17/04/12

Sejarah Public Relations di Barat

Teknik-teknik public relations (PR) diterapkan oleh pemerintah di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, demikian juga di banyak negara berkembang dimana pemerintahnya merupakan pihak utama yang mengadakan berbagai inisiatif dalam mempengaruhi perubahan sosial.

Sejarah PR di negara Barat dan di negara berkembang akan diuraikan berdasarkan sejarah Humas dari buku Frank Jefkins berjudul “Public Relations”



Pada 1809, Departemen Keuangan Kerajaan Inggris menunjuk seorang juru bicara resmi.
Pada 1854, Dinas Pos Kerajaan Inggris, dalam salah satu laporan tahunannya, mengakui perlunya penjelasan secara luas atas pelayanan yang dilakukannya kepada masyarakat umum.
Pada 1912, Pemerintah inggris mulai menggunakan taktik PR yang lebih terarah dan rinci. Pada waktu itu, Llyod George yang menjabat sebagai Chancellor of the Exchequer (Bendahara Negara), mengorganisasikan sebuah tim tersendiri yang bertugas untuk memberi penjelasan perihal rancangan program pensiun bagi kaum lanjut usia yang pertama di dunia kepada masyarakat luas.

Setelah Perang Dunia I, pemerintah dari berbagai negara mulai memakai metode-metode PR dalam menjelaskan program kesehatan dan perumahan nasional kepada rakyatnya.

1926-1933, di Inggris berlangsung suatu upaya PR terpadu yang terbesar pada zamannya. Ketika itu, Sir Stephen Tallents, atas nama Dewan Pemasaran Kerajaan (Empire Marketing Board) telah mengeluarkan £1 juta untuk menjadikan buah-buahan serta berbagai macam produk Inggris lainnya lebih dikenal oleh rakyatnya sendiri. Usaha PR besar-besaran tersebut dilakukan melalui serangkaian film, poster-poster, dan pameran.

Pada 1948, Sir Stephen Tallents menjadi presiden yang pertama bagi sebuah lembaga formal pertama yang bertujuan mengembangkan bidang PR, yakni Institute of Public Relations (IPR). Namanya lantas diabadikan menjadi suatu tanda penghargaan tahunan (Sir Stephen Tallents Medal) yang disampaikan secara langsung oleh presiden IPR kepada tokoh-tokoh tertentu yang dinilai berjasa dalam bidang PR.

Tahun 1948 memang merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi masyarakat PR Inggris dan Amerika Serikat. Pada tahun itu terbentuklah Institute of Public Relations di Inggris serta Public Relations Society of America di Amerika Serikat.

Public Relations Society of America adalah salah satu biro konsultan PR yang pertama di Amerika Serikat yang dibentuk seorang jurnalis bernama Ivy Ledbetter Lee. Ia pernah menangani PR perusahaan industri batubara dan perusahan kereta api - Pennsylvania Railroad. Pada 1914, ia menjadi salah seorang penasehat utama raja minyak Amerika, John D. Rockefeller.

Pekerjaan PR di masa itu benar-benar berat. Ivy selalu dituntut untuk memastikan adanya peliputan pers yang adil atas sepak terjang perusahaan batubara dan kereta api dimana ia bekerja, terutama sekali pada saat-saat krisis. Ia melakukannya dengan menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antara perusahan dengan pihak luar, terutama kalangan media massa. Ivy begitu tekun mengerjakan segala pekerjaannya, bahkan ia lebih jauh merintis perumusan prinsip-prinsip dasar untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dengan lembaga pers.

Pada 1906, Ivy menyampaikan kumpulan prinsip-prinsip pokok itu. Ia berjanji akan “menyediakan berbagai macam informasi yang cepat dan akurat, khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut kepentingan-kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh segenap lapisan masyarakat”.

Fungsi PR pada lembaga pemerintahan memang sudah berlangsung di Inggris sejak 200 tahun sebelumnya. Akan tetapi pelaksanaan fungsi-fungsi PR oleh kalangan swasta serta tumbuhnya bisnis konsultasi PR, harus diakui lebih dulu berkembang di Amerika Serikat.

Terjadinya Perang Dunia II membuat perkembangan PR di Inggris sedikit tersendat. Dunia usaha dan perdagangan memjadi lumpuh, diberlakukan penjatahan bahan pokok. Banyak ahli periklanan dan perintis praktisi PR yang direkrut oleh pemerintah untuk menjalankan berbagai fungsi propaganda perang.

Penghujung 1940-an, para praktisi PR baru dapat kembali mengurus bidang konsultasi PR.

Meskipun demikian, pada periode antara PD I dan II (1920-an - 1930-an), kegiatan-kegiatan PR internal di lingkungan bisnis tetap berjalan. Sebagian dari sekian banyak macam fungsi PR yang baru berkembang itu disebut “advertorial”. Produk-produk konsumsi baru, seperti mobil dan radio, bermunculan dengan derasnya dan menjadi populer dalam waktu yang relatif singkat. Periklanan memegang peranan penting dalam memperkenalkan dan mempopulerkan produk-produk tersebut kepada masyarakat.

Sejalan dengan hal itu, teknik-teknik PR juga berkembang pesat serta melahirkan berbagai macam bentuk perangkat PR yang baru, seperti jurnal internal, presentasi slide, film dokumenter, dan juru bicara keliling (travelling lecturers). Seiring dengan kemajuan-kemajuan PR selama 200 tahun terakhir ini, berkembang pula sejumlah wahana dan alat komunikasi modern. Selama periode yang cukup panjang tersebut, pers; media cetak dan radio, dan bioskop memainkan peranan yang sangat besar sebelum munculnya alat-alat komunikasi dan informasi yang lebih baru serta lebih canggih seperti televisi, video dan satelit. Perkembangan penting lain yang turut menyertainya adalah semakin majunya tingkat pendidikan dan tingkat melek huruf di kalangan masyarakat luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Definisi Public Relations

Public relations (PR) yang diterjemahkan bebas menjadi hubungan masyarakat (Humas), terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara...