17/04/12

PR di Negara Berkembang

PR merupakan suatu subjek studi dan kegiatan yang sangat diminati di negara-negara Dunia Ketiga karena mereka menghadapi kebutuhan yang begitu mendesak untuk menyebarluaskan berbagai macam pengetahuan dan pemahaman kepada penduduknya, baik di sektor swasta maupun sektor pemerintah.

Komunikasi seringkali menjadi masalah pelik sehubungan dengan terbatasnya media-media modern, jauhnya jarak antara satu kota dengan kota lainnya, masih tingginya tingkat buta huruf di kalangan penduduk, sangat bervariasinya suku-suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya sendiri, serta masih begitu banyaknya hal yang dianggap terlarang atau tabu.

Situasi PR di negara-negara Dunia Ketiga sangat berbeda dengan yang ada di Barat. Di negara-negara berkembang dibutuhkan teknik-teknik PR yang serba khusus. Para praktisi PR di negara-negara berkembang harus bekerja lebih keras. Pendidikan, yakni salah satu karakteristik utama PR, merupakan aspek pokok dalam perjuangan pembangunan yang tengah dilakukan oleh hampir semua negara berkembang. Banyak di antara mereka yang begitu ambisius untuk mencoba menciptakan lompatan-lompatan kemajuan langsung menuju ke pola hidup serba modern ala Abad XX.

Dua tugas utama praktisi PR di negara-negara berkembang:
  • Di Sektor Pemerintah, lembaga-lembaga pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, bertanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai kebijakan dan program pemerintah. Contoh: Program wajib belajar pendidikan tingkat dasar baru dicanangkan di Nigeria 1977, atau 100 tahun lebih lambat dari program serupa yang dilaksanakan di Inggris melalui Undang-Undang Pendidikan 1870. Pemerintah negara-negara berkembang menghadapi tantangan PR yang sangat besar, maka wajar jika lembaga-lembaga pemerintah lebih membutuhkan para praktisi PR yang handal daripada sektor-sektor industri serta komersial swasta.
  • Di Sektor Swasta, ruang lingkup PR yang ditangani oleh pihak swasta di negara-negara berkembang sangatlah luas. Pada awalnya, tradisi PR ini dibawa oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan perwakilan-perwakilan negara asing. Secara umum, para produsen, importir, dan pemasok sama-sama memiliki kewajiban untuk menyediakan informasi mengenai berbagai macam produk baru. Meskipun produk-produk tersebut sudah populer di negara Barat, mereka harus berusaha keras untuk memperkenalkannya kepada konsumen di negara-negara Dunia Ketiga. Mereka juga harus rajin mendidik pasar mengenai bagaimana cara pemakaian suatu produk. Ini bukanlah tugas yang mudah, karena pasar di negara-negara berkembang bisa diibaratkan seperti kanak-kanak yang belum tahu apa-apa dan cenderung bersikap masa bodoh. Hal itu sendiri merupakan akibat dari masih tingginya tingkat buta huruf, kesulitan komunikasi yang bersumber dari keragaman bahasa, dan jeratan kemiskinan. Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi oleh sektor swasta (perusahaan komersial) di negara-negara berkembang adalah rendahnya kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk buatan negaranya sendiri. Berkenaan dengan rendahnya kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan prestise produk-produk buatan dalam negeri. Salah satu tugas PR yang harus dikerjakan oleh sektor swasta di negara-negara berkembang adalah mempromosikan kepercayaan di kalangan konsumen domestik terhadap produk-produk buatan dalam negeri.

Perkembangan media PR di negara-negara berkembang:
1. Media pers
Meningkatnya popularitas pers atau surat kabar menunjukkan membaiknya kondisi dan kemakmuran penduduk, mengingat pembelian surat kabar selalu bersifat sukarela. Selain masalah kemampuan baca tulis penduduk di negara Dunia Ketiga, masalah utama lainnya yang dihadapi oleh sirkulasi media adalah kurangnya cetakan berita (seperti yang dialami oleh Ghana dan Zambia), kondisi ekonomi, masih banyaknya pengangguran, dan rendahnya dayabeli penduduk (seperti di India).

2. Radio
Di negara-negara berkembang ada dua macam radio yang sangat populer, yakni radio transistor dan radio ‘kotak’ atau radio redifusi. Pelaksanaan siaran radio harus memperhitungkan minat-minat khusus dan kepentingan khas dari para pendengarnya di daerah pedesaan. Mereka biasanya ingin mendengarkan ulasan atas hal-hal yang erat dengan kehidupan mereka sehari-sehari. Mereka kurang tertarik untuk mendengarkan berita-berita yang mereka anggap asing atau aneh.

3. Televisi
Di sejumlah negara berkembang, televisi masih menjadi media eksklusif bagi kaum elit karena keterbatasan stasiun pemancar mengharuskan pemiliknya untuk membeli alat penerima khusus yang harganya cukup mahal. Tetapi di beberapa negara, usaha penyewaan alat penerima ternyata cukup maju. Hambatan utama bagi berkembangnya media televisi adalah keterbatasan pasokan tenaga listrik, terutama sekali di daerah-daerah terpencil.

4. Bioskop
Ada dua macam bioskop yang populer di negara-negara berkembang, yakni bioskop statis (ditayangkan di dalam sebuah gedung tertutup) dan bioskop keliling. Bioskop keliling ini, sesuai dengan namanya, dibawa ke berbagai tempat dengan kendaraan tertentu hingga ke desa-desa terpencil.

5. Jurnal internal
Jurnal internal yang diterbitkan oleh perusahaan cukup populer di kebanyakan negara berkembang. Hanya saja, pihak perusahaan acapkali justru mengalami kesulitan menjadikan jurnal internal tersebut sebagai sarana komunikasi dengan para pegawainya sendiri, karena di antara mereka masih banyak yang buta huruf. Majalah dinding yang dipenuhi gambar-gambar nampaknya menjadi salah satu alternatif yang cukup tepat guna menghadapi masalah buta huruf. Jurnal internal dan jurnal eksternal juga bisa dipakai sebagai alat yang cukup ampuh untuk mendidik pasar.

6. Film-film Dokumenter dan Video
Mengingat biaya pembuatan film cukup mahal, maka video yang biaya produksinya lebih murah itu menjadi lebih populer, apalagi perangkat pendukungnya cukup mudah diperoleh.

7. Pameran
Penyelenggaraan pameran selalu disambut gembira oleh masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga, karena acara tersebut juga merupakan ajang hiburan bagi mereka. Di pameran itu, dapat bersifat statis dan dinamis. Pameran dinamis bisa diwujudkan berupa pertunjukkan keliling yang disertai dengan serangkaian demonstrasi, film atau video, serta atraksi musik atau tarian.

8. Media-media Tradisional
Media tradisional adalah digunakannya tokoh-tokoh terkemuka untuk menyebarkan suatu pesan tertentu ke masyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...