Setiap Kita Adalah Pemimpin
Kata kepimpinan dalam teori-teori kepemimpinan biasa juga disebut dengan leadership. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan organ tubuh dan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti keinginan dalam mencapai tujuan organisasi. Jadi Kepemimpinan adalah cara menggerakan bagian diri kita dan orang lain untuk mencapai tujuan denga penuh pengertian, dan kesadaran dan senang hati. Menjadi pemimpin harus selalu berusaha dan berbuat yang baik dan menghindarkan kejahatan dan kejelekan.
Boleh jadi bahwa setiap diri kita adalah pemimpin, minimal pemimpin untuk diri kita sendiri. Sebagai wujud nyata bahwa kita adalah sebagai pemimpin adalah ketika kita menjadi kepala keluarga dalam rumah tangga yaitu seorang ayah atau suami yang memegang tanggung jawab dalam memimpin istri dan anak-anaknya bila dilihat secara mikro. Bagi seorang pemimpin agama di sebutnya sebagai Imam yang merupakan pemimpin buat umatnya.
Pemimpin dalam skala yang lebih luas dalam dunia bisnis perusahaan disebutnya sebagai Supervisor sampai dengan tingkat lebih tinggi lagi yaitu Manager, Direktur dan Direktur Utama. Pemimpin dalam birokrasi mulai dari tingkat paling bawah yaitu Lurah/Kepala Desa sampai tingkat menengah Camat, Bupati/Walikota hingga tingkat yang lebih tinggi yaitu Gubernur sampai dengan Presiden dan sebagainya.
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Ini berarti bahwa mengembangkan kepemimpinan harus pula mengembangkan manajemen kepemimpinan. Seorang pemimpin akan mampu melaksanakan tugasnya secara baik bila menerapkan dan mengembangkan kepemimpinannya yang berprinsip.
Kepemimpinan berprinsip adalah suatu gagasan alternatif yang ditawarkan kepada para pemimpin untuk mengatasi problem-problem manajerial. Dalam hal ini lebih menitik beratkan pada perbaikan perilaku manusia yang berada di belakang kemudi organisasi.
Kepemimpinan berprinsip mempunyai ciri-ciri yang berorientasi kepada pembangunan dan kebersamaan. Orientasi pembangunan diterapkan ke dalam pembangunan diri dan kelompok yang lebih luas lagi yaitu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk selalu belajar, memperbaiki karakter dan mengarahkan visi dan misi ke depan. Sementara orientasi kebersamaan diwujudkan dalam sikap toleransi, sinergi dan pelibatan staf dan karyawan maupun mitra kerja di dalam pemecahan masalah-masalah yang ada. Orientasi pengembangan kepemimpinan merupakan hal yang amat positif sebagai landasan perjuangan suatu organisasi apapun.
Sifat Seorang Pemimpin
Menjadi pemimpin tidak dapat dengan tiba-tiba tetapi harus melalui proses, dimulai dengan belajar, adalah cara menjadi pemimpin yang baik. Kita harus mempelajari apa saja sifat kepemimpinan dan tanggung jawab pemimpin, dan cara memperoleh kepemimpinan yang baik.
Berikut adalah sifat-sifat yang secara umum berguna bagi pemimpin agar kita bisa belajar memahami dan mulai mempraktekkan diri sebagai pemimpin untuk bekal sebagai calon pemimpin di masa depan.
1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Seorang pemimpin harus menerima tanggung jawab. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang dipunyai dan mengetahui setiap risiko dari setiap pekerjaan. Seorang mahasiswa harus menerima tanggung jawabnya dengan mengikuti kuliah dengan baik, tidak bolos dan mengerjakan tugas dan ujian dan mengikuti peraturan lainnya. Seorang pemimpin perusahaan dan pemerintahan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya. Apabila berhasil, kehormatan diperoleh. Tapi bila gagal kita tidak perlu mencari kambing hitam. Kegagalan harus dijadikan evaluasi. Kita harus belajar menjadi pemimpin yang tidak pernah mengulang kesalahan yang sama.
2. Mencapai tujuan yang realistis
Seorang pemimpin dalam menetapkan tujuan harus wajar dan dapat dilaksanakan, yaitu keinginan tersebut masih dalam kemampuan untuk dilaksanakan. Keinginan yang muluk dan terlalu tinggi akan sulit dicapai dan dapat menimbulkan stress dan frustasi. Kita harus membuat tujuan yang realistis, dapat dicapai dan terus ditingkatkan.
3. Bekerja keras dan bekerja cerdas
Seorang pemimpin harus bekerja keras dan rajin. Pemimpin menjadi contoh, apabila dia malas, sering telat, maka anak buahnya akan mengikuti. Bagi pemimpin, bekerja keras tidak cukup. Seorang pemimpin juga harus bekerja dengan cerdas yaitu bekerja dengan strategi dan otak bukan dengan otot saja. Untuk dapat bekerja dengan cerdas, seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan penguasaan teknologi yang cukup atau di atas rata-rata.
4. Bersikap obyektif
Seorang pemimpin harus bersikap obyektif yaitu mengambil keputusan berdasarkan fakta, dan data serta rasional dan bukan emosional dan bias. Seorang pemimpin tidak boleh gampang marah dan pilih kasih, memihak salah satu dan lain-lain. Hal ini penting bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus mengayomi seluruh anak buahnya, dan harus menempatkan setiap anak buahnya dalan kedudukan yang sama. Pemimpin harus mempunyai alat ukur yang sama untuk menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap anak buahnya dan tidak menggunakan standar ganda.
5. Dapat menentukan skala prioritas
Kita mengetahui bahwa apa yang kita miliki sangat terbatas, dan keinginan kita tidak terbatas. Oleh sebab itu, kita harus menentukan prioritas. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua keinginan dapat dilaksanakan. Yang terpenting dari seorang pemimpin adalah dapat membuat keputusan yang dapat diterima semua pihak. Bagaimana membuat skala prioritas, yaitu yang terpenting bagi organisasi dalam jangka panjang.
6. Kemampuan untuk komunikasi
Seorang pemimpin mencapai tujuan melalui orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemberian informasi, perintah atau permintaan harus dapat dimengerti dengan baik oleh orang lain. Seorang pemimpin harus dapat menyampaikan gagasannya kepada orang lain dengan jelas baik lewat tulisan, ucapan atau perbuatan. Ada beberapa hal yang dapat diusahakan seorang pemimpin agar dapat berkomunikasi dengan efektif, yaitu: memahami pesan yang akan disampaikan, mencoba berpikir dari sudut penerima, menyampaikan informasi bertahap, menyampaikan konfirmasi apakah yang dipahami sama denga yang disampaikan.
7. Berorientasi ke masa depan
Seorang pemimpin tidak boleh hanya berorientasi jangka pendek tetapi harus berpikir jangka panjang, berpikir bagaimana kondisi untuk 5-10 tahun mendatang. Seorang pemimpin dengan menggunakan data dan fakta dapat memprediksi keadaan masa mendatang, dan untuk menang, seorang pemimpin harus mempersiapkannya dari sekarang.
8. Mampu membimbing
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat untuk membimbing dan mengarahkan anak buah. Keterampilan ini sangat dibutuhkan karena kemampuan anak buah dan masalah yang dihadapi berbeda-beda. Kemampuan membimbing dan mengarahkan perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga setiap anak buah mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai. Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan motivasi kepada anak buahnya sehingga anak buahnya ingin bekerja keras setiap hari.
9. Berlaku secara bijak dengan kekuasaan
Banyak pemimpin besar yang akhirnya jatuh karena tidak bijak menggunakan kekuasaan. Kekuasaan yang besar cenderung sewenang-wenang dan korup. Inilah awal keruntuhan dari kepemimpinan Apabila kita ingin menjadi orang sukses, sudah sepantasnya, kita mengendalikan nafsu untuk tidak sewenang-wenang dan korup dengan cara memulai belajar dengan bijak terhadap kekuasaan pada diri sendiri dan organisasi.
10. Mempunyai kepribadian yang kuat, jujur dan kompeten
Seorang pemimpin tidak boleh lemah dan sakit-sakitan. Seorang pemimpin juga harus jujur dan mempunyai kompetensi yang mumpuni. Seorang pemimpin yang lemah, tidak kompeten, tidak jujur akan hancur dan dipandang sebelah mata oleh anak buah. Seorang pemimpin harus mempunyai kehormatan di mata anak buah dengan menjadi pemimpin yang kompeten, jujur dan kuat.
Tanggungjawab Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, setiap pemimpin harus mengetahui apa tanggung jawabnya. Berikut ini beberapa tanggung jawab seorang pemimpin:
1. Membuat keputusan
Tanggung jawab seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan pada umumnya berjenjang, keputusan yang bersifat operasional pada manajemen tingkat bawah, keputusan untuk menentukan cara mencapai tujuan pada manjemen tingkat menengah dan keputusan yang bersifat strategis pada manajemen tingkat atas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus berdasarkan fakta dan data. Keputusan juta didasarkan pertimbangan yang logis dan rasional serta tidak emosional dan bias. Keputusan juga bersifat realistis sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Membagi pekerjaan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk membagi pekerjaan kepada setiap orang yang berprinsip pada keadilan, tidak ada yang berat atau terlalu ringan. Pembagian pekerjaan harus jelas antara satu orang dan orang lain, jangan sampai tumpang tindih berdasarkan kemampuan pendidikan seseorang maupun kompetensinya.
3. Memastikan pencapaian tujuan
Pemimpin harus memastikan bahwa pekerjaan setiap orang sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk itu, seorang pemimpin harus memberikan pengawasan terhadap setiap anak buahnya yang berbentuk laporan kegiatan atau inspeksi ke setiap orang atau bagian. Setelah melakukan pengawasan, maka hasilnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan, apabila ada hal-hal yang belum berhasil.
4. Memberikan kepuasaan terhadap bawahannya
Setiap pemimpin harus memberikan kepuasaan kepada bawahan. Bawahan yang tidak puas, tidak akan bekerja dengan tenang, dan hasilnya tidak akan memuaskan ataus maksimal. Untuk itu, seorang pemimpin harus melakukan pengukuran terhadap kepuasan bawahan. Apa saja yang belum puas terus dilakukan perbaikan secara berkelanjutan dan bertahap.
5. Memberikan prasarana dan sarana
Untuk mencapai tujuan, bawahan membutuhkan sarana dan prasarana dalam bekerja. Sarana dan prasarana merupakan hal penting dalam menyelesaikan pekerjaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab pemimpin menyediakan fasilitas yang cukup kepada bawahan supaya dapat bekerja optimal.
6. Mengkomunikasikan harapan kepada bawahan
Seringkali antara bawahan dan atasan ada celah informasi. Seorang bawahan hanya bekerja tanpa mengetahui untuk apa mereka bekerja. Informasi ini penting bagi bawahan. Dengan mengetahui tujuan dan pekerjaan, setiap bawahan akan mengetahui perannya dalam organisasi. Karena mengetahui perannya, ada dorongan dan motivasi bekerja karena mereka tahu pentingnya mereka bagi perusahaan. Oleh sebab itu, komunikasi tentang harapan ini perlu dikembangkan.
7. Mengembangkan partisipasi karyawan
Faktor motivasi dan peran serta seluruh anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan organisasi. Organisasi yang berhasil biasanya mempunyai partisipasi anggota yang tinggi. Organisasi yang aktif anggotanya akan lebih berhasil dibandingkan yang pasif. Oleh sebab itu, peran penting dari pemimpin adalah membangun partisipasi setiap anggota.
8. Menilai hasil pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
Orang bekerja membutuhkan penghargaan. Penilaian pekerjaan adalah penting, agar orang yang bekerja keras diberikan penghormatan dan orang yang malas bekerja mendapatkan sanksi. Apabila dalam pekerjaan orang malas dan rajin disamakan, orang yang rajin akan cenderung menjadi malas. Penilaian pekerjaan dapat diberikan berkala, tahunan-semesteran bahkan bulanan kemudian hasilnya dikomunikasikan. Bagi yang berhasil diberikan penghargaan seperti promosi jabatan, kenaikan gaji dan sebagainya. Bagi yang tidak berhasil diberikan motivasi untuk bekerja lebih keras, diberikan bimbingan, diberikan pelatihan. Dengan demikian setiap orang akan bekerja dengan maksimal.
9. Menunjukkan perhatian kepada para bawahan
Seorang pemimpin sepantasnya memberikan perhatian kepada bawahannya. Bawahan tidak hanya menuntut gaji dan upah, tetapi juga perhatian dari atasan sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dengan baik.
10. Memberikan kompensasi sesuai dengan hasilnya
Setiap orang bekerja tentunya mengharapkan kompensasi upah. Seorang pemimpin mempunyai tugas untuk memastikan bahwa upah bawahan dibayar tepat waktu dan sesuai dengan prestasi kerja masing-masing. Seorang pemimpin harus memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan ketentuan undang-undang yang berlaku seperti UMP (upa minimum propinsi). Upah yang terlalu kecil atau di bawah kebutuhan akan menyebabkan rasa tidak tenang dan menganggu produktivitas. Memberikan gaji yang cukup merupakan salah satu kunci pemimpin yang sukses dalam menggerakkan anak buah. ***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Definisi Public Relations
Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...
-
a. Tahap Studi Kelayakan Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Tahap Penemuan ide. P...
-
Berdasarkan metode dan logika penjelasannya, terdapat empat perspektif yang mendasari teori dalam ilmu komunikasi. Keempat perspektif terseb...
-
Setiap organisasi memiliki khalayak yang berbeda, bahkan untuk organisasi yang mempunyai core business yang sama. Perusahaan di bidang otomo...
Artikelnya bagus dan sangat membantu saya. Teri!kasih
BalasHapusArrikelnya bagus, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerimakasih..
Jangan lupa kunjungi juga
https://mrdonztime.blogspot.com/
Ciri Kuat Karakter Pemimpin Berpengaruh