25/05/18

Majalah Internal

Majalah internal atau in-house magazine dalam Bahasa Inggris, banyak dibuat oleh berbagai organisasi dan perusahaan. Media internal ini bisa berupa media cetak, maupun media digital (situs internet atau file pdf yang dikirimkan lewat email).

BENTUK MEDIA INTERNAL

Menurut Frank Jefkins:
The sales bulletin
The Newsletter
The Magazine
Tabloid Newsletter
The Wall Newspaper

Menurut M. Linggar Anggoro
Newsletter
Koran atau Tabloid
Majalah Dinding
Majalah
Cetakan Khusus



Pengantar

Model “Uses and Gratifications”
Model ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia baik secara psikologis maupun sosial, yang menimbulkan harapan tertentu pada media massa atau sumber-sumber. Latar belakang ini membentuk pola terpaan media yang berlainan, pola pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada pemirsanya’. Model ini merupakan kritik akan Teori Jarum Hipodermik, yang menganggap khalayak sebagai objek pasif yang hanya menerima apa yang diberi media.

Kebutuhan manusia berdasarkan motif yang berbeda-beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi media mereka.  Khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan.

Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media oleh khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber sehubungan dengan pemuasan kebutuhan. Pemilihan media dan sumber-sumber lain sangat bergantung kepada khalayak yang bersangkutan. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan khalayak. Terdapat berbagai pertimbangan dalam pemilihan media massa secara spesifik seputar kebutuhan khalayak.

Dalam Teori "Uses and Gratifications" ditekankan khalayak secara aktif menentukan media mana yang dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Media massa sebagai institusi sumber informasi tidak lagi dominan. Khalayak-lah yang menggerakkan media massa untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan mereka. Khalayak mempunyai otoritas personal untuk menentukan akan mengkonsumsi media apa, sesuai dengan motivasinya.

Ada 3 (tiga) fungsi penting dalam Teori "Uses and Gratifications" yang mempengaruhi bagaimana khalayak menggunakan media, antara lain:

  1. Fungsi Mengawasi. Dalam masyarakat modern, pengawasan dan kewaspadaan disediakan oleh media massa, yang dapat mengawasi dan memantau lingkungan global dan lokal untuk mendapatkan informasi yang membantu orang menentukan kepuasan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.
  2. Fungsi Sosialisasi Mencari informasi adalah sifat alami setiap manusia yang membantu mereka bisa di terima orang lain di masyarakat. Fungsi sosialisasi ini adalah proses yang tidak akan berhenti dan selalu berhubungan dengan media. Pada dasarnya, untuk bersosialisasi dengan orang lain, kita pastinya membutuhkan informasi tentang apa yang akan kita sosialisasikan dengan orang lain.
  3. Fungsi Diversi. Fungsi diversi atau pengalihan berfungsi untuk pengalihan diri seseorang dari kemajuan sehari-hari melalui media massa, misalnya dengan menonton acara televisi, sinetron, berita, acara olah raga.
Pendekatan "Uses and Gratifications merupakan model yang digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past yang dinyatakan David L. Swanson (1979). Pendekatan ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah “uses and gratifications”, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Konsep dasar pendekatan ini diringkas oleh para pendirinya (Katz, Blumler dan Gurevitch). Dengan pendekatan ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat – akibat lain, bahkan sering kali akibat – akibat yang tidak dikehendaki.


Penggolongan Kebutuhan Individu dan Manfaat Media
Katz, Blumler dan Gurevitch (1974), mengutip dua peneliti  Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu "uses and gratifications", yang mencakup unsur-unsur berikut:
  • Khalayak dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran. 
  • Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pemilihan media yang terletak pada khalayak.
  • Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.

Lima kategori kebutuhan sebagai berikut:
  1. Kebutuhan kognitif. Memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman.
  2. Kebutuhan afektif. Emosional, pengalaman menyenangkan atau estetis.
  3. Kebutuhan integratif personal. Memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
  4. Kebutuhan integratif sosial. Mempererat hubungan dengan keluarga, teman dan sebagainya.
  5. Kebutuhan pelepasan ketegangan. Pelarian dan pengalihan.

Pendekatan "uses and gratifications", mengingatkan kita hal yang sangat penting; tujuan orang menggunakan media dengan berbeda-beda. Pada tataran yang lebih luas, pendekatan ini menunjukkan bahwa pengguna komunikasi massa memegang kendali. Pendekatan ini bertentangan dengan anggapan bahwa khalayak pasif dan persuasi yang mendominasi banyak penelitian sebelumnya. Pendekatan ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman seiring dengan semakin berkembangnya informasi digital dan para pengguna media dihadapkan dengan lebih banyak pilihan.

Pendekatan manfaat dan gratifikasi seyogyanya mengarahkan perhatian para audien komunikasi massa. Brenda Dervin (1980) merekomendasikan bahwa perkembangan kampanye informasi dimulai dengan kajian calon pengguna informasi dan pertanyaan – pertanyaan yang berusaha dijawab orang itu untuk menalar dunia ini. Para perancang media di berbagai bidang hendaknya lebih banyak melakukan penelitian terhadap calon audiennya maupun terhadap gratifikasi yang ingin diperoleh para audien tersebut. (Severin – Tankard)

Ada 2 syarat isi dari sebuah media korporasi dituntut untuk memenuhi:

  • Isi setiap edisi perlu dipertahankan untuk agar selalu sesuai dengan tujuan penerbitan.
  • Setiap edisi penerbitan harus selalu baru dan lebih menarik dari edisi sebelumnya.


Kategori informasi dalam sebuah media:
Berdasarkan sumber

  • Lingkup Manajemen. Adalah berbagai peristiwa yang terjadi pada lingkup dunia kerja seperti: produktivitas, kesejahteraan karyawan, professionalisme, etos kerja, karier, kontrol kualitas, Marketing, dan sebagainya.
  • Lingkup Non-Manajemen. Adalah peristiwa atau masalah diluar dunia kerja seperti: olahraga, hobby, kesehatan, dll.

Berdasarkan Fungsi

  • Fungsi Informatif. Bila Materi yang disajikan menambah pengetahuan baru yang berguna untuk mengurangi ketidaktahuan dan ketidakjelasan.
  • Fungsi Edukatif. Bila materi yang disajikan memperkenalkan cara baru mengatasi suatu masalah.
  • Fungsi Menghibur. Bila materi yang diberikan memberikan ganjaran psikologis.

Berdasarkan Jenis Realitas

  • Realitas Sosiologis. Hal ini diperoleh berdasarkan pengalaman langsung atau pengamatan langsung seseorang terhadap suatu peristiwa faktual.
  • Realitas Psikologis. Hal ini merupakan hasil rekaan pikiran seseorang (interpretasi) terhadap peristiwa faktual. Sedangkan orang tersebut tidak berada atau melihat peristiwa tersebut secara langsung.

Berdasarkan Sifat

  • Informasi Faktual. Info yang diperoleh berdasarkan peristiwa nyata yang terjadi, seperti berita atau feature.
  • Informasi Faksional. Info yang diperoleh berdasarkan pendapat seseorang terhadap sesuatu fakta yang terjadi, seperti artikel.
  • Informasi Fiksional. Info hasil rekaan seseorang secara murni seperti cerpen.

Berdasarkan Lokasi Kejadian

  • Informasi peristiwa di kantor pusat
  • Informasi peristiwa di kantor cabang
  • Informasi peristiwa di luar kantor institusi

Berdasarkan Format

  • Berita. Laporan tertulis dari suatu peristiwa, ciri pokoknya adalah seluruh materi yang ditulis berdasarkan fakta.
  • Artikel. Adalah tulisan yang merupakan buah pikiran penulis. Dapat berupa ulasan tentang suatu peristiwa dari sisi baik maupun buruk.
  • Fiksi. Adalah tulisan berdasarkan rekaan penulis dari kisah yang tidak nyata.
  • Bagan dan foto. Info yang disajikan lewat visual.


Majalah
Pengertian majalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya, serta menurut pengkhususan isisnya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya.

Kekuatan

  • Khalayak sasaran: sangat khusus.
  • Penerimaan khalayak: mampu mengangkat nama atau citra produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap prestise majalah yang bersangkutan.
  • Long life span: biasanya dibaca dalam jangka waktu lama dan sering digunakan sebagai referensi khusus.
  • Kualitas visual: biasanya sangat prima, karena pada umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi.


Kelemahan

  • Fleksibilitasnya terbatas: pemesanan iklan kebanyakan harus dilakukan jauh hari sebelum majalah terbit.
  • Biaya tinggi: iklan relatif lebih mahal jika dibandingkan iklan di surat kabar, apalagi jika khalayak yang dijangkau tidak terseleksi.
  • Distribusi: Peredaran majalah dianggap lambat dibanding surat kabar.


Sebagai media internal, majalah merupakan sarana komunikasi efektif yang mampu
mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan. Artinya, melalui media ini
PRO berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal dengan
menjadi corong informasi para karyawan kepada pihak perusahaan atau mampu
bertindak sebagai mediator dari perusahaan (pimpinan) terhadap karyawannya
(Ruslan 2001 : 266). Kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan baik secara kuantitas maupun kualitas dalam bentuk produk barang
atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada publik sebagai sasarannya.

Definisi In House Magazine (Majalah Internal)
In House Magazine atau Company Magazines adalah majalah internal sebuah lembaga/perusahaan. Desain atau tampilan dan rubrikasinya seperti majalah umum/komersil, namun isinya tentang informasi seputar “dapur” lembaga. Mengelola In House Magazine, juga Newsletter, sama dengan proses manajemen media massa pada umumnya, yakni melalui proses redaksional dan membutuhkan keterampilan meliput dan menulis berita layaknya wartawan.

Proses redaksional dimaksud adalah tahapan perencanaan (planing) –penentuan visi, misi, logo, moto, rubrikasi, editorial policy, dan style book; pengorganisasian (organizing) –penetapan susunan organisasi redaksi (pemred hingga reporter dan layouter); pelaksanaan (acting) –aktivitas jurnalistik seperti perencanaan liputan (rencana isi), peliputan, penulisan, editing, dan desain grafis, dan pengawasan (controling) –pengawasan dan evaluasi proses dan hasil kerja yang sudah dilaksanakan.*
Fungsi Media Internal (Rosady Ruslan):
Media hubungan komunikasi internal dan ekstrenal dalam upaya pencapaian pesan-pesan perusahaan kepada pemilik (shareholder), khlayaak terkait (stakeholder) mengenai aktivitas perusahaan, manfaat produk barang dan jasa.
Ajang komunikasi antar karyawan. Misalnya: kegiatan usaha, wisata, kegiatan karyawan.
Media bagi staf PR dalam tulis menulis
Nilai tambah bagi PR untuk menerbitkan in house journal yang bermutu, terbit berkala dan teratur, penmapilan profesional, lay out dan isi yang ditata apik, cover menarik.

Publik Media Internal
Pegawai/ anggota
Distributor
Pemasok/mitra usaha
Investor
Konsumen
Pemerintah
Masyarakat
Tokoh berpengaruh
Kegiatan Media Internal
Menetapkan target dasar dan tujuan dari media internal
Memperhitungkan sumberdaya manusia dan biaya untuk pelaksanaan media internal
Menetapkan skala prioritas untuk waktu operasi serta optimalisasi penggunaan tenaga kerja, dan berbagai sumberdaya lainnya.
Menentukan kelayakan pelaksanaan setiap upaya yang hendak dilakukan sesuai dengan dana, staf, serta kecukupan peralatan yang ada.

Karakteristik Media Internal
Jangkauan serta pembaca humas internal harus dikenali karena akan mempengaruhi gaya dan kandungan isi jurnal. Besar kecilnya kuantitas penerbitan akan mempengaruhi metode produksi dan kualitas materi maupun kandungan isinya. Jurnal harus diterbitkan secara berkala dan teratur dan memiliki tanggal publikasi yang tetap. Biasanya isi jurnal berisi uraian hal-hal yang sudah terjadi
Setiap jurnal hendaknya memiliki ciri khas berkaitan dengan isinya. Jurnal internal harus disesuaikan dengan keseluruhan program humas dan jadi wahana untuk mencapai khalayak yang hendak dituju.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...