-tugas individual, dan tugas kelompok.
  • Kejujuran. Menjadi mahasiswa adalah masa yang tepat untuk melatih dan meningkatkan kejujuran diri. Pada saatnya kejujuran ini menjadi modal penting dalam kehidupan, baik sebagai professional, maupun sebagai anggota masyarakat. Jadikan peristiwa-peristiwa seperti ujian, mengerjakan tugas, sebagai lahan untuk membangun kejujuran kita.
  • Kerja keras. Telah disampaikan di atas bahwa mendapatkan pekerjaan tidak mudah dan menjadi mahasiswa pun tidak mudah. Untuk meraih posisi ideal di masa depan, kita harus berjuang dengan gigih.
  • Doa. Akhirnya seluruh nilai-nilai tersebut di atas belum lengkap bila tidak diiringi dengan doa. Kita semua mahluk beragama, dan secara mental kita memang membutuhkan kesejukan spiritual. Hal yang spiritual ini dapat membuat kita semakin tenang; tidak lupa diri saat kita berhasil dan tidak menjadi down pada saat keberuntungan tidak berpihak pada kita. Agama-agama mengajarkan bahwa Yang Maha Kuasa itu ada di dekat kita, oleh sebab itu seluruh perjuangan kita harus selalu diiringi doa.

3. Sekarang Giliran Anda Berubah

Ada perbedaan yang sangat penting antara pembelajaran di era masa lalu dengan pendekatan yang dilakukan pada saat ini; dahulu pengetahuan hanya dipindahkan dari pengajar kepada mahasiswa. Sementara dalam pendekatan pengajaran yang dilakukan saat ini, mahasiswa sangat dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, mahasiswa yang membangun pengetahuan, budaya belajar adalah operatif, kolaboratif, dan saling mendukung, penekanan pada penguasaan dan penggunaan pengetahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata, pengajar sebagai pendorong dan pemberi fasilitas pembelajaran, pengajar dan mahasiswa mengevaluasi pembelajaran bersama-sama, dan pendekatan pada integrasi antardisiplin. Dalam perkuliahan, yang menjadi aktor adalah mahasiswa bukan dosen.

Sebagai mahasiswa, kita mempunyai cita-cita yang harus dikejar. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah dalam kondisi apa pun. Kita bertanggung jawab terhadap pembelajaran kita, artinya kita yang mempunyai kendali penuh atas apa yang kita lakukan. Kalau kita ingin memahami, ingin bisa mengerjakan, ingin mendapatkan nilai yang baik, kita yang menentukan.


4. Bangun Perilaku yang Baik
Selain menjadi pribadi yang percaya diri, cerdas, dan berkualitas ada satu hal penting yang juga harus dimiliki oleh setiap individu, yaitu kemampuan untuk bersikap secara tepat dalam berbagai situasi.
Berdasarkan penelitian bahwa 80% keberhasilan dalam berkarir ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam bersikap dan beradaptasi secara tepat dalam lingkungan kerjanya.
a. Cara beradaptasi
  • Kenali tuntutan yang ada di lingkungan tempat kita berada
  • Kenali orang-orang yang ada di lingkungan tersebut berikut karakternya
  • Kenali kelebihan dan kelemahan diri
b. Sikap yang dapat diterima orang lain
  • Ramah dan murah senyum
  • Mau membuka diri saat berinteraksi dengan orang lain
  • Mau mendengarkan pendapat dan keluh kesah orang lain
  • Cobalah untuk memperhatikan pembicaraan orang lain
  • Menghargai orang lain
  • Bersikap empati dan proaktif dalam memberikan perhatian kepada orang lain
  • Mau mengakui kesalahan
c. Penampilan
  • Kenali karakter pribadi
  • Kenali dulu kebutuhan diri kita
  • Seperti apa pun bentuk tubuh maupun warna kulit kita, inilah keunikan masing-masing individu
  • Miliki gaya hidup sehat, makan sesuai kebutuhan, berolahraga, dan menjaga kebersihan diri
d. Pergaulan
  • Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi seseorang yang OK dalam pergaulan. Selain harus punya wawasan yang beragam, juga harus memiliki pergaulan yang luas, tanpa memandang status sosial ekonomi maupun ras sehingga asyik untuk membicarakan apa pun.
  • Setiap orang pada dasarnya berbeda-beda. Kenali kelebihan dan kekurangan kita dan coba kembangkan agar semua kecerdasan yang kita miliki dapat berkembang secara optimal dan seimbang
  • Sikap yang baik sangat dibutuhkan agar kita lebih mudah diterima oleh lingkungan kita. Tampilah dengan gaya dan cara kita sendiri.
  • Setiap kesempatan dan kejadian dapat dijadikan media untuk mengembangkan diri serta menjadi lebih percaya diri. Cobalah untuk mengambil hal positif dari berbagai kejadian ataupun dari orang-orang di sekitar kita, bahkan dari pihak-pihak yang tidak kita kenal sebelumnya.
  • Penampilan atau gaya seseorang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, tapi tetaplah menjadi diri sendiri.
  • Kenali diri kita sendiri dan jadilah pribadi yang unik. Tidak perlu berusaha sama dengan orang lain hanya karena keinginan untuk diterima oleh lingkungan. Tetap memilah-milah mana yang perlu diikuti dan mana yang tidak. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak kita harapkan.

e. Teruslah bergerak
Ada sebuah cerita yang cukup menarik untuk kita simak. Suatu hari ada seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup sumur tersebut agar tidak lagi berbahaya. Selain itu, karena keledai tersebut sudah tua, tidak ada gunanya untuk ditolong. Kemudian ia mengajak para tetangga untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai memasukan tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya runtuh, lalu menaiki tanah itu. Sementar tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik.
Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

Pelajaran yang bisa diambil dari cerita di atas adalah bahwa banyak kejadian dan peristiwa di sekitar kita yang akan menimbun kita hidup-hidup. Jika kita diam, maka kita akan mati perlahan-lahan. Maka dari itu, teruslah bergerak, jangan izinkan diri kita tidak berbuat apa-apa, karena timbunan lumpur akan selalu menimpa.

Tetaplah bergerak, tetaplah aktif membersihkan tanah-tanah dari tubuh kita. Injaklah tanah itu untuk membuat kita lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Teruslah berbuat sesuatu setiap kali kita bisa. Jangan diam. Beristirahatlah bila diperlukan, tapi jangan pernah istirahat sebelum lelah.***

Berpikir Positif

Penting bagi kita untuk selalu berpikir positif. Ada banyak alasan dan berbagai cerita tentang perlunya berpikir positif, baik itu kisah-kisah fiktif maupun empirik.

Misalnya, X yang kebetulan sedang menyelesaikan program Strata Tiga (S3) yaitu Doktor dalam bidang Sosiologi di Universitas Indonesia yang tinggal melalukan ujian sidang disertasi, pada hari yang telah ditentukan (hari H-nya). Telah ditunjuk seorang ketua tim sidang yang akan menguji dan menentukan kelulusan atau ketidaklulusan dalam sidang tersebut. Siapakah dia? Dia adalah seorang Profesor Doktor pakar ternama di bidang Sosiologi Guru Besar Universitas Indonesia.

Kebetulan X tersebut belum mengenal dan melihat sang profesor yang dimaksudkan. Suatu hari menjelang hari H pelaksanaan sidang, X penasaran ingin bersilaturahmi dan berkenalan dengan sang profesor yang dimaksud, karena didorong oleh rasa keingintahuannya maka X diam-diam pergi ke rumah sang profesor untuk bersilaturahmi dan pengenalan diri.

Ketika mahasiswa X sudah sampai di depan pintu gerbang halaman kebun rumah sang profesor, tiba-tiba melihat ada seorang berpakaian celana pendek dan kaos serta memakai topi petani berbentuk bulat lebar menutupi kepala dan sebagaian di atas matanya sehingga jelas tidak nampak bahwa orang tersebut sebenarnya sang profesor yang mau ditemuinya.

Tanpa ragu-ragu lagi mahasiswa X memanggilnya dengan nada keras dan kedengarannya kurang sopan ia berkata, “Hei pak tukang kebun atau saudara itu cleaning service pak profesor, tolong kemari saya mau bertanya apakah pak profesor ada di rumah?” Jawab si tukang kebun tadi dengan sopan mengatakan, “pak profesor ada di dalam rumah mas”. “Tolong yah beritahu kalau saya bernama X mau menghadap”. “Ya mas sebentar saya akan masuk ke dalam rumah untuk memberitahu pak Profesor”. “Baik, cepat ya jangan lama-lama saya menunggu”. Dengan nada perintah yang menekan dari mahasiswa X kepada tukang kebun tadi telah tergambar pikiran yang tidak positif, karena menganggap bahwa orang yang bercelana pendek dan kaos tersebut adalah tukang kebun atau cleaning service yang pekerjaannya hina, rendah sebagai pembantu saja. Akibat pola pikir mahasiswa X yang tidak positif tersebut telah membawa kenyataan yang pahit dan menyakitkan karena tukang kebun yang diperintah memanggil pak profesor itu ternyata dia sendirilah sang profesor yang dicari dan yang mau ditemuinya. Dengan penuh penyesalan yang mendalam bagi mahasiswa X tersebut karena ujian disertasi di tolak dan dibatalkan hingga menunggu dua tahun mendatang baru diperbolehkan menemui sang profesor tersebut untuk diuji kembali dengan berbagai perbaikan ulang penyempurnaan materi disertasi tersebut.

Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa perpikir positif itu sangat penting kepada siapa saja, supaya kita tidak terkecoh dan salah penilaian yang akhirnya merugikan diri sendiri. Berpikir positif sangat penting dalam kehidupan manusia. Berpikir positif menjadikan hidup seseorang selalu konstruktif dan produktif sehingga kita mudah meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Dengan cara berpikir positif, kita bisa melipatkgandakan hasil yang tidak mungkin didapatkan oleh cara lain. Sebaliknya, berpikir negatif selalu membuat kita melihat hal-hal yang jelek saja.
Sebagai contoh lain, bayangkan kita dalam perjalanan ke Surabaya. Tiba-tiba di ketinggian 10.000 meter diatas laut, mesin pesawat mati. Reaksi apa yang kita inginkan dari pilotnya? Ingin pilot berkata, “Tenanglah. Kencangkan sabuk pengaman, kita akan jatuh, tapi kita akan selamat sampai tujuan?” atau apakah kita ingin pilot memberitahukan, “Kita semua akan mati! Kita akan mati!? Siapa yang tidak ingin selamat?”

Sekarang pikirkan kalau kita yang menjadi pilotnya. Pendekatan mana yang dapat menyelesaikan masalah “Kita akan temukan jalan keluar dan kita selamat sampai mendarat” atau “Kita tak bisa temukan jalan dan kita akan mati?”. Inilah esensi berpikir positif, yang tidak menjamin masalah terselaikan, tetapi memberikan kesempatan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Orang yang berpikir positif selalu memikirkan kemungkinan sehingga keinginannya tercapai.

Untuk memahami berpikir positif, kita perlu mengetahui gambaran pikiran bawah sadar. Otak kita terbagi dua bagian, separuh bagian atas dan separuh bagian bawah. Otak bagian atas mengatur sadar, berisi pikiran yang terlintar. Bagian bawah berisi pikiran bawah sadar, yang berisi beraneka ragam pengaturan proses tubuh seperti pernapasan, pencernaan, dan pengaturan keinginan seperti berjalan dan berbicara.

Apa yang kita pikirkan dan kemudian menjadi kebiasaan adalah pikiran bawah sadar. Setiap pikiran bawah sadar yang berulang terus akan terprogram dan menjadi pikiran bawah sadar. Sebagai contoh, ketika kita baru mulai belajar mengemudi pikiran sadar kita yang memegang kendali tetapi ketika kita sudah berlatih mengemudi beberapa bulan maka pengaturannya akan berjalan secara otomatis. Pikiran bawah sadar yang mengatur. Dengan begitu sekarang kita memiliki program pikiran bawah sadar dalam mengemudikan mobil.

Bagaimana hubungan pikiran bawah sadar dengan berpikir positif? Sebagian orang-orang mungkin heran, mengapa mereka menjadi miskin dan sengsara? Padahal sebenarnya penyebab orang miskin dan sengsara adalah mereka sendiri karena mereka sendirilah yang menciptakan pola pikiran otomatis yaitu mereka selalu berperasaan miskin dan sengsara. Selain itu, kita juga bisa memprogram diri untuk datan terlambat, untuk sengsara, atau untuk bangkrut tanpa berpikir. Namun, pada akhirnya Tuhan yang kemudian disalahkan.

Hal yang menarik, masa depan bergantung pada pikiran sadar. Kalau kita mulai berdisiplin, pikiran sadar yang baru itu menciptakan program-program bawah sadar. Membersihkan pikiran dan berpikir positif perlu dilakukan sepanjang hidup. Berpikir positif adalah sebuah pekerjaan besar, bahkan bisa lebih sulit karena seringkali kita tidak menyadari telah berpikir negatif. Marilah kita memulai hidup ini dengna selalu berpikir positif sehingga tubuh sehat dan kita dapat bekerja, belajar, dan menatap masa depan yang cerah.

Mengembangkan Sikap Berpikir Positif
Berikut ini adalah 5 hal yang perlu kita ketahui dan laksanakan supaya kita dapat berpikit positif:
  1. Hadapi masalah dengan tenang
  2. Tumbuhkan sikap mental positif
  3. Bersikap optimis
  4. Berfikir fokus
  5. Biasakanlah berolahraga secara teratur
1. Hadapi Masalah dengan Tenang
Masalah akan selalu datang silih berganti dalam kehidupan kita. Masalah tidak akan berubah dan akan tetap tinggal sebagai masalah. Kita harus menerima masalah sebagai sebuah keniscayaan karena kita tidak dapat menghindarinya. Menyangkal realitas mungkin melegakan untuk sesaat, namun kemudian hal ini akan menimbulkan persoalan psikologis bagi kita. Hadapi realistas, dan gunakan humor untuk mencairkan suasana. Humor adalah salah satu perwujudan kecerdasan emosional kita, tetapi tidak semua humor menunjukan kecerdasan emosi seperti humor berbau suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang justru menunjukkan lemahnya kepekaan emosi kita. Humor yang wajar akan membuat kita menjadi pribadi yang fleksibel dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi dan lingkungan. Dalam berbagai situasi, humor dapat mencairkan suasana, mengurangi ketegangan, dan mengatasi situasi yang sulit.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang kuat antara humor dan membaiknya kondisi psikologis. Dalam berbagai situasi kehidupan, humor adalah salah satu dari keterampilan dan sikap yang penting. Tidak banyak hal lain yang lebih unggul yang dapat membuat orang menjadi sehat, baik fisik, mental, maupun spiritual selain tertawa. Keahlian dalam mengemas humor, bisa dipastikan, menjadi ciri utama bagi mereka yang sukses, kreatif dan sehat. Orang-orang yang humoris biasanya mudah mengatasi tekanan akibat kesibukannya, mereka juga umumnya dapat dengan mudah bangkit dari kesedihannya.


2. Tumbuhkan Sikap Mental Positif

Sikap mental positif sangat erat kaitannya dengan kepribadian yang menarik. Beberapa sikap mental positif di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Fleksibel, artinya dapat beradaptasi dengan cepat dalam keadaan darurat sekalipun, tanpa kehilangan kendali merupakan keterampilan yang penting dalam mencapai kesuksesan. Dengan bersikap fleksibel, kita mudah beradaptasi dengan lingkungan apapun dengan siapapun. Bersikap fleksibel selama tida merombak prinsip dan kepribadian sangat diperlukan.
  • Sopan, sikap sopan merupakan kualitas diri yang menguntungkan dimanapun kita berada. Kesopanan merupakan kebiasaan menghargai perasaan orang lain dalam berbagai kondisi. Sebenarnya kesopanan bukanlah hal yang sulit dilakukan. Sayangnya, saat ini kesopanan merupakan hal yang langka di tengah-tengah kondisi yang semakin menuntut kita bersikap individual. Padahal, kebiasaan bersopan santun membuat kita mudah mengontrol diri dan menguasai emosi.
  • Toleransi, sikap yang dapat menghormati setiap perbedaan, baik opini, tingkah laku, dan kebiasaan. Dengan toleransi kita semakin kaya akan keanekaragaman budaya, sedangkan semakin tidak toleran, kita semakin tertutup terhadap setiap perbedaan. Ini berarti kita menutup potensi pikiran kita karena kita dapat berkembang di antaranya jika kita siap menerima gagasan dan perbedaan.
  • Rendah hati, sikap congkak, sombong, dan egois tidak akan ditemukan pada orang-orang yang berkepribadian menarik. Sikap rendah hati membuat kita peduli dan mau mendengarkan orang lain. Orang yang rendah hati mudah menghargai orang lain dengan begitu ia juga akan dihargai orang lain.
  • Sportif, artinya mau berkompetisi secara sehat dan fair.
  • Hangat, sikap hangat mencerminkan sikap antusias, percaya diri, dan kooperatif. Sikap hanya dapat ditunjukkan dengan selalu menyapa orang lain dengan penuh senyuman dan kegembiraan serta penuh perhatian.

3. Bersikap Optimis
Bersikap optimis berarti berdiri dengan teguh jika ada rintangan atau halangan. Tidak akan ada halangan atau rintangan jika kita bersikap tegar, selalu berpikir positif, dan selalu mengharapkan bahwa Tuhan akan selalu membantu kita. Keyakinan adalah kualitas paling utama yang kita butuhkan. Ada lima konsep yang berguna untuk membangun citra diri agar kita tetap optimis dalam menghadapi kehidupan ini:
  • Kita adalah unik, tidak ada satu orangpun yang sama persis seperti kita
  • Percaya bahwa kita mampu melakukan apapun yang ingin kita lakukan, “Kalau kita berpikir bisa, kita pasti bisa...”
  • Kita memiliki kekuatan yang tidak terbatas dalam memilih pikiran-pikiran
  • Milikilah kesadaran bahwa kekayaan di bumi ini melimpah ruah
  • Hidup ini menyenangkan dan memberikan hasil.

4. Berpikir Fokus
Fokus adalah memberikan perhatian yang serius terhadap tugas, tanggung jawab, atau pekerjaan yang ada di hadapan kita serta berusaha untuk mengerjakannya terus-menerus hingga pekerjaan tersebut selesai, dan tidak berpaling kepada hal-hal lain.
Fokus merupakan kebiasaan yang bisa dipelajari, dilatih sehingga menjadi kebiasaan, persis sama dengan kebiasaan-kebiasaan lain dalam hidup manusia. Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan penting yang dapat menjadi kendala untuk dapat fokus:
  • Banyaknya kesibukan dan janji membuat perhatian terpecah
  • Tidak sabar dan tidak tahan akibat banyaknya tugas yang memerlukan semangat yang tinggi, nafas yang panjang, keinginan kuat, dan memaksa diri untuk terus-menerus dalam keadaan terkontrol. Jika berbagai kemampuan ini tidak ada, seseorang bisa mundur teratur atau sibuk dengan kegiatan lain yang remeh.
  • Tidak memiliki motivasi dan dorongan yang cukup.
  • Tidak ada tujuan yang akan direalisasikan
  • Letih dan lelah.

Berikut adalah kiat-kiat untuk dapat fokus:
  1. Tentukan kapan mulai dan kapan selesai sebelum melakukan tugas dan memulai pekerjaan.
  2. Renungkan manfaat yang diperoleh jika kita menyelesaikan pekerjaan dan tugas kita. Jangan pikirkan hambatan dan kesulitan.
  3. Berpikirlah positif dan optimis.
  4. Mencoba cara baru dalam melaksanakan tugas rutin yang membosankan dan tidak disukai.
  5. Berusahalah selalu menemukan metode-metode yang membuat kita lebih fokus dalam hidup kita.
  6. Pilih waktu yang tepat untuk bisa fokus dan konsentrasi
  7. Belajar untuk sabar dan tenang.

5. Bersikap Proaktif

Di dunia ini ada dua tipe manusia, yaitu manusia yang proaktif, mereka yang bertanggung jawab atas hidupnya dan manusia yang reaktif, yaitu manusia yang bisanya menyalahkan sesuatu.
Menurut Sean Covey dalam 7 Habits of Highly Effective Teens bahwa ciri orang yang reaktif adalah:
  • Mudah tersinggung
  • Cenderung menyalahkan orang lain
  • Cepat marah dan mengucapkan kata-kata yang belakangan mereka sesali
  • Cenderung merengek dan mengeluh
  • Menunggu segalanya terjadi kepada mereka, dan
  • Berubah hanya kalau perlu

Ciri orang proaktif adalah:
  • Tidak mudah tersinggung
  • Bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya sendiri
  • Berpikir sebelum bertindak
  • Cepat pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk
  • Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana
  • Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah
  • Tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa mereka ubah

6. Olah Raga secara Teratur
Untuk dapat berpikir positif, badan harus sehat. Pada saat sakit, jarang kita dapat berpikir dengan sehat dan jernih. Sering pada saat sakit kita merasa Tuhan terlalu banyak memberikan penderitaan. Pada saat sakit, makan terasa tidak enak, tidak dapat melakukan banyak pekerjaan dan banyak tidur. Pada kondisi demikian sering kita menjadi emosional, bosan dan merasa kurang diperhatikan. Oleh sebab itu, untuk menjadi orang yang periang, penuh kegembiraan, kesehatan menjadi syarat penting. Dengan badan sehat, kita dapat melakukan apa saja sesuai dengan keinginan kita. Dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Untuk membentuk badan sehat, perlu olahraga yang teratur.

Kerja Sama Tim

Keberhasilan Membutuhkan Kerjasama Tim
Pada setiap perebutan kejuaraan Piala Dunia Sepak Bola yang diadakan secara periodik dalam empat tahun sekali oleh Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) selalu muncul spekulasi menjagokan siapa yang akan muncul menjadi juara baru atau juara bertahan. Seperti halnya yang terjadi pada perebutan kejuaraan piala dunia sepak bola tahun 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan muncul sebagai pemenangnya adalah tim sepakbola Spanyol yang telah berhasil membuktikan dirinya sebagai tim terbaik dunia setelah berhasil menyisihkan tim sepak bola Belanda yang dikenal sebagai tim yang tangguh dan kuat.

Padahal semula pihak publik pecandu bola seluruh dunia banyak yang menjagokan secara spekulatif bahwa yang akan muncul menjadi juara dunia dalam kejuaraan piala dunia sepak bola 2010 adalah tim-tim sepak bola yang dianggap tangguh yang sulit terkalahkan seperti tim sepak bola Itali sebagai juara bertahan tahun 2006, tim Belanda, Jerman, Brasil dan Portugal yang memiliki bintang-bintang lapangan yang sangat terkenal dan cemerlang reputasi dan kualitas dunia yang sulit untuk ditundukkan seperti Ronaldo dari Portugal, Ronaldinho dari Brasil dan belum lagi ditambah dari bintang-bintang lapangan yang hebat berasal dari tim Belanda, Jerman, dan Itali yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu disini.

Publik pecinta bola dunia telah terkecoh dengan munculnya tim sepak bola Spanyol yang ternyata muncul sebagai juara dunia di piala kejuaraan sepak bola dunia tahun 2010 ini, karena pihak pengamat dan analis ahli-ahli sepak bola telah mengamati dan berspekulasi bahwa yang akan muncul sebagai juara adalah pemenang duel antara tim Brasil melawan Jerman atau duel antara tim Itali melawan Belanda. Mengapa tim-tim ini telah diunggulkan oleh kalangan berbagai pihak pecandu sepak bola dunia? Alasannya sederhana saja karena mereka telah melihat secara empirik bahwa tim-tim kesangannya tersebut masing-masing telah memiliki kualitas unggulan yang ditaburi para bintang sepak bola kelas dunia yang namanya sudah tidak asing lagi bagi seluruh penggemar bola dunia.

Namun kenyataannya di lapangan berbeda dengan hasil perhitungan di atas kertas seperti yang telah dispekulasikan pakar bola dunia yang telah menjagokan terlebih dulu bahwa juaranya adalah pemenang antara duel pertandingan antara tim Brasil melawan Jerman atau duel pertandingan antara tim Itali melawan Belanda atau tim Portugal melawan Italia. Pada kenyataannya yang muncul keluar sebagai pemenang adalah tim sepak bola Spanyol yang hampir dari semua kalangan pencandu bola dunia sedikit sekali yang menjagokan spanyol untuk menjadi juara dunia sepak bola tahun 2010.

Tim Spanyol bola telah berhasil menyisihkan semua lawan-lawan beratnya dimana tim Spanyol ini diatas kertas kurang mendapatkan dukungan dan tidak dijagokan untuk menjadi juara. Kemenangan tim sepak bola Spanyol telah menjawab berbagai pihak kalangan ahli bola dan pengamat bola dunia, sehingga muncul pertanyaan dari mereka-mereka mengapa tim-tim sepak bola yang telah dijagokan diatas berhasil dikalahkan oleh tim sepak bola Spanyol? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas ada beberapa gambaran-gambaran yang sekiranya bisa dijadikan suatu alasan-alasan yang bisa dijadikan dasar sebagai inti kegagalan para tim tersebut, antara lain:
  • Kegagalan para tim sepak bola tersebut bukan hanya karena ketidakberpihakan Dewi Fortuna (sebagai dewi keberuntungan) pada mereka belaka.
  • Kegagalan itu bukan karena semata-mata karena bola berbentuk bulat sehingga tidak bisa ditebak dimana terdapat sudut keberuntungannya.
  • Kegagalan itu bisa terjadi dimana mereka kurang kompak dan kurang solid dalam mengembangkan permainan bolanya atau bisa juga kalah strategi permainan.
  • Kegagalan itu bisa dipicu oleh adanya sifat egois dan individualis para pemain yang hanya ingin menonjolkan permainan pribadinya karena mereka telah merasa dirinya yang dikenal sebagai bintang-bintang top dunia sehingga dapat mempengaruhi pola permainannya menjadi tidak kompak dalam tim tersebeu sehingga timmnya jadi tidak stabil.
  • Kegagalan tersebut bisa dipicu karena tidak ada kerjasama tim, padahal dalam dunia nyata kerjasama dalam bentuk apa saja merupakan suatu kiat kunci sukses, meskipun kadang-kadang skill/kemampuan yang dimiliki oleh tim tersebut para individunya hanya memiliki kemampuan sedang-sedang saja tetapi karena tim ini memiliki kerjsama yang kompak dan soli sehingga menjadi tim yang kuat dan dahsyat tak terkalahkan, apalagi bila tim ini ditunjang oleh individu-individu yang tangguh tentunya hasilnya akan lebih sempurna seperti halnya telah dilakukan oleh tim sepak bola Spanyol yang berhasil keluar sebagai pemenang dalam kejuaraan Piala Dunia Sepak Bola 2010 di Afrika Selatan.
Keberhasilan tim dalam dunia kerja nyata atau dunia olah raga tidak cukup hanya bermodal kerjasama saja, melainkan harus ditunjang pula dengan sill atau keahlian yang membidangi tugasnya masing-masing pada setiap individu yang tergabung dalam tim tersebut. Mereka harus tahu mana tugasnya masing-masing yang harus diselesaikan atau dikerjakan dengan penuh tanggung jawab yang tinggi bermoral dan bermental baja dengan kesadaran diri yang tinggi tanpa adanya tekanan dan paksaan.

Naluri kerjasama yang dilakukan oleh setiap individu/manusia merupakan insting yang dimiliki oleh setiap manusia yang normal. Oleh karena manusia itu adalah kelompok mahluk sosial (zoon politicon) yang berada dalam komunitas sosialnya dan akan melakukan interaksi sosial antara individu atau kelompok sosial yang lainnya, sehingga lahirlah konsep kesepahaman dan keterkaitan dalam tim atau kelompok tempat mereka berhimpun (zoon politicon).

Kita hidup di komunitas yang beraneka ragam dan dengan sadar kita telah menyatukan diri dalam sebuah komunitas. Kita memiliki keluarga seperti ayah, itu, diri kita sendiri, kakak/adik dan saudara kita yang lain. Selain itu kita juga hidup dalam kelompok yang lebih besar dari sekedar himpunan rumah mungil keluarga kita, tetapi dalam komunitas lingkungan masyarakat dengan strata yang berbeda-beda. Di dalam lingkungan masyarakat itu terdapat banyak kelompok yang secara parsial membentuk sistem dengan perjanjian-perjanjian yang lebih bersifat personal. Kelompok tersebut dapat berupa rumah tangga, Badan eksekutif Mahasiswa, Hima dan kegaiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya.


Sinergi: Membangun Kebersamaa Kelompok
Apa arti sinergi? Sinergi adalah:
  • Memanfaatkan perbedaan; bukan mentolerir perbedaan
  • Kerjasama; bukan bekerja masing-masing secara mandiri
  • Keterbukaan pikiran; bukan berpikir kamu selalu benar
  • Menemukan cara-cara baru yang lebih baik; bukan kompromi dengan yang sudah ada.

Intinya, sinergi akan tercapai kalau dua orang atau lebih bekerja sama untuk menciptakan solusi yang lebih baik daripada kalau bekerja sendiri. Bukan caramu atau cara saya, tetapi cara/jalan kita yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi. Sinergi terdapat dimana-mana dan bukan merupakan hal yang baru. Kalau kita pernah menjadi anggota tim, kita pasti pernah merasakannya. Kalau kita pernah bekerja dalam suatu kepanitiaan, kita pernah merasakannya.

Kita dapat mengambil pelajaran dari ‘falsafat lebah’ yaitu kerjasama lebah untuk membangun sarangnya dengan cara yang sangat teliti dan penuh perhitungan, selalu bekerjasama, penuh kesabaran, dan kejelian yang tinggi. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah setiap tujuan seharusnya didasarkan pada tujuan-tujuan dan cita-cita yang diinginkan setiap anggota. Lebah tahu persis apa yang harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Sinergitas tujuan adalah bagian terpenting untuk meraih kesuksesan yang gemilang.


Semangat dan Manfaat Keberagaman
Sinergi tidak dapat terjadi begitu saja. Sinergi adalah sebuah proses. Kita menyadari bahwa setiap pribadi adalah individu yang unik, khas, punya karakter dan jiwa sendiri yang berbeda dengan individu lainnya. Karena keragaman di sekeliling kita semakin meningkat, kita harus mengambil keputusan, cara kita menghadapinya. Ada tiga pendekatan yang dapat diambil, yaitu:
  1. Hindari keragaman
  2. Tolerir keragaman
  3. Manfaatkan keragaman

Semangat untuk Maju dalam Kebersamaan
Perbedaan bukan hanya soal lahiriah saja, melainkan juga soal batiniah; soal yang tersembunyi dalam diri manusia. Apa yang disebut dengan perbedaan secara batiniah?

1. Kita belajar dengan cara yang berbeda
Dr. Thomas Armstrong telah mengidentifikasikan tujuh jenis kecerdasan dimana anak-anak dapat belajar dengan baik melalui kecerdasannya yang paling dominan, yaitu:
  • Kecerdasan bahasa: belajar melalui membaca, menulis, dan bercerita
  • Kecerdasan logika-matematika: belajar lewat logika, pola-pola, kategori, dan hubungan
  • Kecerdasan jasmani/kinestetik: belajar melalui indera, dan lewat sentuhan
  • Kecerdasan ruang: belajar melalui gambar-gambar
  • Kecerdasar musik: belajar melalui suara dan ritme
  • Kecerdasan antar-pribadi: belajar melalui interaksi dan komunikasi dengan orang lain
  • Kecerdasarn intra-pribadi: belajar melalui perasaan sendiri

2. Kita memandang sesuatu dengan cara yang berbeda
Semua orang memandang dunia ini secara berbeda karena setiap pengalaman orang berbeda, masa lalunya berbeda, pendidikan berbeda, lingkungannya berbeda, semua hal tersebut membentuk lensa atau paradigma orang tersebut dalam memandang dunia, tak ada dua orang yang persis sama di dunia ini. Kita harus sadar bahwa semua orang memandang dunia secara berbeda dan bahwa semua orang bisa benar. Kita akan lebih memahami serta menghargai pandangan-pandangan yang berbeda-beda.

3. Kita mempunyai karakter yang berbeda
Manusia mempunyai karakteristik dan kepribadian yang berbeda-beda. Menurut sebuah studi bernama eneagran, ada sembilan tipe dasar manusia, yaitu:
  1. Perfeksionis
  2. Penolong
  3. Pengejar Prestasi
  4. Romantis
  5. Pengamat
  6. Pencemas
  7. Petualang
  8. Pejuang
  9. Pendamai
Studi ini memberikan penjelasan mengapa perilaku kita seperti ini dam memberi pengarahan tertentu bagi pertumbuhan seseorang. Pengetahuan kita tentang adanya perbedaan karakteristik perilaku ini sangat penting untuk mengembangkan hubungan dalam membentuk sinergi. Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif dalam pola perilaku kita sendiri.

Membina Hubungan dan Kerjasama
Sebelum kita memulai membina hubungan, perlu diketahui terlebih dahulu hambatan-hambatan dalam memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada, diantaranya dua hambatan yang sangat menonjol berikut ini, yaitu:
  1. Ketidaktahuan: artinya kita tidak tahu apa-apa, tidak tahu apa yang diyakini orang lain, bagaimana perasaan mereka, atau apa yang mereka alami
  2. Prasangka: kita semua pernah merasa tidak nyaman karena dihakimi, dijelek-jelekan oleh seseorang karena logat kita, atau kita tinggal di tempat yang keliru.
Untuk mengenal diri kita dan orang lain lebih jauh dalam upaya membina hubungan yang lebih baik, beberapa langkah praktis dapat dilakukan diantaranya:
  1. Memiliki kebajikan punya rasa penghargaan yang tinggi kepada orang lain
  2. Temukan sisi positif yang ada pada diri kita bahwa kita adalah spesial, khas, istimewa dan unik
  3. Kembangkan sikap saling menghargai dan menerima di antara kita agar lebih terbina hubungan batin yang lebih dalam lagi
  4. Kembangkan rasa humor yang positif dengan orang lain
  5. Bersikap baiklah kepada orang lain, investasikan kebaikan sebanyak mungkin, baik diminta maupun tidak diminta

Lima langkah sederhana yang membantu kita mewujudkan sinergi:
  1. Mengerjakan Tugas
  2. Kerjasama Tim dan Sinergi. Sehebat-hebatnya manusia, tetap memerlukan orang lain. Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri. Kekuatan dan kelemahan akan berwujud menjadi kesuksesan bila mampu menjalin kerjasama dengan orang lain. Sinergi adalah kata kunci bagi orang-orang yang tergabung dalam satu tim untuk meraih sukses, tim yang terdiri dari orang-orang yang mengerti hak dan tanggung jawab masing-masing. Kebersamaan adalah sebuah anugerah yang patut kita pertahankan dan tingkatkan. Yang terpenting dari itu semua, kita mampu mengarahkan makna kebersamaan itu pada alur yang benar dan bermanfaat.
  3. Semangat untuk Maju dalam Kebersamaan. Kebersamaa bukan berarti menyamaratakan semua pembawaan dan sifat yang kita miliki. Justru kebersamaan itu lahir karena adanya perbedaan, baik sifat, kemampuan, kesadaran diri, potensi perkembangan diri, dan perbedaan latar belakang.
  4. Membangun Komunikasi. Komunikasi yang baik adalah sarana pencipta rasa kepercayaan yang paling efektif. Semua akan menjadi lancar dan terarah bila ada komunikasi yang lancar. Hilangkan sekat-sekat yag membatasi aliran verbal dan nonverbal. Bila saluran komunikasi itu tersumbat atau kurang dirawat dengan baik, seketika itu juga berbagai permasalahan akan muncul ke permukaan. Masalah sepele saja bisa jadi petaka besar yang siap menerkam keutuhan tim kita.
  5. Berani Bersaing secara sehat. Kita dan tim impian kita belum bisa dibilang hebat, kompak dan teguh dalam mencapai cita-cita bila belum diuji ketangguhannya. Kita boleh saja kompak dalam mengatur strategi pencapaian tujuan, siasat yang rapi dalam setiap perencanaan kegiatan, dan selalu kelihatan kompak, tetapi belum ada jaminan kita akan mampu bertahan dalam derasnya persaingan dan kompetisi yang sangat ketat.

Berjiwa Pemenang
Jiwa sebagai “pemenang” adalah modal yang tak akan pernah hilang dan tidak akan membebani ke mana pun kita pergi. Jangan pernah merasa belum siap untuk menghadapi tantangan seberat apapun, tetaplah memandang ke depan dengan pikiran positif bahwa kita sanggup berkompetisi dengan lawan sekuat apapun. Orang yang sukses selalu bersikap optimis dan penuh percaya diri dengan tetap menggunakan perhitungan yang mantap dan penuh rencana. Jiwa orang yang sukses adalah selalu merasa menang pada setiap kompetisi yang mereka lakukan walaupun mereka mengalami kegagalan sebab makna dari kata menang adalah sinergi dengan kata kalah. Bagaimana orang bisa menang kalau ia belum bisa menerima kekalahan? Hal itu berarti orang yang menang adalah yang siap kalah, dan tidak menganggap kemenangan sebagai puncak dari kesuksesan yang sebenarnya. Orang yang kalah, dalam arti yang sebenarnya, adalah mereka yang tidak pernah tahu arti dari makna kemenangan yang sesungguhnya. Jadi mereka sering merasa kalah terlebih dahulu, sebelum mereka terjun ke arena kompetisi yang sesungguhnya.

Mencari dukungan
Dukungan merupakan bagian dari dinamika sebuah tim, adakalanya kita banyak mendapat simpati dari orang-orang yang ada di sekitar kita ketika kita membuat sebuah terobosan yang sangat mengesankan.

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...