12/08/12

Mengenal Website


Sejarah Internet

  • 1969 Departemen Pertahanan Amerika  memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan  sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal  dengan nama The Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET).
  • 1970 sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil  dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan  membentuk sebuah jaringan.  
  • 1972 Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program  e-mail yang  ia ciptakan setahun yang lalu untuk  ARPANET. Program  e-mail ini begitu mudah,  sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga  diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukan "at" atau "pada".
  • 1973 jaringan komputer  ARPANET mulai dikembangkan meluas ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan  ARPANET. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini  dipresentasikan untuk pertama kalinya di  Universitas Sussex. 
  • 26 Maret 1976 Ratu Inggris berhasil mengirimkan email dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian,  sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di  ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network.
  • 1979 Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin,  menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. 
  • 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link. Karena komputer  yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan.
  • 1982 dibentuk  Transmission Control Protocol atau TCP dan  Internet Protocol atau IP yang kini kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul  jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa  e-mail dan  newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada.
  • 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau  Domain Name System.  Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Setahun kemudian alamat anggota jaringan mulai menggunakan alamat dengan akhiran .com. Sistem alamat yang serba praktis ini langsung menggelumbungkan jumlah komputer yang tersambung dengan jaringan. 
  • 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih. 
  • 1988 antar sesama komputer sudah mulai dapat mengobrol atau  chatting, karena Jarko Oikarinen dari Finland berhasil menemukan dan sekaligus  memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer  yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang  dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun  yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan  browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya, yang  membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.
  • 1992 komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah  melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah "surfing theinternet". 
  • 1994 situs internet telah tumbuh menjadi 3.000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya  virtual-shopping atau  e-retail muncul di  internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! Didirikan, yang juga sekaligus tahun kelahiran Netscape Navigator 1.0
  • 1995 internet sudah menjadi jalur di mana suara, gambar, bisa  streaming sekaligus. Tahun 1996 transaksi perdagangan di  internet sudah mencapai  satu milyar dollar AS. 
  • 1997 situs  internet sudah melewati 1,2 juta. Nama domain business.com mencapai rekor penjualan 150.000 dollar AS. 
  • 1998 situs internet tumbuh menjadi 4,2 juta, dan nama domain yang terdaftar sudah melewati angka dua juta. Tahun 1999 nama domain business.com terjual kembali 7,5 juta dollar AS. 
  • 2000 situs internet sudah melewati 21,1 juta.


Teknologi Internet 
Internet sebagai suatu media informasi memiliki beberapa teknologi yang umum untuk diketahui diantaranya adalah URL, TCP/IP, nama domain, browser, email, dan chatting. Semuanya adalah alat bagi seseorang dalam berhubungan dengan dunia internet.

URL (Uniform Resource Locator) 
URL digunakan sebagai penunjuk lokasi pada internet. URL dapat dimisalkan dengan alamat yang menunjuk pada suatu lokasi. Contoh penggunaan URL adalah  untuk menunjuk alamat pada suatu website.

Nama Domain
Setiap komputer yang terhubung jaringan TCP/IP akan memilki IP address yang unik.  IP address terdiri dari empat grup angka yang dipisahkan oleh titik. Nama domain sebenarnya adalah representasisari IP address. Sebagai contoh IP address dari www.google.com adalah  http://64.233.167.99/.  Kedua URL tersebut akan
menampilkan halaman yang sama, yaitu website Google. Perbedaannya adalah saat mengetikkan url  http://www.google.com, komputer terlebih dahulu mencari  IP address dari google.com yaitu (http://64.233.167.99) kemudian akan me-link ke server tempat file –filenya disimpan.

Browser 
Browser  adalah sebuah program yang digunakan untuk menampikan halaman web.
Browser berkomunikasi dengan web server melalui  protocol HTTP, yang membaca dan menerjemahkan bahasa HTML dan data gambar untuk ditampilkan secara visual sehingga informasi yang ada dapat dibaca.. Pengeksekusian atau pembacaan halaman web oleh  browser dibagi menjadi dua berdasarkan pengeksekusiannya, yaitu pengeksekusian pada sisi klien dan pada sisi server.

Client Side 
Pada sisi klien, script yang dibuat akan dijalankan pada komputer klien (user) lalu ditampilkan hasinya pada browser sehingga sering disebut  browser scripting. Diantaranya adalah HTML, JavaScript, VBScript, DHTML dll. Kegunaannya untuk membuat tampilan pada web lebih menarik dan dinamis.

Server Side
Pada sisi server, script akan dijalankan pada komputer server, kemudian server akan mengirimkan hasilnya pada browser komputer klien. Kerja script pada server side berbeda dengan client side, pada server side, server pada komputer menjadi berat , karena server side membutuhkan banyak resource server untuk
mendukung scriptingnya. Scripting pada server side diantaranya adalah Perl, PHP, ASP, JSP, Coldfusion dan lain-lain

Email 
Email adalah salah satu produk yang dihasilkan pada masa sejarah berkembang internet. Dengan email komunikasi pada dunia internet menjadi lebih cepat dan efisien. Email adalah singkatan dari electronic mail (surat elektronik) yang fungsinya sama yaitu untuk mengirim surat atau pesan ke alamat yang dituju, tetapi dengan media internet.

Chatting 
Chatting adalah pembicaraan yang dilakukan kepada orang lain dengan menuliskan kata-kata dan menggunakan komputer yang terhubung ke internet secara bersamaan. Apapun yang anda ketik melalui keyboard, maka akan muncul pada layar komputer rekan chatting anda. Ada banyak program-pogram chatting diantaranya Yahoo Instant Messager (YIM), MIRC, MSN, dll.

HTML 
HTML atau yang memiliki kepanjangan Hypertext Markup Language adalah script  dimana kita bisa menampilkan informasi dan daya kreasi kita lewat internet. HTML sendiri adalah suatu dokumen teks biasa yang mudah dimengerti dibanding bahasa pemrograman lainnya, dan karena bentuknya itu maka HTML dapat dibaca oleh berbagai platform seperti : Windows, Linux, Macintosh. Kata “Markup Language“
pada HTML menunjukkan fasilitas yang berupa tanda tertentu dalam skrip HTML dimana kita bisa mengatur judul, garis, tabel, gambar, dan lain-lain dengan perintah yang telah ditentukan pada elemen HTML.
HTML sendiri dikeluarkan oleh  W3C (World Wide Web Consortium),  setiap terjadi perkembangan level HTML, harus dievaluasi ketat dan disetujui oleh  W3C. Hingga kini versi terakhir HTML yang telah disetujui oleh W3C adalah HTML versi 4.01.

Apa Itu Website?
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.

Unsur-Unsur dalam Penyediaan Website atau Situs

  • Nama domain (Domain name/URL - Uniform Resource Locator). Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet. Contoh : http://www.nama situs .com 
  • Nama domain diperjualbelikan secara bebas di internet dengan status sewa tahunan. Setelah Nama Domain itu terbeli di salah satu penyedia jasa pendaftaran, maka pengguna disediakan sebuah kontrol panel untuk administrasinya. Jika pengguna lupa/tidak memperpanjang masa sewanya, maka nama domain itu akan di lepas lagi ketersediaannya untuk umum. Nama domain sendiri mempunyai identifikasi ekstensi/akhiran sesuai dengan kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh nama domain ber-ekstensi internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama domain ber-ekstensi lokasi Negara Indonesia adalah:

.co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah
.ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan
.go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
.mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
.or.id : Untuk organisasi yand tidak termasuk dalam kategori di atas
.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia
.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan  seperti SD, SMP dan atau SMU
.web.id : Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang melakukan kegiatannya di World Wide Web.


Apa Manfaat dan Kegunaan Website?

  • Meningkatkan visibilitas/kehadiran perusahaan. Menambah visibilitas/kehadiran perusahaan. Bisa diibaratkan perusahaan membuka showroom (ruang pamer) yang baru.
  • Menyediakan informasi profil perusahaan secara detail. Untuk mengetahui profil profil perusahaan lain untuk berkejaa sama dan berbisnis dengan tujuan agar bisa menjadi rekanan.
  • Mengomunikasikan produk dan jasa perusahaan secara mendetail. Saat beriklan di koran/majalah, iklan pada sebuah papan reklame, atau membuat brosur. Tempat/space yang disediakan dalam koran/majalah, papan reklame atau brosur pasti dibatasi dan tidak mudah untuk diubah informasinya.
  • Mengingatkan calon pelanggan yang lupa. Berkaitan dengan proses pemasaran, calon pelanggan menerima informasi mengenai perusahaan dan jasa kita yang mungkin didapat melalui presentasi, melihat brosure, browsing atau melihat iklan. Calon pelanggan mungkin kehilangan kartu nama perusahaan kita dan saat membutuhkan jasa kita dia akan mencari di internet(search engine) dan melakukan pencarian dengan keyword nama perusahaan kita. 
  • Memudahkan pelanggan menghubungi kita. Untuk melakukan pencarian di internet apabila lupa sesuatu hal, mencari perusahaan kita, menemukan dan menghubungi kita kembali.
  • Meningkatkan kualitas layanan pelanggan. Mempermudah saat menambahkan informasi-informasi yang terkait dengan produk atau jasa perusahaan. 
  • Meningkatkan kredibilitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki website akan terkesan maju dan modern. Dengan demikian maka kredibilitas perusahaan akan meningkat.
  • Memperluas jangkauan promosi, dengan memiliki website maka produk perusahaan lebih banyak dikenal masyarakat.
  • Media tanpa batas, internet adalah media informasi yang tanpa batas. Bisa diakses kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Internet bisa diakses oleh seluruh lapiran masyarakat di antero jagat (unlimited user access).
  • Promosi terluas, internet adalah media promosi terluas jika dilihat dari kacamata jangkauan atau cakupan area (unlimited scopt of areas).
  • Media pengenalan perusahaan. 



Jenis Website

  1. Basic. Website disediakan untuk publikasi informasi. Adapun informasi yang akan disediakan adalah beraneka ragam dari profile pribadi hingga company profile. Fokus situs ini adalah publikasi informasi.
  2. Search Engine. Situs search engine adalah situs yang menyediakan mesin pencari. Search engine secara otomatis mencari dan menyimpan data-data situs yang beredar di internet. Adapun materi yang dapat dicari adalah segala sesuatu yang tergabung di dalam website yang terhubung di internet. Seperti mencari sebuah alamat website, file-file multimedia dan grafis yang terkandung di dalam website. Dalam hal ini situs-situs lain berlomba-lomba untuk menduduki tempat tertinggi untuk dapat di cari oleh search engine. Fokus situs ini adalah sebagai mesin pencari situs lain.
  3. Portal. Situs jenis portal merupakan pintu gerbang bagi situs lain seperti halnya juga search engine. Tetapi di dalam portal situs-situs tersebut lebih disusun untuk disajikan. Berbeda dengan search engine situs-situs tersebut bukan dicari datanya secara otomatis oleh mesin pencari tetapi disimpan dan dikelola oleh pengelola portal secara dictionary. Umumnya portal-portal besar juga menyediakan layanan internet lain seperti email bagi member dan lain-lain. Fokus situs ini adalah sebagai gerbang dan facebook bagi situs lain.
  4. Blog. Blog merupakan buku harian yang terpublish di internet. Seorang pengelola blog dapat dengan bebas menuangkan pikirianya dalam bentuk tulisan ke dalam website ini. Tulisan tersebut selanjutnya disimpan di database dan di publish di internet. Fungsional situs ini adalah publikasi dalam bentuk artikel di internet. Fokus situs ini adalah manajemen artikel. 
  5. Networking. Situs jenis networking adalah situs penyedia yang menampung member-member untuk membentuk suatu komunitas. Sehingga member-member di dalam website tersebut dapat saling berkomunikasi dan bertukar pikiran. Di dalam website ini sesama member dapat saling berkenalan dan menjalin relasi satu sama lain. Pertukaran pesan dan testimonial pun terjadi diantara member yang belum atau sudah menjalin relasi. Fokus situs ini adalah friend relationship atau berteman dan berkomunitas di dalam internet.
  6. Forum. Forum adalah situs membership seperti networking juga. Tetapi tidak berfokus pada friend relationship seperti situs networking. Situs ini lebih berfokus sebagai ajang diskusi di internet. Adapun diskusi dalam bentuk tulisan yang diposting oleh member di organisasikan dengan lebih baik hingga perkategori yang terdiri dari berbagai sub-sub. Tujuan situs ini adalah wadah saling bertukar pikiran dalam diskusi. Fokus situs ini adalah forum diskusi online.
  7. News. News site adalah situs yang mengelola berita untuk di publish ke internet. Pengelola website dapat mengelola yaitu antara lain menulis dan memanage berita. Kemudian user internet dapat melihat informasi berita tersebut melalui website. Fokus situs ini adalah manajemen berita.
  8. Event Organizer. Situs jenis ini adalah situs yang mengelola manajemen informasi pengadaan acara. Informasi yang disajikan situs ini biasanya berorientasi waktu, misalnya informasi kapan diadakannya sebuah event, event yang terlewatkan dan event yang akan diadakan nantinya. Di dalamnya juga terdapat keterangan deskripsi tentang event tersebut dan judul event. Fokus situs ini adalah manajemen informasi event.
  9. Gallery. Gallery site menyediakan fasilitas publikasi foto dan gambar secara online. Pengelola website dapat menyimpan foto atau gambar yang diinginkan lalu dikategorikan dan di manage setelah itu di publish. Fokus situs ini adalah publikasi foto dan gambar.
  10. Multimedia Streaming. Video streaming dan audio streaming sekarang merupakan trend baru dari dunia website. Di dalam situs jenis ini seseorang dapat menonton atau mendengarkan secara langsung multimedia melalui web. Untuk membangun situs ini diperlukan server yang memiliki koneksi internet yang high dan up stream, ini dikarenakan file-file multimedia yang relatif berukuran besar. Fokus situs ini adalah publikasi audio dan video online.
  11. E-Commerce. Situs dengan sistem e-commerce adalah situs yang bertujuan untuk melakukan perdagangan melalui media internet. Pengelola dapat mengorganisir barang-barang yang ingin dijual lalu mempublikasikan secara online beserta harganya. Ada juga yang menyediakan transaksi online melalui website ini. Yang jelas dalam hal ini website dimanfaatkan sebagai toko di dalam internet. Fokus situs ini adalah perdagangan online. 
  12. E-Learning. E-Learning merupakan situs yang menyediakan pembelajaran online melalui internet. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai media seperti tulisan, gambar hingga multimedia. Fokus situs ini adalah pembelajaran online.

11/08/12

Company Profile

Company profile  adalah produk tulisan praktisi PR yang berisi gambaran umum perusahaan. Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan mendalam. Perusahaan bisa memilih poin-poin apa saja yang ingin disampaikan secara terbuka kepada publiknya. Bahkan ada perusahaan yang memilih membuat company profile berdasarkan kepentingan publik sasaran. Ada company profile yang dibuat khusus untuk konsumen (pelanggan), untuk bank, untuk pemerintah, pemasok dan sebagainya. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan besar yang mempunyai bidang usaha luas dan publik yang berbeda-beda.

Tujuan pembedaan company profile adalah untuk menciptakan kepuasan publik. Publik akan puas juka kepentingannya terpenuhi. Salah satunya adalah kepentingan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya tentang aktivitas perusahaan. Berikut disampaikan perbedaan kepentingan di antara publik.


Jenis
  • Pemegang saham
  • Karyawan
  • Konsumen
  • Kreditor
  • Komunitas
  • Pemasok
  • Pemerintah Prestasi keuangan (financial returns)

Kriteria Kepuasan
  • Kepuasan kerja, gaji, dan supervisi
  • Kualitas produk, pelayanan, harga, distribusi
  • Creditworthiness
  • Kontribusi terhadap komunitas (social investment and community involvement)
  • Kualitas produk dan pelayanan
  • Taat aturan dan hukum


Jika sasarannya adalah pemegang saham, maka bagian penting yang disajikan dalam company profile adalah prestasi keuangan. Jika ditujukan untuk konsumen, maka gambaran detail tentang kualitas produk, pelayanan, harga, dan distribusi merupakan bagian yang harus ditampilkan dalam company profile.

Dalam realita, ada perusahaan yang merasa cukup membuat satu company profile untuk semua publik. Bahkan ada perusahaan yang memutuskan tidak menyediakan company profile. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dana dan juga pola pikir manajemen (pimpinan). Sifat organisasi yang tertutup (closed system) akan mempengaruhi pola pikir organisasi untuk tertutup dalam hal informasi kepada publiknya.

Mereka menganggap company profile hanya membuang uang dan bukan pada tempatnya membuka informasi tentang perusahaan kepada publiknya. Pendapat ini tidak tepat. Dari sisi anggaran, biaya produksi company profile tidak mahal jika dibandingkan dengan manfaatnya yang besar. Company profile adalah media yang merepresentasikan perusahaan. Company profile adalah gambaran hidup perusahaan. Saat ini pun, company profile tidak harus dalam bentuk cetak, tetapi bisa berbentuk audiovisual (video) atau menjadi salah satu menu dalam website perusahaan. Beberapa perusahaan yang menyadari pentingnya company profile membuatnya dalam tiga bentuk media di atas.

Company Profile merupakan penjelasan mengenai perusahaan termasuk produknya secara verbal maupun grafik yang mengangkat corporate value serta product value serta keunggulan perusahaan dibandingkan pesaing berdasarkan kedua value diatas.

Corporate value atau nilai-nilai perusahaan tercemin dalam beberapa hal berikut :
  1. Sejarah Berdirinya Usaha. Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada pihak-pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan ataupun kosumen mengenai dasar atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat didalamnya.
  2. Visi & Misi Usaha. Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh usaha kita dalam jangka panjang atau dengan kata lain perusahaan dalam periode tertentu ingin menjadi perusahan yang seperti apa? What to Be? Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha. How to Be? Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai tujuan perusahaan. 
  3. Struktur Organisasi. Struktur organisasi berisi susunan/hirarki tanggungjawab pekerjaan dalam perusahaan berikut nama individu pada masing-masing pekerjaan. Kegunaan struktur organisasi dalam company profile adalah agar konsumen atau pihak-pihak lain yang bekerja sama dengan perusahaan dapat mengetahui person in charge yang langsung berhubungan dengan mereka dalam pekerjaan ataupun masalah. 
  4. Kinerja Perusahaan. Pengalaman perusahan dalam menanggani pekerjaan terdahulu dapat dilakukan secara verbal/tulisan ataupun visual/grafik dengan menampilkan dokumentasi foto/video hasil pekerjaan tersebut.
  5. Laporan Keuangan Perusahaan. Laporan keuangan disajikan bergantung kepada kebutuhan. Apabila company profile dibutuhkan dari segi keuangan seperti untuk investasi/saham atau kerja sama dengan lembaga keuangan maka laporan keuangan perusahaan diperlukan sebagai data penting dalam pertimbangan kerjasama tersebut. Sedangkan apabila company profile tidak dibutuhkan dalam segi keuangan atau company profile dibutuhkan oleh klien/konsumen yang membutuhkan produk/servis perusahaan maka laporan keuangan tidak dibutuhkan. Biasanya laporan keuangan perusahaan hanya ditampilkan dalam material cetakan.
  6. Product Value atau nilai-nilai produk/servis yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dicerminkan oleh faktor-faktor marketing mix khususnya 7P yaitu Product, Price, Promotion, Placement, People, Process, dan Physical Evidence. 

Marketing mix
  1. Product. Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu/kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing.
  2. Price. Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga, serta sistem buy 1 get 1 free.
  3. Promotion. Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara: Advertising (Iklan). Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut: 1) Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran; 2) Media TV dan Radio (Broadcast) : Iklan TV, Iklan Radio. Sales Promotion, melalui acara (event), seperti pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat. Personal Selling, penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan kemungkinan untuk dapat mencoba produk secara langsung. Public Relation,  promosi untuk membuat image perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung. Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
  4. Placement. Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
  5. People. Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.
  6. Process. Manampilkan proses kepada konsumen agar mereka tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
  7. Physical Evidence. Penampilan fisik serta keadaan dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.

Berdasarkan marketing mix diatas, perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya dengan para pesaing/kompetitor untuk kemudian menentukan dari faktor-faktor manakah dari ketujuh marketing mix tersebut, perusahaan memiliki keunggulan (competitive advantage) dibandingkan pesaing. Setelah perusahaan berhasil mengidentifikasikan posisinya maka angkatlah kelebihan tersebut sebagai ”selling point” dalam company profile khususnya dari segi produk/service.


Fungsi Company Profile

  • Representasi perusahaan - gambaran tentang perusahaan. Bisa juga dianggap mewakili perusahaan sehingga publik tidak perlu bersusah payah mencari informasi tentang perusahaan. Dapat juga digunakan sebagai alat membangun citra agar berbagai kelompok dalam masyarakat mempunyai pemahaman yang benar tentang perusahaan.
  • Komunikasi - company profile bisa digunakan untuk mewakili dan melengkapi komunikasi lisan demi terciptanya mutual-understanding.
  • Menghemat waktu transaksi - pihak-pihak lain yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tidak perlu menanyakan secara detail tentang perusahaan, produk, pasar, visi, misi, posisi keuangan, dan lainnya. Hal itu dapat dupelajari melalui company profile, sebelum dan sesudah pertemuan.
  • Membangun identitas dan citra korporat - company profile yang dikemas menarik, detail, jelas, dan mewah mencerminkan wajah perusahaan di mata publik sebagai perusahaan yang besar dan bonafid.


Isi/Content Company Profile

  • Sejarah perusahaan, mencakup antara lain pendiri perusahaan, jajaran direksi, asal muasal, proses perkembangan, dan lain-lain.
  • Filosofisi perusahaan, bisa disebut pandangan atau ideologi dasar perusahaan.
  • Budaya perusahaan, adalah nilai-nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra anggota organisasi terhadap organisasinya. Misalnya etos kerja tinggi, maju untuk semua, dan sebagainya.
  • Sambutan dari pimpinan (Komisaris Utama atau Direktur Utama) tentang segala hal yang sangat berpengaruh pada aktivitas perusahaan dan rencana jangka panjang. 
  • Identitas perusahaan, termasuk di sini logo, uniform, interior gedung dan kantor, kualitas cetakan atau kualitas audiovisualnya.
  • Visi, misi, strategi perusahaan, termasuk komitmen perusahaan untuk meraih kemajuan. Ini menunjukkan bahwa operasional perusahaan dilakukan tidak sembarangan, tetapi melalui perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Sebagai jaminan masa depan bisnis yang berkelanjutan. Pada akhirnya menciptakan kepercayaan publik, bahwa masa depan perusahaan terjamin. Penting misalnya untuk meraih kepercayaan lembaga keuangan.
  • Alamat cabang-cabang. Semakin banyak cabang perusahaan di beberapa wilayah menunjukkan jalur distribusi yang merata. Pada akhirnya mencerminkan kebesaran dan prestise perusahaan.
  • Gambaran tentang SDM. Ceritakan orang-orang di balik operasional perusahaan, siapa saja figur pengendali di jajaran manajemen termasuk tokoh-tokoh berpengaruh di masyarakat yang berkaitan dengan perusahaan. Ini bisa memberi keyakinan pada publik bahwa perusahaan dikelola oleh tangan-tangan yang handal dan profesional.
  • Sistem pelayanan dan fasilitas disediakan. Dalam persaingan ketat dewasa ini, pelayanan pelanggan memegang kunci strategis. Gambarkan kelebihan perusahaan dari sisi pelayanan yang membedakan dengan kompetitor.
  • Prestasi dan keunggulan perusahaan, termasuk segala hal yang telah dilakukan perusahaan untuk kepentingan masyarakat. Masyarakat menuntut bukan hanya kualitas produk atau jasa, tetapi juga apa yang bisa dilakukan perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Misalnya program lingkungan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan (Corporate Social Responsibility)
  • Laporan perkembangan perusahaan (annual report), termasuk informasi laba rugi perusahaan. Ini adalah upaya menjelaskan kesehatan perusahaan.
  • Deskripsi tentang produk-produk atau jasa utama yang ditawarkan. Termasuk gambaran tentang pasar, lokasi pabrik, distributor, market share, grafik pertumbuhan usaha, dan sebagainya.
  • Program pengembangan di masa datang. Termasuk pelatihan-pelatihan, rencana pengembangan produk, pengembangan pasar, dan sebagainya.

Pembuatan company profile harus faktual, tidak boleh bohong dan direkayasa. Karena merupakan gambaran hidup perusahaan, company profile diusahakan mencakup segala hal sisi perusahaan berdasarkan landasan filosofisnya. Landasan filosofis merupakan karakter dan kepribadian perusahaan.


Media Company Profile
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai style (gaya) yang berbeda untuk menampilkan profil perusahaan mereka, bisa dalam bentuk cetak, website internet, maupun media audio visual. Ketiga media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Media audio visual misalnya, hanya disajikan pada saat-saat tertentu saja seperti pada saat visitasi perusahaan lain (company visit, media visit, etc). Media cetak biasanya hanya diberikan kepada publik tertentu, seperti pemegang saham, kreditor, badan pemerintahan, dan publik lainnya yang mempunyai hubungan bisnis dengan perusahaan. Sedangkan untuk masyarakat umum seperti calon pelanggan, pelanggan, akademisi, periset, dan sebagainya, biasanya dapat memperoleh informasi tentang profil perusahaan melalui website.

Rachmat Kriyantono dalam "Public Relations Writing: Media Public Relations Membangun Citra Korporat", menyatakan media cetak memiliki keunggulan dibandingkan media lainnya. Media cetak terdokumentasi dan terekam. Publik bisa secara mudah membawa dan menyimpannya dirumah. Media audiovisual maupun internet harus menggunakan alat khusus seperti disc atau video untuk mendokumentasikan dan membutuhkan cd player atau komputer untuk melihatnya. Media cetak dapat dilihat atau dinikmati berulang kali.  Company profile dapat dibaca berkali-kali sehingga memudahkan daya ingat. Orang harus merekam dahulu untuk dapat melihat video atau harus ke warung Internet membaca atau melihat company profile via website. Media ceta juga lebih luas jangkauannya. Company profile bentuk cetak dimungkinkan dapat menjangkau publik secara luas. Semua orang bisa membacanya dengan mudah. Sedangkan audio visual dan website, sasarannya lebih terbatas.

Ketiga media tersebut biasanya dipadukan. Selain membuat yang tercetak, perusahaan juga mrnyediakan bentuk audio visual dan website. Company profile audiovisual, sangat tepat diputar saat menerima kunjungan tamu dalam program company visits, sehingga PR tidak perlu panjang lebar menjelaskan tentang profil perusahaan, baru pada forum tanya jawab, PR bisa menjawab pertanyaan pengunjung secara detail. Perusahaan besar biasanya menggunakan media ini pada saat proses recritment, para pelamar yang telah melewati beberapa tahapan dan lolos seleksi, dikumpulkan di satu ruangan untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah perusahaan, jajaran direksi, kantor-kantor cabang, dan sebagainya, untuk mempermudah kerja bagian SDM. Siapapun yang menggunakan company profile, hal tersebut selain mempermudah, juga sebagai salah satu sarana efektif untuk publikasi perusahaan.***

Newsletter

Newsletter is a periodically published work containing news and anouncements on some subject, typically with a small circulation. 

newsletter adalah publikasi yang berisikan tentang berita dan pengumuman yag diterbitkan dengan sirkulasi skala kecil. Newsletter biasanya merupakan publikasi internal suatu perusahaan.

Pentingnya PR Memahami Newsletter
Peran PR sebagai fungsi manajemen yang salah satunya adalah sebagai fasilitator komunikasi, namun pembahasan ditekankan untuk khalayak eksternal seperti press release, advertorial, dan poster. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai fungsi PR sebagai fasilitator komunikasi internal dengan menggunakan alat komunikasi internal yaitu newsletter agar informasi yang disampaikan bersifat merata ke seluruh jajaran dalam organisasi.

Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai newsletter, akan dijabarkan terlebih dahulu mengenai arus komunikasi  organisasi dan komunikasi dalam organisasi. Arus komunikasi tersebut terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu:

(1) Komunikasi Vertikal
Adalah komunikasi dua arah timbal balik. Komunikasi jenis ini memegang peranan cukup vital dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu komunikasi dari pimpinan organisasi (downward communication) dan dari staf organisasi ke level pimpinan (upward communication). Downward communication dapat berupa instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, dan penugasan, sedangkan upward communication berupa laporan, pelaksanaan tugas, sumbang saran, hingga dalam bentuk pengaduan.

(2) Komunikasi Horizontal
Merupakan komunikasi antar satu level, antara karyawan dengan karyawan lainnya, dan antar pimpinan satu departemen dengan departemen lainnya. Bisa juga terjadi komunikasi horizontal yang bersifat komunikasi silang (cross communication), artinya bisa melebar kesamping atau juga secara diagonal antar para karyawan dengan pimpinan departemen lain yang terlibat suatu pekerjaan dalam sebuah sistem komunikasi yang dipergunakan oleh organisasi.

(3) Komunikasi Eksternal
Merupakan komunikasi yang berlangsung atau terjadi dua arah antara pihak organisasi dengan pihak luar seperti rekan bisnis, kreditur (perbankan), konsumen, distributor, pers, dan pemerintah. Keberhasilan dalam membina komunikasi eksternal, juga sekaligus merupakan keberhasilan praktisi PR dalam upaya memperoleh dukungan, pengertian, kepercayaan, partisipasi, kerjasama, dan lain sebagainya dengan pihak publiknya.

Dalam praktiknya, komunikasi organisasi bukan sekedar berupa instruksi, penugasan petunjuk pelaksanaan kerja, laporan kerja dan pelaksanaan tugas. Namun komunikasi dimaksudkan untuk menjaga stabilitas hubungan antara organisasi dengan khalayak internal, dan sebagian khalayal eksternal, mempererat hubungan antar keduanya, dan menjamin informasi yang up-to-date dan bermanfaat. Salah satu dari banyak media dan sarana komunikasi, yang dapat fokus pada informasi bagi khalayak internal dan bersifat continue adalah melalui newsletter.


Definisi dan Pemahaman Newsletter
Newsletter merupakan alat komunikasi yang dibuat oleh praktisi PR, yang dikenal dengan sebutan editorial, yang diterbitkan secara berkala untuk kalangan sendiri (Rachmat Kriyantono: 2008). Pengertian lain mengenai newsletter diutarakan oleh Rosady Ruslan (2006), yaitu penerbitan inggriya yang sederhana untuk menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada khalayaknya. Topik yang disampaikan lebih fokus dengan khalayak sasaran yang lebih terarah. Asal mulanya, newsletter adalah ‘house journal’, yang dipergunakan  oleh praktisi PR untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas, seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah, atau konsumen.

Pada dasarnya, newsletter merupakan karya jurnalistik yang berisi berbagai informasi yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan, tidak diperjual belikan (private publication), namun ada newsletter yang diperuntukkan khalayak eksternal. Newsletter internal dan eksternal biasanya dijumpai pada perusahaan besar yang area usahanya luas dan kompleks, dan memiliki anggaran dana khusus yang besar untuk memfasilitasi informasi perusahaan kepada khalayaknya. Dengan membuat newsletter, semakin membuktikan bahwa PR adalah wartawan yang melaksanakan profesi jurnalistik (journalist in resident), yang dalam pembuatan newsletter terdapat tahap pekerjaan jurnalistik, seperti mencari berita, menulis berita, mengedit, mengatur tata letak (layout), hingga percetakannya (Rachmat Kriyantono: 2008).


Fungsi Newsletter
Sebagai alat komunikasi organisasi, newsletter mencakup informasi yang perlu diketahui oleh khalayak internal dan eksternal yang meskipun dalam penyajiannya terkadang dibuat terpisah, newsletter diharapkan berfungsi untuk:
  1. Memberikan dorongan untuk memperkuat komitmen memberikan yang terbaik bagi perusahaan serta perbaikan moral kerja karyawan. Antara lain sebagai wahana pengakuan terhadap prestasi kerja karyawan.
  2. Sebagai media komunikasi yang menjembatani pihak manajemen dan karyawan, sehingga terjadi two-ways communication (komunikasi dua arah). Karyawan misalnya, bisa memperoleh informasi tentang strategi dan tujuan perusahaan serta informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
  3. Sebagai media publikasi melalui penyampaian informasi tentang kegiatan atau apa saja yang berkaitan dengan perusahaan dengan pihak lain.
  4. Sebagai wahana penjalin hubungan dengan publik internal dan eksternal.
  5. Sebagai representatif citra korporat di mata publik, baik buruknya kualitas newsletter akan menunjukkan citra siapa pembuatnya.


Jenis Isi Newsletter
Informasi dan isi dari newsletter bervariasi. Beberapa jenis isi yang bisa dimasukkan dalam terbitan newsletter antara lain:
  •  Kegiatan-kegiatan penting (rutin maupun insidental) yang dilakukan perusahaan. Misalnya, rapat pemegang saham, pameran dagang atau exhibition, menggelar seminar & workshop, dan sebagainya.
  • Kegiatan-kegiatan penting (rutin maupun insidental) yang dilakukan karyawan. Misalnya kegiatan karyawan dalam proses produksi, kegiatan olah raga bersama, employee gathering, kegiatan perayaan hari besar perusahaan atau nasional yang diikuti oleh karyawan. 
  • Tulisan khusus tentang profil karyawan dan pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Misalnya menulis profil pengabdian karyawan yang loyal selama puluhan tahun, atau profil karyawan teladan terbaik bulan ini. Maupun memperkenalkan profil personil baru perusahaan.
  • Artikel-artikel opini, baik dari PR maupun dari manajemen dan karyawan. Misalnya PR menulis tentang perlunya produktivitas kerja untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
  • Surat pembaca, berupa penyampaian ide, gagasan, kritik dan saran, atau harapan-harapan karyawan.



Teknik Penulisan Newsletter
Poin-poin penting yang harus dipertimbangkan oleh PR dalam membuat newsletter adalah sebagai berikut:
Siapa sasaran newsletter
Penentuan khalayak sasaran ini sangat penting diuraikan karena berkaitan dengan rencana isi atau materi informasi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. Termasuk disini adalah cakupan pembaca. Selain itu juga sebagai dasar penentuan anggaran serta tata bahasa yang dipilih.

Jenis informasi yang ditampilkan
Menampilkan informasi yang bersifat “activityprogress report” yaitu, tentang aktivitas dalam perusahaan. Berisi artikel-artikel opini, karya tulis ilmiah, dan sebagainya. Akan lebih baik jika isi newsletter bervariasi. Jenis informasi ini tergantung pada jenis newsletter:
 Newsletter ditujukan untuk publik internal atau eksternal, dibuat secara terpisah, atau cukup satu newsletter dan mencakup semua khalayak sasaran.
Jenis informasi ditujukan untuk media komunikasi interaksi antara karyawan dengan manajemen.
 Newsletter ditujukan untuk membantu pihak supplier memahami dan menjual produk perusahaan.

Anggaran
Semakin luas khalayak sasaran yang dijangkau tentu akan membutuhkan biaya lebih besar. Anggaran juga ditentukan oleh bagaimana bentuk wajah newsletter. Newsletter yang dalam penyajiannya dalam bentuk lux dan berwarna tentu semakin mahal.

Kontinuitas
PR harus merencanakan kontinuitas waktu terbit. Diharapkan newsletter bisa terbit secara berkala. Jika waktu terbitnya tidak konsisten akan mempengaruhi kepercayaan khalayak sasaran. Termasuk disini adalah penetapan jalur distribusi kepada pembacanya.

Gaya dan format
Berkaitan dengan gaya bahasa, tipografi huruf, layout, jenis kertas, jenis terbitan (majalah, tabloid misalnya), perimbangan rubrik-rubriknya.
Gaya bahasa newsletter dikemas semenarik mungkin, komunikatif, dan jauh dari kesan formal agar tidak menghambat jalinan komunikasi antara manajemen dengan karyawan.
Gaya bahasa yang formal dan kaku sering dijumpai pada newsletter yang dibuat oleh lembaga pendidikan maupun pemerintahan.
Proses percetakan, termasuk bentuk cetakan, deadline dan jadwal konsisten diterbitkannya newsletter, cara mencari berita atau siapa sumber berita.
Nama newsletter perlu ditata dengan baik, menarik, mudah diingat, dan mampu merepresentasikan jiwa perusahaan.


Langkah-langkah penulisan newsletter
(1) Menentukan materi informasi
PR sebagai pemimpin redaksi sekaligus pencari berita bertanggung jawab atas ketersediaan materi informasi yang akan dimuat. Disini akan dilakukan beberapa aktivitas pekerjaan, yaitu:
Mencari materi atau berita yang akan diinformasikan
Menulis materi yang akan disajikan
Wawancara nara sumber berita
Penentuan tata letak serta desain grafis


Newsletter yang ditujukan untuk khalayak internal mencakup materi tentang:
  • Tujuan-tujuan manajemen, seperti pergantian struktur dan kebijakan baru yang harus disebarkan secara merata dan diketahui oleh khalayak internal.
  • Dorongan moral kerja karyawan, seperti menampilkan karyawan terbaik bulan ini, karyawan teladan tahun ini, dan pemberian hadiah sebagai motivasi.
  • Kegiatan-kegiatan perusahaan yang melibatkan pimpinan dan karyawan, seperti perayaan hari jadi perusahaan, hari besar nasional, dan sebagainya.


Newsletter yang ditujukan untuk khalayak eksternal mencakup materi tentang:
  • Kegiatan-kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan khalayak eksternal khususnya masyarakat yang menjadi target pasar, seperti sosialisasi himbauan masyarakat, kegiatan corporate social responsibility, dan sebagainya.
  • Kegiatan-kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan konsumen yang bertujuan untuk memunculkan rasa “sense of belonging” dan dapat menarik perhatian konsumen untuk berpartisipasi, misalnya informasi tentang potongan harga bulan ini, member gathering, konsumen yang memenangkan undian, dan sebagainya.
  • Kegiatan pemberian penghargaan atau award yang dimenangkan oleh perusahaan dalam kompetisi sebagai perusahaan terbaik atau perusahaan yang memproduksi kualitas produk terbaik berdasarkan survey konsumen maupun pihak lain seperti pemerintah dan badan internasional


(2) Mencari berita
PR dalam mencari materi berita untuk newsletter sama halnya dengan tugas jurnalistik. PR bisa mencari berita melalui interview, menggali data dokumen atau artikel-artikel lain. Lebih baik lagi bila PR melibatkan karyawan untuk menyumbangkan tulisan mereka.

(3) Tentukan batas deadline
Dalam pembuatan newsletter dikenal prinsip “newsletter akan kehilangan wibawanya bila sering terlambat terbit dan tidak bisa dipastikan kapan”. Disiplin terhadap waktu terbit newsletter menunjukkan bahwa PR konsisten dalam memberikan informasi kepada khalayaknya.

(4) Memberi foto atau gambar menarik
Newsletter sebaiknya dicetak pada kertas yang berkualitas baik serta diberi variasi foto yang menarik, yang dapat mewakili setiap tulisannya. Perwajahannya pun harus menarik sehingga menarik kesan lux. Newsletter membawa citra perusahaan, jika bentuk dan penyajiannya baik, maka akan mendukung citra perusahaan menjadi semakin positif.

(5) Mengedit dan mengatur naskah
Praktisi PR harus bisa berlaku sebagai seorang editor yang baik, sehingga mampu memperbaiki naskah-naskah yang kurang baik. Dalam tahapan ini, PR mengedit tulisan, format newsletter, jumlah artikel yang dimuat, dimana foto-foto akan diletakkan, desain animasinya, bagaimana headline-nya, dan sebagainya.

(6) Newsletter bukan media promosi
Sekali lagi, newsletter adalah media komunikasi yang berisi tentang aktivitas manajemen, karyawan, konsumen, dan publik lainnya. Newsletter bukan media penjualan produk, sehingga bentuk dan penyajiannya harus dibedakan dengan brosur untuk promosi penjualan dan menghindari kesan menjual.

(7) Melakukan ulasan
Setelah newsletter terbit, tugas PR sebagai editor adalah mengulas terbitan baru tersebut. PR harus mengulas bagaimana respon pembacanya. Pada prinsipnya, PR harus memastikan agar terbitan berikutnya dapat diperoleh hasil yang lebih baik (for better tomorrow).

PR dalam membuat newsletter diharapkan dapat mengacu pada teknik penulisan seperti yang dijelaskan diatas. Namun pada praktinya, PR memiliki keluwesan dan keleluasaan dalam menentukan bentuk dan penyajian newsletter yang menurutnya terbaik bagi khalayaknya dan mencerminkan culture di masing-masing perusahaan. Perlu diingat bahwa, setiap perusahaan mempunyai ciri dan gaya masing-masing dalam mengungkapkan citra dirinya, dan PR yang paling memahami bagaimana mengekspresikan perusahaannya di mata khalayaknya tersebut.

Poster



  • Poster merupakan plakat, tempelan, atau pengumuman tertulis yang disampaikan kepada masyarakat dengan cara di tempelkan di tempat-tempat umum. 
  • Isi Poster dapat berupa penawaran barang, pengumuman tentang suatu hal, hiburan, atau informasi tentang program pemerintah. 
  • Bahasa poster hendaklah singkat, padat, dan komunikatif, serta memotivasi pembaca. Umumnya poster memiliki tujuan komersial untuk mengiklankan suatu barang atau pengumuman suatu event. Namun kadang-kadang berguna sebagai pengumuman yang mendidik masyarakat, alat propaganda, atau murni sebagai hasil karya seni.
  • Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
  • Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel di dinding atau permukaan lain. 
  • Poster merupakan alat untuk mengiklankan sesuatu, sebagai alat propaganda dan protes serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai pesan. Selain itu poster juga dipergunakan secara perorangan sebagai sarana dekorasi yang murah meriah terutama bagi anak muda
  • Poster merupakan sebuah media yang sederhana yang berfungsi untuk mengomunikasikan informasi penting tentang sebuah produk atau acara dan biasanya paling dicari setelah proyek terbentuk atau berlangsung.
  • Membuat poster dimulai dari sebuah halaman/lembar kerja kosong adalah pekerjaan yang mudah bagi seorang desainer. Ini bisa menjadi inspirasi hanya dengan melihat dan membayangkan pada sebuah halaman kosong tersebut.  (1970 – 1990 masih ‘manual’, 1990 – sekarang ‘komputerisasi’).



Ada dimana poster?
Poster sebagai media komunikasi visual pesan yang ampuh  dengan pemanfaatan  tempat menempel. Pemasangan poster biasanya di tempat umum (ditempelkan di dinding/di tembok atau di pinggir jalan).


Tujuan Penggunaan Poster
Sesuatu yang ada dalam poster bertujuan dapat diketahui umum, menjadikan masyarakat umum tertarik untuk membeli, memakai, atau mengikuti isi poster tersebut.



Jenis Poster

  • poster niaga
  • poster penerangan
  • poster pendidikan
  • poster kegiatan.


Format Poster

  • Judul, nama penulis
  • Isi Poster memuat alur pikir yang jelas, yaitu latar belakang, permasalahan, tujuan, hasil temuan, simpulan/saran.
  • Tonjolkan bagian-bagian yang dianggap paling penting untuk diinformasikan (misal hasil, temuan, saran)
  • Perbedaan mendasar poster dengan media promosi lainnya adalah poster dibaca orang yang sedang bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Sedangkan brosur, booklet, flyer dirancang untuk dibaca secara khusus, mungkin duduk atau sesaat sambil berdiri. 
  • Pesan poster harus dapat menarik perhatian pembacanya seketika, dan dalam hitungan detik, pesannya harus dimengerti.


Kegunaan Poster 

  • Mengumumkan/memperkenalkan suatu acara
  • Mempromosikan layanan / jasa
  • Menjual suatu produk
  • Membentuk sikap atau pandangan (propaganda)


Prinsip-prinsip Desain Poster
Balance

  • Umumnya, keseimbangan bisa dicapai secara simetris
  • Garis-garis imajiner, baik vertikal atau horisontal dapat digunakan untuk mencapai keseimbangan, walaupun tidak simetris

Movement, alur baca.
Alur baca yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan ‘mata pembaca’ dalam menelusuri informasi, satu bagian ke bagian lainpada poster.
Emphasis, penekanan. Prinsip ini yang terpenting dalam mendesain poster. Penekanan bisa dicapai dengan membuat slogan / judul, atau ilustrasi / foto jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. Penekanan bisa dicapai dengan:

  • Perbandingan ukuran
  • Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau gambar
  • Perbedaan warna yang mencolok
  • Memanfaatkan ‘white space’ atau bidang kosong
  • Perbedaan jenis, ukuran dan warna huruf

Unity, kesatuan. Beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi. Misalnya nama gedung harus dekat dengan teks alamat. Splash diskon janganberjauhan dengan produk yang dimaksud.


Aspek Poster
Tagline. Penggunaan kata-kata atau membuat yang menarik dan tepat sasaran, membuat pesan poster dapat ditangkap pembacanya.
Ilustrasi. Elemen Visual (Ilustrasi) dan elemen teks cukup seimbang, penggunaan warna-warna kuat yang cukup mencolok tetapi tetap menonjolkan produk/pesan yang dijualnya/disampaikan.
Layout. Menurut Jan Tschichold, seorang typographer, desainer, guru, dan penulis, pernah mengatakan Lay-out yang asimetris punya kelebihan, secara optis keseluruhan penampilannya jauh lebih efektif daripada lay-out yang asimetris

Tipikal poster yang ‘baik’

  1. Berhasil menyampaikan informasi secara cepat
  2. Ide dan isi yang menarik perhatian
  3. Mempengaruhi, membentuk opini/pandangan
  4. Menggunakan warna-warna mencolok
  5. Menerapkan prinsip ’simplicity’


Langkah-langkah mendesain sebuah poster
Buat Tahapan Desain
Merupakan saatnya menghidupkan tema yang sudah dibuat.
Pemilihan warna, pemilihan tipografi (huruf), pembuatan elemen,
Penetapan layout dari poster.
Sisakan space yang cukup dari poster sehingga tidak terlalu terkesan penuh sesak.
Untuk pemilihan gambar sekali lagi perhatikan ukurannya.
Tidak Sesak/longgar/lega

Ciri-ciri Poster
Mudah dibaca dalam jarak 7 feet (dua meter lebih sedikit)
Ukuran umum A2 (840mm X 594mm, dapat disederhanakan sebagai 80cm X 60cm) catatan penting ukuran yang tercantum dalam panduan PIMNAS (80cm X 160cm) diusulkan direvisi karena terlalu besar.
Konsep yang direncanakan termasuk typeface yang diusulkan
Full colour atau spot colour
Gambar besar resolusi >300 dpi; gambar kecil resolusi at least 160 dpi
Perhatikan jarak pandang dan cara memandang

Syarat-syarat poster
1.    gambar yang ditampilkan mencolok, tetapi sesuai dengan ide
2.    kata-katanya mudah diingat, bersifat efektif dan sugestif
3.    tulisan dicetak besar dan mudah dibaca
4.    poster dipasang di tempat yang strategis.

Komponen Poster
Komponen Poster ( Kuantitatf ) terdiri sbb:
a. Elemen Visual (Nirmana)
b. Tipografi (Copywritting)
c. Warna

Prinsip Utama Desain
Menurut Tom Lincy dalam "Design Principle for Desktop Publishing", ada 5 prinsip utama desain, yaitu:

  • proporsi (proportion)
  • keseimbangan (balancing)
  • kontras (contrast)
  • irama (rhythm)
  • kesatuan (unity). 
Namun prinsip itu disederhanakan menjadi 4 prinsip oleh Robin Williams dalam "The Non Designer’s Design Book", yaitu:

  • kontras (contrast)
  • perulangan (repetition)
  • peletakan (alignment)
  • kesatuan atau fokus (proximity).


Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.

Jenis huruf
Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi:

  • Roman, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
  • Egyptian, dengan ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
  • Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
  • Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
  • Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.


Efektivitas Penggunaan Tipografi
Tidaklah mudah untuk merancang sebuah pesan yang baik, ada kaidah- kaidah estetik yang harus dianut. Perlu diketahui bahwa huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetik seperti kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen - elemen visual di sekitarnya.

Pengertian kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca biasa disebut sebagai legibility. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk huruf secara fisik, ukuran serta penataannya dalam sebuah naskah. Eksekusi terhadap sebuah desain tipografi akan mencapai hasil yang maksimal apabila melampaui proses investigasi terhadap makna dari sebuah naskah, alasan-alasan mengapa naskah tersebut harus dibaca, kapan dan di mana akan dibaca, serta siapa yang membacanya.

Sesungguhnya mata kita dapat mengenal bentuk huruf walaupun hanya setengah bagian ke atas dari fisik huruf tersebut yang tampil. Huruf jenis serif lebih memiliki karakter pada setengah bagian ke atas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah dibaca. Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dan yang lain. Oleh karena itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap legibility adalah kerning dan tracking. Yang dimaksud dengan kerning adalah ukuran jarak antar huruf sedangkan tracking adalah interval ruang antarkata. Susunan huruf yang terlalu rapat akan mengaburkan bentuk huruf sedangkan susunan huruf yang terlalu renggang akan sangat mempengaruhi kecepatan membaca.

Kerning atau tracking positif diperlukan untuk huruf-huruf yang dicetak dalam ukuran kecil. Hal ini diperlukan untuk mengurangi kepekatan ruang serta memudahkan pengenalan terhadap huruf yang tercetak kecil. Selain interval ruang antarhuruf atau kata, yang juga perlu diperhatikan adalah interval ruang antarbaris.

Penyesuaian interval ruang antarbaris dapat membantu kecepatan dan kenyamanan membaca. Interval ruang yang terlalu sempit atau terlalu besar akan memakan waktu lebih lama bagi mata kita dalam menemukan atau menyambung pada baris-baris kata selanjutnya.

Legibility merupakan permasalahan yang kompleks, keberhasilan legibility dapat dilihat dari banyak faktor. Pendekatan terhadap masalah tipografi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni tipografi mikro dan tipografi makro.

Hal-hal yang dilihat dari tipografi mikro adalah visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata-letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading, dan kerning. Sedangkan tipografi makro lebih menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain, fiilosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khalayak, serta penggunaan huruf sebagai sebuah solusi komunikasi.

Legibility dan Keterbacaan
Legibility adalah tingkat keterdeteksian huruf saat dipotong dengan ekstrim hingga bagian tertentu yang masih bisa dikenali. Legibility menentukan tingkat keterbacaan huruf dalam kondisi yang sulit, seperti saat digerakkan dalam kecepatan tinggi, cahaya remang, dan lain-lain.

Legibility dipengaruhi oleh:

  1. Kerumitan desain huruf
  2. Penggunaan warna
  3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Tingkat keterbacaan adalah kemudahan suatu susunan huruf terbaca berdasarkan susunan huruf, kerapatan, besar huruf, dan kerumitan kalimat.

PR dan Hukum


Bersentuhan langsung dengan kasus-kasus hukum bagi kebanyakan praktisi ataupun konsultan PR masih merupakan hal yang baru. Silih Agung Wasesa, dalam "Strategi Public Relations—Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal dengan Hasil Maksimal", menyatakan penyebab profesi PR belum menyentuh kasus-kasus hukum, antara lain:
  1. Persepsi Pasal Rumit. Masalah-masalah hukum adalah masalah-masalah yang terkesan rumit karena harus berkaitan dengan pasal dan peraturan-peraturan yang membutuhkan energi tersendiri untuk mempelajari hal tersebut. Dengan begitu, kebanyakan profesi PR lebih memilih untuk tidak mengambil kasus-kasus secara pro-aktif.
  2. Konsekuensi Hukum. Konsekuensi kasus-kasus hukum yang malah memungkinkan profesi PR jadi terkena masalah hukum, seperti menjadi tersangka baru, atau bahkan masalah-masalah hukum baru juga merupakan pertimbangan yang harus diputuskan secara panjang.
  3. Kode Etik PR-Hukum. Belum ada kode etik yang mengatur profesi PR untuk melakukan pekerjaan pro-bono seperti profesi hukum, yaitu pekerjaan pendampingan klien secara sukarela tanpa memungut bayaran.


PERAN PR DALAM KASUS HUKUM
Sebelum kasus ke Pengadilan
Kasus: Berita dari media massa bahwa lawan hukumnya akan menggugat yang bersangkutan. 
Advokat akan menunggu surat pemberitahuan dari pengadilan. 
PR menerangkan bagaimana gugatan tersebut bisa terjadi, dan mencoba mendapatkan simpati publik dengan memberikan detail kronologis dan logis melalui media massa. Siapa yang mendapatkan simpati pertama akan mampu membangun opini lebih baik.

Kasus: Pemberitahuan dari pihak penguasa, terutama polisi, bahwa yang bersangkutan akan dimintai keterangan berkaitan dengan satu kasus tertentu.
Advokat melakukan pra-peradilan karena polisi salah melakukan memberikan tuduhan. 
PR meminta klien untuk memberikan keterangan pada media massa kenapa polisi atau pihak kejaksaan bisa melakukan panggilan tersebut, termasuk kesalahan yang mungkin ditimbulkan oleh polisi atau karena ketidaktahuan klien. PR juga memberikan keterangan bahwa klien akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan tetap menggunakan hak-haknya.

Kasus: berita mengenai panggilan dari pengadilan mengenai adanya gugatan dari pihak lain.
Advokat mengatakan belum menerima surat dari pengadilan.
PR mempersilahkan klien untuk memberikan keterangan kepada media bahwa dia akan menghadapi gugatan tersebut secara baik dan bersama advokat akan mempelajari gugatan tersebut.

Saat kasus diproses di Pengadilan
Kasus: Bukti-bukti menunjukkan bahwa klien bersalah. 
Advokat menyatakan ada bukti lain yang menunjukkan sebaliknya. Kita akan keluarkan pada saat yang tepat.
PR akan membantu advokat untuk menjadikan bahan-bahan bukti-bukti menjadi mudah dimengerti oleh media massa untuk disampaikan ke publik. Dengan begitu, publik dapat melihat sisi masalah ini secara lebih berimbang.

Pasca keputusan Pengadilan
Kasus: Klien dinyatakan bersalah.
Advokat melakukan naik banding 
PR: (Klien sebenarnya bersalah) Mendapatkan simpati dengan mengatakan latar belakang psikologis kenapa melakukan hal tersebut. Sebaiknya disusun sejak awal pengadilan. (Klien sebenarnya tidak bersalah) Memanfaatkan media untuk membeberkan fakta-fakta yang menunjukkan hasil sebaliknya.



PR DAN MEDIA
Ada beberapa yang harus dilakukan berkaitan dengan media relations ketika kasus yang dihadapi berhadapan dengan kasus-kasus hukum:
  1. Mendudukan data dan kronologi peristiwa. Persepsi yang muncul dari kasus-kasus hukum seringkali berkaitan dengan: (a) kecepatan informasi; (b) ketepatan data; dan (c) kronologi peristiwa.
  2. Menumbuhkan pohon informasi. Sebaiknya pohon informasi diberikan kepada klien secara detail, lengkap dengan segala kemungkinan citra yang berkembang.
  3. Segmentasi penyimpangan informasi. Identifikasikan dengan pasti setiap penyimpangan informasi yang terjadi, pastikan sumber berita yang menyebarkan informasi tersebut. Siapkan informasi sanggahan yang bisa menetralkan informasi sebelumnya, kemudian minta interview dengan wartawan dari media yang bersangkutan. 
  4. Kembangkan sikap yang sesuai dengan masalah yang berkembang. Mimik wajah dan sikap yang bersangkutan harus diperhatikan betul karena hal itu akan diterjemahkan secara detail oleh media massa.

Jika praktisi ataupun konsultan PR mendapatkan gugatan hukum, maka:
  1. Pelajari posisi kasus. Anda harus paham betul pada posisi apa mereka menuntut Anda. Kemudian karena tindakan yang mana yang dianggap mencemarkan, lantas kapan dan dimana.
  2. Kumpulkan dokumen. Dokumen-dokumen tersebut harus tersusun rapi, lengkap dengan nama-nama siapa saja yang bisa membantu Anda untuk membuktikan dokumen tersebut.
  3. Minta pendampingan dari advokat. Tahap awal, Anda minta untuk melakukan penyelesaian di luar pengadilan. Jika Anda didampingi advokat, Anda dapat berpikir lebih jernih untuk tetap fokus pada pekerjaan Anda sebagai PR.

10/08/12

Corporate Public Relations dan Marketing Public Relations


CORPORATE PUBLIC RELATIONS
PR dalam suatu organisasi seringkali disebut sebagai Corporate PR, tapi seiring dengan perkembangan baru dari kampanye PR dan pemasaran, PR kemudian ditempatkan di bagian Marketing. Fungsi dan peran Corporate PR (CPR) dan Marketing PR (MPR) berbeda.

Thomas L. Harris dalam "The Marketer’s Guide to Public Relations—How Today’s Top Complete Are Using the New PR to Gain a Competitive Edge", mengatakan: the CPR function may well remain a corporate management function, and what is now known as MPR will become a marketing management function. Under such a scheme, the mission of CPR would be to support corporate objectives. The mission of MPR would be to support marketing objectives.

Rhenald Khasali dalam "Manajemen Public Relations", mengatakan, CPR mempunyai tugas yang sangat sensitif, yakni menjaga kepuasan para stakeholders termasuk pemegang saham dan pemerintah. CPR bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemecahan krisis yang dapat mematikan perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan ini membutuhkan kedekatan CPR dengan pemimpin puncak dan memerlukan dukungan penuh dari pimpinan puncak, atau di Indonesia dalam hal ini adalah pemegang saham mayoritas.

Perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai anak perusahaan dalam jumlah besar, karyawan yang sangat banyak, kerjasama usaha yang terkait secara nasional maupun internasional dengan badan-badan lain, dan mempunyai banyak unsur lingkungan yang perlu didekati, maka tugas CPR dapat dibagi-bagi lebih detil lagi. Misalnya, hubungan dengan komunitas, pers, dan pemerintah.

Ruang lingkup pekerjaan CPR, antara lain:
  • Hubungan dengan pemerintah: lobi, mempercepat proses prosedur perizinan, memperoleh dukungan-dukungan moril, dan izin-izin legal lainnya; 
  • Hubungan dengan komunitas: masalah polusi, keamanan, fasilitas-fasilitas sosial, keterlibatan komunitas, menjadi warga kota/negara yang baik; 
  • Hubungan dengan media: press release, press conference, media tour, interview, jurnalisme foto;
  • Hubungan dengan karyawan: moral kerja, citra karyawan, budaya perusahaan, filosofi perusahaan, media internal, dukungan karyawan atas produk-produk perusahaan, kegiatan-kegiatan karyawan.
  • Hubungan dengan pemegang saham
  • Hubungan dengan bank.
  • Hubungan dengan pemimpin-pemimpin opini.
  • Hubungan dengan akademisi.
  • Mengatasi krisis: perusahaan menurun, krisis yang meluas.


MARKETING PUBLIC RELATIONS
Harris: MPR is the process of planning, executing and evaluating programs that encourage purchase and consumer satisfaction through credible communication and impressions that identify companies and their products with needs, wants, concerns and interests of consumers.

“…PR is probably more effective in changing consumer attitudes about product today than advertising…”(Herbert M. Baum, President of the North American Division of Campbell Soup Company)

”PR is moving into an explosive growth stage because companies realize that mass advertising is no longer the answer” and that organizations are merging PR into marketing, ending a long-standing “love/hate relationship.” (Philip Kotler, Professor of Marketing at Northwestern University’s Kellog School of Management and author of Marketing Management)

PR  is different from marketing. But elements of PR—among them product publicity, special events, spokespersons, and similar activities—can enhance a marketing effort. While the practice of marketing creates and maintains a market for products and services, and the practice of PR creates and maintains a hospitable environment in which the organization may operate, marketing success can be nullified by the social and political forces PR is designed to confront—thus the interrelationship of the two disciplines.

Tujuan MPR, adalah:
  • Helping a company and product name become better known - membantu nama (baik) perusahaaan dan produknya menjadi lebih dikenal
  • Helping introduce new or improved products - membantu memperkenalkan produk baru atau produk yang dikembangkan/diperbaiki
  • Helping increase a product’s life cycle - membantu memperpanjang siklus hidup produk
  • Seeking out new markets and broadening existing ones at reduced costs - mencari market baru dan melebarkan market-market yang sudah ada dengan dana yang lebih rendah. 
  • Establishing an overall favorable image for the product and company - mengembangkan keseluruhan citra yang mendukungan produk dan perusahaan 

There are many signs that marketing public relations has come of age:
  • PR has become a big and profitable business.
  • Marketing public relations is the largest and fastest growing segment of a fast growing industry.
  • Companies have recognized the growing importance of MPR with bigger budgets and fatter paychecks.
  • PR is getting increasing in the marketing and business media.
  • The academic community is showing greater interest in PR.

Faktor pendorong makin kuatnya kebutuhan akan MPR akibat adanya:
  1. The mass market splinters. Pecahnya pasar yang bersifat massal dan perubahan loyalitas merek akibat banyaknya pilihan, tuntutan kualitas dan variasi.
  2. Technology and the information explosion. Meledaknya informasi akibat perkembangan pesat teknologi yang menampilkan pilihan media dan kesempatan untuk pendekatan ke target sasaran.
  3. Increased competition. Meningkatnya persaingan.
  4. The declined of network advertising. Adanya perkembangan internet jaringan televisi melemahkan jaringan periklanan. Berbagai media baru tidak membutuhkan periklanan. 
  5. Advertising under attack. Ketahanan iklan berkurang, termasuk adanya pembatasan iklan untuk produk tertentu seperti bir, rokok/tembakau, alkohol.
  6. Back to PR basics. Meningkatnya kebutuhan pemasaran terpadu yang melibatkan PR.
  7. Advertising agencies acquire PR. Kebutuhan akan PR di biro iklan untuk memberikan pelayanan kepada klien. 
  8. Expanding media opportunities. Peluang media yang besar menyebabkan keputusan iklan di media menjadi makin kompleks dan membuka peluang MPR masuk di dalamnya.


Manfaat MPR bagi perusahaan:
  • To position companies as leaders and experts - menjadikan perusahaan sebagai pemimpin dan ahli
  • To build consumer confidence and trust - membangun kepercayaan diri dan kepercayaan dari konsumen
  • To introduce new products - memperkenalkan produk baru
  • To revitalize, relaunch, and reposition mature products - merevitalisasi, meluncurkan kembali, dan reposisi produk lama
  • To communicate new benefits of old products - mengkomunikasikan manfaat baru dari produk lama
  • To promote new uses for old products -  mempromosikan kegunaan baru produk lama
  • To involve people with products - melibatkan orang pada produk
  • To build or maintain interest in a product category - mengembangkan atau mempertahankan ketertarikan pada kategori produk
  • To cultivate new markets - membuka pasar baru
  • To reach secondary markets - menjangkau pasar sekunder
  • To reinforce weak markets - memperkuat pasar lemah
  • To extend the reach of advertising - memperluas jangkauan iklan
  • To counterpart consumer resistance to advertising - mengimbangi penolakan konsumen pada iklan
  • To break through commercial clutter - menerobos kekacauan komersial
  • To make news before advertising - membuat berita sebelum iklan.
  • To make advertising newsworthy - membuat periklanan bernilai berita
  • To complement advertising by reinforcing messages and legitimizing claims - melengkali periklanan dengan menguatkan pesan dan meligitimasi klaim
  • To supplement advertising by communicating other product benefits - melengkapi periklanan dengan mengkomunikasi keuntungan produk lainnya
  • To tell the product story in greater depth - menyampaikan produk secara lebih dalam
  • To gain exposure for products that cannot be advertised to consumers - melakukan pemaparan untuk produk yang tidak dapat diiklankan pada konsumen 
  • To gain television exposure for products that cannot be advertised on television. - melakukan penyiaran lewat televisi untuk produk yang tidak dapat diiklankan lewat televisi
  • To increase viewership of sponsored television programs - meningkatkan penonton dengan menjadi sponsor program televisi
  • To influence opinion leaders - mempengaruhi pemimpim opini
  • To gain awareness through other than advertising media - meningkatkan kesadaran melalui media iklan
  • To test marketing concepts - menguji konsep marketing
  • To reinforce sales promotion campaigns - memperkuat kampanye promosi penjualan
  • To reach demographically defined markets - menjangkau pasar yang ditetapkan secara demografis
  • To reach psychographically defined markets - menjangkau pasar yang ditetapkan secara psikologis 
  • To identify companies and products with ethic markets - mengidentifikasi etika pasar sehubungan dengan perusahaan dan produk-produknya
  • To tailor marketing programs to local audiences - menyesuaikan program marketing untuk pasar lokal
  • To raise brand awareness through title sponsorships - meningkatkan kesadaran akan merek melalui sponsorship
  • To distinguish companies and their products from the competition - membedakan perusahaan dan produk-produknya berbeda dalam persaingan
  • To create new media and new ways to reach consumers - menciptakan media dan cara-cara baru menjangkau konsumen
  • To win consumer support by identifying companies and brands with causes they care about - memenangkan dukungan dari konsumen dengan mengidentifikasi perusahaan dan merek-mereknya dengan "cause" (gerakan kemanusiaan) yang mana konsumen peduli.
  • To interpret the impact of emerging issues on the marketplace - menafsirkan akibat dari permasalahan penting yang terjadi di pasar
  • To open communication channels between marketers and groups who could negatively impact achievement of marketing goals - membuka jalur komunikasi antara pemasaran dan kelompok-kelompok yang dapat memberi pengaruh negatif
  • To communicate marketing decisions in the public interest - mengkomunikasikan keputusan-keputusan pemasaran sebagai kepentingan publik
  • To defend products at risk - menbela produk lemah/berisiko
  • To gain distribution - mendapatkan distribusi
  • To build store traffic - membangun lalu-lintas penjualan
  • To generate sales inquiries - meningkatkan permintaan/penjualan
  • To motivate the sales force - memotivasi tenaga penjualan
  • To win retailer support - memenangkan dukungan pengecer


KETERKAITAN CPR DAN MPR
Harris:  a company’s community relations affect the marketplace because people want to do business with companies they know and trust. Clearly, questions of product safety and efficacy are a key concern of consumer and government and have an enormous impact on the marketplace. Marketers were once concerned only with delivering the right product to the right people at the right time and in the right place through the right communication and promotion. Now they must spend a great deal of time and energy anticipating or personally interacting with consumer advocates, environmentalists, political activists, legislators, and governmental agencies, whose influencing on the marketing of their products is enormous.

Philip Kotler, tokoh sentral pemasaran, pernah menulis di dalam Harvard Business Review bahwa PR merupakan bagian dari Mega Marketing. Kotler percaya bahwa PR bersama konsep Mega Marketing mampu membuka negara-negara yang tertutup. Kotler mendefinisikan Mega Marketing sebagai: ”Aplikasi koordinasi secara terencana atas unsur-unsur ekonomi, psikologi, politik, dan keterampilan PR untuk memperoleh simpati (kerjasama) dari pihak-pihak yang terkait agar dapat beroperasi atau masuk ke pasar tertentu”.

Online Public Relations


PENGERTIAN ONLINE PR
Menurut Bob Julius Onggo dalam "Cyber Public Relations—Strategi Membangun dan Mempertahankan Merek Global di Era Globalisasi Lewat Media Online": E-PR (electronic public relations), Cyber PR, Online PR, atau PR on the net, adalah kegiatan PR yang menggunakan internet sebagai media komunikasi. Media internet dimanfaatkan oleh PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan publik. Ribuan on-to-one relations dapat dibangun secara simultan melalui media internet karena sifatnya yang interaktif.

Kelebihan online PR, adalah:
  1. Komunikasi konstan
  2. Internet bekerja selama 24/7 (24 jam x 7 hari) 
  3. Potensi target publik seluruh dunia - Pasar global
  4. Respons yang cepat
  5. Interaktif, komunikasi dua arah
  6. Hemat.


Sebagai tim, offline PR dan Departemen Pemasaran dapat menghasilkan 3R bagi suatu perusahan, yaitu:
  • Relations—mampu berinteraksi dengan berbagai target audiens untuk membangun hubungan dan citra perusahaan
  • Reputasi—merupakan suatu seni dalam membangun reputasi online yang baik secara berkesinambungan
  • Relevansi—mengupayakan agar setiap inisiatif online relevan dengan target audiens korporat.

Strategi online PR adalah membidik situs berita dan komunitas online yang berorientasi khusus. PR dapat menyampaikan siaran pers, artikel, foto, suara dan/atau video ke situs berita, dan dapat mengikuti diskusi dengan komunitas yang berkaitan atau berhubungan dengan core business organisasi.



MEDIA ONLINE PR
E-mail
E-mail merupakan sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi. Cara menulis e-mail yang salah atau terlalu lama dalam menjawab pertanyaan melalui e-mail yang masuk akan meruntuhkan reputasi.

Cara membuat pesan e-mail yang efektif, yaitu:
  1. Perhatikan subject line email Anda. Subject line hendaknya singkat, namun menggoda. Subject line mirip dengan tajuk rencana atau headline di suatu majalah atau surat kabar untuk menggoda minat baca. Prinsip subject line lainnya, adalah: jangan mirip iklan; positif; taruh kata-kata yang paling penting terlebih dahulu; tonjolkan manfaat yang paling penting; tarik perhatian penerima e-mail dengan kata-kata yang bakal mendorongnya untuk bertindak; bangun kredibilitas bisnis; jika Anda tahu nama si penerima e-mail, sapa namanya di subject line; dan jangan gunakan huruf besar.
  2. Gunakan e-mail merge, agar tidak terkesan massal.
  3. Gunaka nama pribadi.
  4. Fokus pada satu topik.
  5. Penggunaan attachement. Kirim attachement setelah mendapat persetujuan dari pihak resipien atau setidaknya mereka telah meminta Anda mengirimnya dalam bentuk attachement. Cara lain, taruh file yang akan Anda kirim di web server, kemudian kirim alamat URL-nya sehingga resipien bisa mengambil sendiri; atau buat informasi dalam bentuk e-brochure yang menyatu (blend) dengan e-mail Anda dan tidak terlihat seperti attachement.
  6. Ekspresikan diri lewat emoticon dan tulisan singkat. Wakili emosi tulisan melalui penggunaan ikon (emoticon). Namun, jangan gunakan banyak emoticon untuk urusan komunikasi bisnis. Selain itu, beberapa frase tertulis dapat disingkat, namun frase yang umum dikenal adalah yang berbahasa Inggris, seperti: BTW (by the way), ICU (I see you later), CYA (see ya), dan BBL (be back later).


Milis
Milis (mailing list) merupakan daftar alamat e-mail yang mempercepat pengiriman informasi kepada sekumpulan orang. Ikut serta dalam suatu Milis yang relevan dapat membantu menarik pelanggan/anggota baru. PR juga dapat membuat Milis sendiri untuk perusahaan. Milis disusun secara hierarki berdasarkan subjeknya.

Ada dua jenis Milis publik, yaitu:
  1. Milis yang moderated. Milis jenis ini mempunyai penjaga yang menyaring pesan-pesan yang masuk sebelum diteruskan kepada anggotanya.
  2. Milis yang tidak moderated. Walaupun Milis ini ada penjaganya namun semua e-mail yang masuk langsung secara otomatis diteruskan kepada anggota-anggota yang lain.


Cara menjadi anggota Milis yang bermartabat, yaitu:
  • Pastikan pesan Anda sesuai dengan pokok yang sedang dibicarakan.
  • Anda harus menjadi kontributor ide yang baik sebelum akhirnya pesan-pesan komersial Anda ditanggapi dengan baik.
  • Promosi dalam bentuk advertorial akan lebih disukai daripada yang terus terang.
  • Periksa dan evaluasi Milis mana yang mendatangkan lebih banyak respons dan kunjungan ke situs web serta mendatangkan hasil yang diharapkan.
  • Pesan e-mail Anda pun harus berisi desakan atau dorongan agar mereka bertindak berdasarkan apa yang Anda inginkan tanpa terkesan menggurui.
  • Tetapkan target yang masuk akal. Umumnya, jika Milisnya tepat dan pesan Anda menggoda, tingkat responsnya bisa 1% hingga 3% atau mungkin lebih tinggi lagi.


Newsletter Elektronik (Ezine)
Lebih dari 60% pengguna internet sering, suka membaca atau subscribe suatu ezine yang sesuai minat mereka. Ezine atau majalah elektronik sarat akan informasi, artikel dan solusi. Beberapa ezine berbasis web dan e-mail. Ezine yang paling populer adalah yang dikirim melalui e-mail. Biasanya, ezine tidak berisi semua artikel dan berita, namun hanya artikel atau kolom tertentu; dan arsip ezine pun tersedia di situs webnya. Ezine berbasis web berfungsi seperti majalah, namun memberikan akses informasi online kepada para pembacanya. Beberapa ezine berbasis web mengharuskan pembaca menjadi pelanggan (subscriber) jika ingin membaca artikel atau mendapatkan informasi lebih lengkap. Sedangkan ezine berbasis e-mail memudahkan pembaca untuk langsung membacanya di inbox e-mailnya tanpa harus pergi ke situs web pemilik majalah. Ezine berbasis e-mail biasanya lebih content-oriented dan pembacanya lebih targeted. Halamannya juga tidak banyak, hanya sekitar dua atau tiga halaman, 80% berisi artikel atau ulasan informasi yang bermutu dan 20% berisi sponsor atau iklan untuk membidik pembaca yang targeted. Ezine berbasis e-mail ini biasanya dikirim seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali. Jika Anda mendapatkan ezine yang sesuai dengan organisasi, Anda dapat menjadi sponsor atau menulis artikel untuk ezine tersebut.


Blog
Dan Zarella dalam "The Social Media Marketing Book", menyatakan: Blog adalah sejenis manajemen konten (content management system atau CMS) yang memudahkan siapa saja untuk mempublikasikan tulisan-tulisan pendek yang dinamakan post. Setiap perusahaan yang mempunyai situs internet harus memiliki blog. Blog bukan tempat yang tepat untuk menyebarkan siaran pers perusahaan; blog harus bersifat konversasional (percakapan interaktif). Setiap kali perusahaan Anda melakukan sesuatu yang baru atau bagus, segera tulis post tentangnya.

Menurut Phillips & Young dalam "Online Public Relations—A Practical Guide to Developing an Online Strategy in the World of Social Media", a weblog, usually shortened to blog, is a type of website. It allows the owner (the blogger) to write web pages (posts) and make them available in reverse chronological order. Most blogs are public, but many companies have internal blogs for staff to read, create, write and add content to.

Blog menyediakan fasilitas, seperti:
  • Post. Blog berisikan banyak post. Panjang sebuah post berkisar dari 100 atau 200 kata sampai berhalaman-halaman, tetapi supaya efektif, satu post harus selalu membicarakan satu topik. Sebaiknya, tulislah post pendek dan panjang secara selang-seling.
  • Permalink.  Setiap post di blog dapat dilihat di banyak tempat, misalnya di beranda (home page), halaman kategori, dan halaman arsip. Tempat- tempat ini bersifat dinamis, dan ketika post-post baru bertambah, post-post yang lama dimundurkan. Satu tempat yang selalu berisi satu post khusus (dan hanya satu post itu) adalah halaman permalink. Tautan-tautan permanen inilah yang Anda promosikan di Twitter atau situs-situs berita sosial.
  • Komentar.  Kebanyakan blog menyediakan sebuah tempat di bawah setiap post bagi para pengguna untuk menuliskan komentar. Tempat komentar ini merupakan tempat yang sangat bagus untuk membangun komunitas dan mendapat komentar. Responslah sebanyak mungkin komentar yang masuk, terutama ketika blog Anda baru mulai beroperasi. Jika ada orang yagn menulis komentar negatif dengan niat yang baik, responslah, jangan menghapusnya. Namun, jika komentarnya membuat kacau, atau menyerang Anda, sah-sah saja untuk menghapusnya. Luangkanlah waktu setiap hari untuk menulis komentar-komentar yang bermakna di blog-blog lain di bidang bisnis Anda. Carilah beberapa blog yang terkenal dan relevan dengan bisnis Anda, dan jadilah anggota “istimewa” dari komunitas-komunitas mereka. Ini merupakan cara yang sangat bagus untuk berhubungan dengan orang lain di bidang Anda, tetapi Anda perlu mengimbanginya dengan meluangkan waktu untuk membuat konten Anda sendiri berkualitas di blog Anda, karena kontenlah yang mengundang komentar.


Twitter dan Microblogging
  • Zarella: Microblogging adalah bentuk blogging yang membatasi ukuran setiap post-nya. 
  • Micro-blogging is a form of blogging with very limited space for text (140–200 characters usually).These small comments are made available for people to follow and monitor on their PCs or mobiles. The first such service wasTwitter, which was launched in July 2006, and its main competitors are FriendFeed, Jaiku and Pownce. 
  • Phillips & Young: There are a number of copycat services and embedded examples in popular social networking websites Facebook and MySpace that have a micro-blogging feature, such as ‘status update.


Zarella: Kebanyakan perusahaan hadir di Twitter; Twitter itu mudah, hanya memerlukan sedikit waktu, dan dapat membuat anggotanya dengan cepat jadi buah bibir, serta meningkatkan penjualan dan pengetahun konsumen. Anda dapat memanfaatakn Twitter untuk menyampaikan tawaran, memberitakan peritiwa, mempromosikan post-post baru di blog, aatau menghubungkan para pembaca Anda denagn tautan-tautan yang berisi berita-berita penting.


Facebook
Facebook bermula di kampus, sehingga banyak anggotanya adalah mahasiswa. Akan tetapi, belakangan segme penggunanya yang bertambah pesat adalah orang-orang yang berusia 35 tahun ke atas, dan data terbaru menunjukkan bahwa pengguna Facebook dengan kelompok usia 35-54 tahun lebih banyak ketimbang usia 18-24 tahun. Perusahaan-perusahaan dapat membuat profil terbuka di Facebook yang banyak fiturnya sama dengan fitur-fitur profil individu. Para pengguna dapat bersambungan dengan halaman Facebook dan menjadi fannya. Halaman-halaman Facebook bisa berisi wall untuk pesan terbuka, berita kegiatan, foto, dan aplikasi-aplikasi yang dapat diubah.

YouTube
YouTube didirikan oleh tiga karyawan PayPal pada 2005 dan didanai 11,5 juta dolar oleh perusahaan modal ventura Sequoia Capital. Sekarang, YouTube menjadi situs video bersama terbesar di web dan merupakan situs ketiga yang paling sering dikunjungi di internet. Anda dapat memanfaatkan YouTube dengan membuat video pendek dan sangat menarik.

Khalayak Public Relations

Setiap organisasi memiliki khalayak yang berbeda, bahkan untuk organisasi yang mempunyai core business yang sama. Perusahaan di bidang otomotif, seperti Astra dan Indomobil, masing-masing mempunyai khalayak internal dan eksternal yang berbeda. Maka, pesan PR dan media yang digunakan tidak dilakukan secara sama ke semua khalayak. Penetapan khalayak sengaja ditentukan agar pesan yang disampaikan dapat diterima khalayak secara efektif.

Frank Jefkins dalam "Public Relations", menyatakan khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal.

Beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya, yakni:
  1. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan.
  2. Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.
  3. Untuk memilih media dan teknik PR yang sekiranya paling sesuai.
  4. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima.


Akibat dari  tidak ditetapkannya khalayak atas suatu program PR:
  1. Segenap usaha dan dana akan terpecah-belah akibat terlalu luasnya khalayak yang dituju.
  2. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya, karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya.
  3. Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis.
  4. Tujuan yang hendak—walaupun telah ditargetkan—tidak akan tercapai.
  5. Pihak manajemen atau perusahaan klien merasa tidak puas dengan hasil yang ada.


EMPLOYEE RELATIONS 
Employee relations atau hubungan dengan karyawan meliputi semua bentuk komunikasi antara pimpinan organisasi dengan karyawannya. Khalayak karyawan termasuk pegawai, pimpinan, pekerja kontrak dan serikat pekerja.

Tujuan employee relations, antara lain:
  • Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang kebijakan, kegiatan dan perkembangan/pertumbuhan organisasi
  • Meningkatkan sikap positif karyawan terhadap organisasi
  • Menerima feedback dari organisasi


Beberapa kegiatan employee relations, yaitu:
  • Mengikutsertakan karyawan pada pelatihan atau seminar.
  • Menyelenggarakan program khusus tentang teknologi baru.
  • Open house bagi karyawan dan keluarganya.
  • Olahraga bersama.


Media yang dapat digunakan pada employee relations, antara lain:
  • Majalah dinding
  • Pameran
  • Internal television
  • Meeting
  • Teleconference
  • Audiovisual (documentary films, slide presentations)
  • Booklets, pamphlets, brochures dll.


MEDIA RELATIONS
Media relations atau hubungan dengan media terdiri dari publisitas atau liputan berita tentang kegiatan organisasi. Media relations adalah kegiatan utama PR.

Wragg dalam buku "The Public Relations Handbook"
The purpose of press relations is not to issue press releases, or handle enquiries from journalist, or even to generate a massive pile of press cuttings. The true purpose of press relations is to enhance the reputation of an organization and its products, and to influence and inform the target audience.

Tujuan "hubungan dengan pers (media)" bukanlah untuk menyebarkan isu melalu rilis, atau menjawab pertanyaan dari jurnalis, bukan juga menghasilkan tumpukan klipingan koran. Tujuan hubungan pers hakikatnya adalah untuk meningkatkan reputasi organisasi dan produk atau layanannya, dan untuk memberikan informasi pada khalayak target dan mempengaruhi mereka.

Untuk mengoptimalkan penggunaan media massa, harus memperhatikan beberapa hal berikut:
  1. Jenis dan besaran khalayak yang dijangkau oleh setiap media/saluran
  2. Jenis materi yang digunakan oleh media/saluran - spot news, materi feature, wawancara, foto.
  3. Nama dan jabatan editor yang bersangkutan, direktur, reporter, atau staf penulis yang menangani rubrik atau pemberitaan organisasi yang ditangani 
  4. Tengat waktu (deadlines) media yang bersangkutan - bulanan, mingguan, harian, edisi pagi, sore, per edisi, per jam.


Ada 2 kategori media; (1) media massa dan (2) media khusus
Media Massa: a. Lokal (cetak: surat kabar, majalah, TV, radio), b. Nasional (cetak, jaringan siaran, wire services)
Specialized Media:  a. Lokal (perdagangan, industri, asosiasi, majalah internal organisasi, program siaran khusus), b. Nasional (bisnis, perdagangan, industri, asosiasi, majalah internal organisasi, program siaran khusus)

Tujuan media relations, antara lain:
  • Meningkatkan pengetahuan komunitas media terhadap berita organisasi
  • Meningkatkan kredibilitas organisasi di kalangan orang-orang media
  • Meningkatkan sikap dan pemberitaan yang positif tentang organisasi di media


Beberapa kegiatan media relations, yaitu:
  • News release atau press release—cetak dan video
  • Photo caption
  • Press conference
  • Media interview
  • Media tour
  • Press briefing



COMMUNITY RELATIONS
Cutlip dalam "The Public Relations Handbook", An institution’s relationships with its neighbours in its community are crucial because these neighbours supply the organisation’s workforce, provide an enviroment that attracts or fails to attract talented personnel, set taxes, provide essential services and can, if angered, impose restraints on the institution or industry.

Hubungan suatu lembaga dengan lingkungan di sekitarnya sangat penting karena merekalah yang menyediakan tenaga kerja organisasi, daya dukung lingkungan yang menarik maupun yang patut dihindarkan, seperti para tenaga kerja yang terampil, penetapan pajak,  layanan penting, dan jika mereka marah, akan memberlakukan pembatasan pada lembaga tersebut maupun kegiatan industrinya.

Maintaining good relations with the community usually entails management and employees becoming involved in and contributing to local organizations and activities. In addition, the organization may communicate with the community in other ways, such as distributing house publications or meeting with community leaders.

Menjaga hubungan yang baik dengan lingkungan/masyarakat biasanya memerlukan/melibatkan manajemen dan karyawan untuk berkontribusi bagi organisasi lokal dan kegiatannya. Selain itu, organisasi dapat berkomunikasi dengan masyarakat dengan cara lain, misalnya mendistribusikan publikasi yang diproduksinya atau pertemuan dengan para pemuka masyarakat.

The public relations practitioner should assess problems the organization may have had with community groups and make a searching analysis of community relations opportunities (Hendrix, 2001).
Para Praktisi PR seharusnya mengkasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi organisasi dengan kelompok masyarakat dan menganalisa kemungkinan-kemungkinan menjalin hubungan dengan mereka.

Target khalayak community relations atau hubungan dengan komunitas, antara lain:
  • Keluarga karyawan
  • Komunitas media dan komentator
  • Pimpinan komunitas (seperti guru, pemuka agama, dan tokoh adat).


Tujuan community relations, antara lain:
  • Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang kegiatan operasional organisasi, termasuk produknya, pelayanannya, karyawannya, dan dukungan terhadap proyek komunitas
  • Mendapatkan dukungan dari pimpinan komunitas
  • Mendorong adanya feedback dari pimpinan komunitas.


Beberapa kegiatan community relations, yaitu:
  • Open house
  • Menjadi sponsor kegiatan khusus komunitas
  • Menjadi volunteer kegiatan komunitas
  • Mengadakan pertemuan dengan pimpinan komunitas.

Three principles of effective communication deserve special attention in community relations program. First, the targeting of opinion leaders or community leaders for communication is crucial to the success of such a program. Second, group influence plays a substantial role in effective community relations. Third, audience participation is highly significant. The success of a program should be directly linked to its attainment of the objectives stated at the program’s outset.

Tiga prinsip komunikasi yang efektif yang pantas mendapatkan perhatian khusus dalam program community relations: (1) Untuk keberhasilan program, adalah penting menjadikan para pemimpin opini atau pemuka masyarakat sebagai target utama, (2) pengaruh kelompok memainkan peran substansial dalam community relations yang efektif. (3) Partisipasi khalayak sangat penting. Keberhasilan sebuah program harus terkait langsung dengan pencapaian atas tujuan yang dinyatakan program sejak awal.



PUBLIC AFFAIRS DAN GOVERNMENT RELATIONS
The principal concern will be with how the enactment of legislation is influenced. This process includes the creation of political coalitions, direct and indirect; lobbying, political action and political education activities, communication on political issues, and political support activities.

Data necessary for understanding members of the legislative branches of government include officials’ voting records on issues of concern to the client; the size, location, and general demographics of their voting constituencies; their committee assignments; and their general interests and areas of expertise.


Yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana rancangan/pembuatan undang-undang dapat dipengaruhi. Proses ini meliputi menggalang koalisi politik, langsung dan tidak langsung; lobi, aksi politik dan kegiatan pendidikan politik, komunikasi mengenai isu-isu politik, dan kegiatan dukungan politik.

Data yang diperlukan untuk memahami anggota legislatif meliputi data pemilihan pejabat yang memperhatikan isu-isu klien, jumlah, lokasi, dan demografi umum konstituen mereka; dimana mereka ditugaskan (komisi), dan kepentingan umum dan keahlian mereka.

A sampling of impact objectives for public affairs includes such statements as:
  • To increase knowledge of the client’s activities and field of operation among legislators - meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan klien dan bidang operasi kepada para legislator
  • To create or enhance favorable attitudes toward the client among officials - meningkatkan perlakukan baik terhadap klien dari para pejabat (pemerintah)
  • To influence favorable vote on a bill - memberikan dukungan (suara) pada perundang-undangan yang menguntungkan (operasional klien).

Output objectives represent the effort of the practitioner without reference to potential audience impact. Such objectives might use such statements as:
  • To make oral presentations to 30 lawmakers.
  • To distribute  printed information to 45 lawmakers.

Hasil yang ingin dicapai adalah upaya praktisi - tanpa mengacu pada dampaknya pada khalayak. Tujuannya dapat dinyatakan sebagai berikut:
  • Melakukan presentasi lisan kepada 30 anggota legislatif
  • Menyebarkan informasi tertulis (cetak) pada 45 anggota legislatif/parlemen.

The actions unique to public affairs programming:
  1. Fact finding
  2. Coalition building
  3. Direct lobbying
  4. Grassroots activities (indirect lobbying)
  5. Political action committees
  6. Political education activates
  7. Communication on political issues
  8. Political support activities.

The practitioner’s communications with public officials must largely be direct and interpersonal. The lobbyist or practitioner of public affairs uses uncontrolled media at the grassroots level. However, all forms of controlled media can be used both in direct contact with lawmakers and in grassroots communication with constituents. In general, then, the uniqueness of public affairs communication lies in the interaction that occurs directly with lawmakers and officials. To be effective, it should emphasize interpersonal, preferably one-on-one, communication.

The communication flow in public affairs is best described as triangular. The flow is targeted ultimately at lawmakers, in the legislative branch, or at regulation-makers, in the executive branch.

There are two differences in the measurement of impact objectives for public affairs.
First, message exposure, message comprehension, and message retention are not measured in the same way. The primary target audiences for public affairs are legislators and officials. The media, however, are used essentially to reach the constituents of these public officials. And though the officials themselves are usually media sensitive, message exposure in public affairs usually refers to constituent exposure.

The second differences in the measurement of impact objectives is that survey or other quantitative methods of research can not be used with the primary target audiences because legislators and officials will not usually the time to respond to such PR surveys. Thus, non quantitative measurements of message exposure and message retention are used in assessing the results of informational objectives.

A Public Affairs Communication Model



INVESTOR DAN FINANCIAL RELATIONS
Theaker: Financial PR is the management of communication between a listed company and its financial audiences. A listed company is a company whose shares are traded on the Stock Exchange and report on their activities and financial performance to their investors. They are assisted by advisors: a corporate financier who helps to develop the business by exploring ways to fund growth; a nominated broker who manages the buying and selling of the shares; an accountant who audits the financial accounts; a lawyer to ensure compliance with the laws governing commercial companies; and a financial PR advisor who helps build awareness and understanding of the business in the City. Financial PR is concerned with raising awareness and building understanding amongst primarily the City’s opinion formers who influence investors and potential investors.

Hendrix: Corporations that sell shares to the public must conduct a specialized form of public relations with the investment, or financial, community. Investor and other financial relations cannot be managed in the same aggressive manner that characterizes other forms of PR. The U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) prohibits the promotion of corporate stock under certain circumstances, and it has detailed regulations regarding the issuance of annual and quarterly reports and the timely disclosure of all information that will affect the value of publicly traded corporate shares.

The PR practitioner needs to focus on the company’s past and present financial status, its past and present investor relations practices, and its strengths, weaknesses, and opportunities specifically related to the financial community.

The second area of research involves assessing the need for a program or financial PR. Most corporations engage in ongoing investor relations program that may involve routine communication with the financial media, the annual report to shareowners, the annual meeting, as well as miscellaneous meetings with and tours for shareowners. When problem develop with particular publics, special programs may be devised reactively. Thus, the need for the program should be clearly justified and explained in this phase of research .

Research for investor relations involves identifications of key audiences or groups that make up the financial community.
  • Institutional investors (existing shareholders, potential shareholders or past shareholders)
  • Security analysts and investment counselors
  • The financial media 
  • The trade press
  • Internet news services
  • Security and Exchange Commission
  • Private client brokers
  • Private individuals.


Impact objectives for investor relations include informing investor publics and affecting their attitudes and behaviors. Some examples are:
  • To increase the investor public’s knowledge or significant corporate developments
  • To enhance favorable attitudes towards the corporation 
  • To create more interest in the corporation among potential investors
  • To raise more capital through the investor relations program
  • To receive greater responses from shareowners and other targeted investor public.

In investor relations, output objectives constitute the distribution and execution of program materials and forms of communication. For example:
  • To distribute corporate news releases to 12 major outlets among the financial media
  • To make 18 presentations to security analysts during the months of March and April


The theme and messages for an investor relations program will be entirely situational. Such programs usually provide assurances of credibility and attempt to enhance relations between the company and the financial community.

Action and special events unique to investor relations include:
  1. An annual shareowners’ meeting
  2. An open house for shareowners or analysts
  3. Meetings with members of the financial community
  4. Special seminars or other group meetings with analysts
  5. Special visits to corporate headquarters or plant tours for analysts and share-owners
  6. Presentations at meetings or conventions of analysts, in and outside of New York City
  7. Promotional events designed to enhance the company’s image in the financial community.


Uncontrolled media most frequently used in investor relations include:
  1. News releases or feature stories targeted to the financial and mass media
  2. CEO interviews with the financial and mass media
  3. Media relations with key members of the financial press to stimulate positive news coverage of the company and its activities.


Controlled media most often found in investor relations programs are:
  1. Printed materials for share-owners, including the annual reports, quarterly and other financial reports, newsletters, magazines, special letters, dividend stuffers, announcements
  2. Company promotional films or videos
  3. CEO and other corporate officers’ speeches to key audiences in the financial community
  4. Company financial fact books, biographies and photographs of corporate officers, special fact sheets, and news releases
  5. Shareowner opinion surveys
  6. Financial advertising
  7. The company Web site.


The most relevant communication principles for investor and financial relations are source credibility and audience participations. Evaluation of investor relations programs should be goal oriented, with each objective reexamined and measures in turn.

The main measure of financial PR is share price. The share price of a company should reflect its full potential. A company that has financially performed well should have a share price equal to, or better than, its peers’ and reflect the performance of the sector as a whole.



CONSUMER RELATIONS
A development almost as significant to business as the Industrial Revolution has been the “Age of the Consumer”. PR in the field of consumer relations is often regarded as marketing communications. Marketing, as we have seen, is the identification of the needs of consumers, and how to satisfy those needs profitably. Organizations who class consumers as one of their main publics or stakeholders groups are likely to be relating to them as buyers of their products.

In the case of consumer relations, client research will be centered on the organization’s reputation in its dealings with consumers. How credible is the organization with activist consumer groups? Has it been a frequent target of their attacks? What are it past and present consumer relations practices? Does it have a viable program in place? What are its major strengths and weaknesses in this area? What opportunities exist to enhance the organization’s reputation and credibility in consumer affairs? The answer to these questions will provide a reasonably complete background for further development of a consumer relations program.

Explanation and justification of need for a consumer relations program is part of the research process. The need grows out of the client research phase in determining past and present dealings with consumers. If problems already exist, a reactive program will be necessary. If there a re no problems with consumers at the moment, the practitioner should consider preparing a proactive program. The organization’s “wellness” in its relations with consumers should be made a matter of priority concern to management.

These audiences usually include:
  1. Company employees
  2. Customers
  3. Activist consumer groups
  4. Consumer publications
  5. Community media—mass and specialized
  6. Community leaders and organizations.

Stone quotes research from the 1970s which identified six main zones of influence within families when making decisions about buying various products.
These were:
  • Man’s influence
  • Woman’s influence
  • Children’s influence
  • Man and woman
  • Man and children
  • Woman and children


It is useful at this to revisit the types of PR campaign that are available, so that PR activity in the consumer are can be viewed as part of a broader whole. According to Patrick Jason of Jackson, Jackson and Wagner in New Hampshire, there are six types:
  • Public awareness
  • Information with awareness
  • Public education
  • Reinforcing attitudes and behaviour
  • Changing attitudes
  • Modifying behavior


Some likely examples of impact objectives are:
  1. To increase consumer’s knowledge about the company’s products, services, and policies - meningkatkan pengetahuan konsumen mengenai produk, layanan dan kebijaksanaan perusahaan
  2. To promote more favorable consumer opinion toward the company - mempromosikan opini konsumen yang mendukung perusahaan (customer testimony)
  3. To stimulate greater participation in the company’s consumer relations programs - merangsang partisipasi melalui program perusahaan di bidang consumer relations
  4. To encourage more positive feedback from consumer groups to the company’s program - mendorong umpan balik positig dari kelompok konsumen pada program perusahaan.


Output objectives for consumer relations involve the practitioner’s measurable communication efforts with targeted audiences:
  1. To distribute more consumer publications during the period June 1- August 31
  2. To develop three employee consumer seminars for this fiscal year
  3. To meet with five important consumer groups during the next six months
  4. To prepare and distribute recipes for using the product to 12 major food editors in the state during the campaign.


Action and special events unique to consumer relations include:
  • Advising management and all employees about consumer issues
  • Developing an efficient consumer response system
  • Handling specific consumer complaints through a customer relations office
  • Creating a company ombudsman, whose role is the investigation and resolution of complaints
  • Maintaining liaison with external activist consumer groups
  • Monitoring federal and state regulatory agencies and consumer legislation that might affect the company
  • Developing emergency plans for a product recall
  • Establishing a consumer education program, including meetings, information racks with printed materials on product uses, training tapes on products uses, celebrity endorsements and tours, and paid advertising on consumer topics
  • Holding employee consumerism conferences, seminars, and/or field training.

Community, and sometimes state or national, media should be targeted for appropriate news releases, photo opportunities or photographs, interviews, and other forms of uncontrolled materials reporting the company’s actions or events in consumer affairs.

Controlled media for a consumer relations program usually include printed materials on the effective use of the company’s products or on health, safety, or other consumer-oriented topics. Audiovisual materials such as training tapes and films are often used as vehicles for consumer education. One of the most important mechanisms for effective consumer communication is the company Web site.

The principles of special interest for effective communication in consumer relations are source credibility, two-way communication, and audience participations. Research for consumer relations concentrates on an organization’s reputation with its consumers and on the reason for conducting a program of this kind. In some instances, the consumer publics are segmented, with different messages and media designed for communication with each group.



INTERNATIONAL PUBLIC RELATIONS
The research process for international public relations includes understanding the client, the opportunity or problem involved, and the audiences to be reached. A thorough investigation of the client will begin with background information on their nationality or home country. The next need will be for knowledge of the client's reputation and status in the country of its target audiences, along with past and present PR practices in that country. Finally, the client's PR strengths and weaknesses in the host country should be assessed.

In this phase of research, the practitioner should determine why and to what extent the client needs an international PR program. The program may be either reactive, in response to a problem experienced in the host country, or it may be proactive in the interest of establishing a presence and creating good will in the host country.

Whether domestic or foreign, the client—and more importantly, the practitioner representing the client—must understand various aspects of the target audience, including the language and its centrality to the culture of the host country, its cultural values, patterns of thought, customs, communication styles—both verbal and nonverbal, and the target audience's cultural norms. In addition, the PR practitioner must become acquainted with the host country's various systems: legal, educational, political; and economic. Moreover, knowledge of the host country's social structure, heritage, and, particularly, its business will practices wigreatly benefit communicating with target audiences. Finally, audience information levels regarding the client and its products or services, audience attitudes and behaviors relevant to the client, and specific audience demographics and media use levels should be gathered as part of the research for an international public relations program.

As in audience research for community relations, international practitioners will need to investigate and understand the media, leaders, and major organizations of the host country. Collectively or singularly, they will often provide the key to success in communicating with a target international audience.

The audiences for international PR will include:
  • Host Country Media (mass and specialized media)
  • Host Country Leaders (public officials, educators, social leaders, cultural leaders, religious leaders, political leaders, professionals and executives)
  • Host Country Organizations (business service social, cultural religious political and special interests).

International PR programs may employ both impact and output objectives. They should be both specific and quantitative. Impact objectives for international public relations involve informing target audiences or modifying their attitudes or behaviors. Some possible examples are:
  1. To increase the international audience's knowledge of the client, its operations, products, or services
  2. To enhance the client's image with the target international audience
  3. To encourage more audience participation in the client's international events.

Output objectives for international public relations consist of the prac¬titioner's measurable efforts on behalf of the client. They may include such operations as:
  1. Preparing and distributing more international publications
  2. Creating new international projects
  3. Scheduling meetings with international leaders.

Programming for international PR includes planning a theme and messages, actions or special events, uncontrolled and controlled media, and effective use of communication principles.

The nature of the opportunity or problem and the research findings in the situation will govern the messages and theme, if any, to be communicated in the international PR program.

Client actions and special events for international programs often include:

  1. Sponsorship of cultural exchange programs between the host and the client's countries
  2. Establishment of institutes in the host country to teach the lan¬guage and culture of the client's country
  3. Meetings with leaders of the host country
  4. Seminars or training programs held in schools, businesses, or institutions in the host country
  5. Awards programs honoring leaders and other celebrities of the host country
  6. Festivals in the host country celebrating the foods, dress, dance, art, or other aspects.of the 'culture of the client's country. These may coincide with such holidays as creation of the client's country, its in¬dependence, victory in key battles or wars, birthdays of its found¬ing fathers or heroes, and so on.
  7. Participation of the client organization, its management, and its personnel in the special holidays and events of the host country.


A major key to successful international PR is the client involvement and interaction that actions and special events in the host country can provide. In international PR, the practitioner should service the media of the host country with such appropriate uncontrolled media as news releases, interviews with officers of the client organization, and photo opportunities, all centered around the actions or special events comprising the program itself.

Controlled media may also use the client's actions and special events as a major focus, with related print materials mailed to a select list of leaders and a speakers bureau created to provide important organiza¬tions in the host country with oral presentations from officers of the client organization. Both uncontrolled and controlled media should be centered on the client's involvement with, participation in, and contri¬butions to the interests of the host contributions to the interests of the host country.

The client's web-site may play a significant role in the program. It provide a wealth of information available in the language of the ost country and reflect the client's interest inthe host country. Both uncontrolled and controlled media should be centered on the client's involvement with, participation in, and contributions to the interests of the host country.

The most important communication principles involved in the programming of international PR are source credibility, non-verbal and verbal cues, two-way communication, the use of opinion leaders, group influence, and audience participation.

Nothing is of greater importance in international PR than the perceived credibility of the client organization in the host country. Target audiences must believe that the practitioner's client has their best interests at heart and is not simply operating in the host country for purposes of exploitation of cheap labor, low production costs, lax environmental standards, and similar factors. In such situations, credibility enhancement requires tangible and visible contributions to the host country on the part of the client organization, its management, and its personnel. These organizational representatives simply cannot set themselves apart as an elitist enclave or separate community in the host country and expect to maintain their credibility. They must become active and constructive participants in the life and culture of the host country. This will be best reflected in constructive actions and special events as part of the organization's public relations programming.

Effective use of verbal and nonverbal cues in the programming will include an understanding not only of the official language of the host country but of that country's special applications or dialectical usage of the language. Although French is the official language of France, Canada's province of Quebec, and Haiti, its usage varies as widely among these countries as does Spanish usage from Madrid to Santo Domingo. The astute practitioner will understand such verbal nuances, as well as the many nonverbal cultural differences in the uses of time, spatial relationships, and visual and vocal cues. Failure to take these verbal and nonverbal distinctions into account can spell doom for international PR programming.

Two-way, or interpersonal communication is especially important in an international ontext. This presupposes the use of native speakers and writers in the PR programming. The deadly PR sin of overreliance on the mass media or other forms of one-way communication (main print) can take a serious toll on the effectiveness of international public relations efforts.

The inclusion of opinion leaders and groups is another indispensable element in international public relations programming. While important in most American contexts, attention to and communication with important leaders and groups can become magnified in the international context. This requires a thorough understanding of the com¬plexities of the social and political context in the host country. It may require the employment of authoritative consultants in the host coun¬try. Though the cost of getting this right may be high, the cost of getting it wrong will, in the long term, be unbearable if not disastrous.

Finally, there can be no substitute in any PR program for audience participation. If interactive programming is the norm for American public relations, it should be an absolute requisite of international public relations. This principle again underlines the significance of participative actions and special events as the core of effective programs.

Effective use of these communication principles cannot be overemphasized. They serve to heighten the practitioner's sensitivity to and awareness of the interactive and participative nature of PR, especially in the international context.

The evaluation of an international PR program should be driven by the monitoring and final assessment of its stated objectives: Both impact and output objectives can be evaluated using the same measurement tools as in other forms of public relations. A significant difference may lie in the necessity to use research firms with credible reputations in the host country. It could be a serious mistake to bring in firms and employees from the client's country to conduct surveys, focus groups, and the like in the host country.***

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...